Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Petani Dalam Menggunakan Benih Hibrida Pada Usahatani Jagung (Studi Kasus Di Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang)
Main Author: | Apriliana, MyristicaAyu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130956/ |
Daftar Isi:
- Jagung merupakan salah satu tanaman pangan kedua setelah padi yang digunakan sebagai bahan pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Kebutuhan jagung di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional dengan cara menerapkan inovasi teknologi melalui penggunaan benih hibrida. Salah satu daerah penghasil jagung yang menggunakan benih hibrida adalah Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak. Saat ini penggunaan benih hibrida di Desa Patokpicis hanya dilakukan oleh sebagian petani, sedangkan petani lainnya memilih untuk menggunakan benih non hibrida. Hal ini dikarenakan biaya produksi yang dikeluarkan untuk usahatani jagung hibrida lebih tinggi dibandingkan non hibrida. Keputusan yang diambil petani mengakibatkan adanya kecenderungan perbedaan pendapatan antara petani yang menggunakan benih hibrida dan benih non hibrida pada usahatani jagung di Desa Patokpicis. Petani yang menggunakan benih hibrida memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan petani non hibrida. Sehingga dirasa perlu diadakan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam menggunakan benih hibrida pada usahatani jagung di desa Patokpicis agar diperoleh masukan dalam upaya peningkatan pendapatan petani jagung. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Sejauh mana keputusan petani menggunakan benih hibrida berpengaruh pada pendapatan usahatani jagung”. Rumusan masalah tersebut secara rinci dijabarkan sebagai berikut: (1) bagaimana tingkat pendapatan usahatani jagung di daerah penelitian?, (2) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani untuk menggunakan benih hibrida pada usahatani jagung di daerah penelitian?, dan (3) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung di daerah penelitian? Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis pendapatan petani jagung yang menggunakan benih hibrida dan petani jagung yang tidak menggunakan, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam menggunakan benih hibrida pada usahatani jagung, dan (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung. Pada penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: (1) pendapatan usahatani jagung hibrida lebih tinggi dibandingkan pendapatan usahatani jagung non hibrida, (2) tingkat pendidikan, pengalaman usahatani, luas kepemilikan lahan, pendapatan, kebutuhan pupuk, dan keikutsertaan kelompok tani berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan petani untuk menggunakan benih hibrida pada usahatani jagung. Sedangkan umur petani berpengaruh negatif terhadap pengambilan keputusan petani untuk ii menggunakan benih hibrida pada usahatani jagung, dan (3) hasil produksi dan jenis benih yang digunakan (benih jagung hibrida dan benih jagung non hibrida) berpengaruh positif terhadap pendapatan usahatani jagung. Sedangkan biaya benih, biaya pupuk, dan biaya tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pendapatan usahatani jagung. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu di Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Penentuan sample dilakukan dengan metode sensus, dimana populasi petani sebanyak 48 dijadikan sebagai responden. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan usahatani untuk menjawab tujuan (1), analisis regresi logistik untuk menjawab tujuan (2), dan analisis regresi fungsi pendapatan untuk menjawab tujuan (3). Hasil yang diperoleh yaitu: (1) Rata-rata pendapatan usahatani jagung hibrida lebih tinggi dibandingkan rata-rata pendapatan usahatani jagung non hibrida, yaitu masing-masing sebesar Rp. 2.941.362,97/Ha dan Rp. 1.255.179,45/Ha yang dibuktikan dengan nilai t hitung > t tabel yaitu sebesar 5,190 > 2,410 pada taraf signifikansi α = 0,01. (2) Faktor-faktor yang berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan petani untuk menggunakan benih hibrida adalah variabel pendapatan dan kebutuhan pupuk. Artinya bahwa semakin tinggi pendapatan usahatani dan jumlah kebutuhan pupuk akan semakin tinggi kecenderungan petani untuk memutuskan menggunakan benih jagung hibrida. Sedangkan variabel keikutsertaan kelompok tani berpengaruh negatif. Artinya petani yang mengikuti kelompok tani cenderung menggunakan jagung non hibrida. Hasil analisis variabel umur petani, lama pendidikan, pengalaman usahatani, dan luas lahan tidak dapat menunjukkan pengaruhnya terhadap keputusan petani untuk menggunakan benih hibrida karena data yang diperoleh kurang bervariasi. (3) Hasil produksi, biaya benih, dan penggunaan benih hibrida berpengaruh positif terhadap pendapatan usahatani jagung di daerah penelitian. Artinya semakin tinggi penggunaan variabel-variabel tersebut, semakin tinggi pendapatan yang diterima petani di daerah penelitian. Sedangkan biaya pupuk dan tenaga kerja berpengaruh negatif. Artinya apabila terdapat penambahan biaya pupuk dan tenaga kerja, maka dapat menurunkan pendapatan petani jagung di daerah penelitian. Upaya peningkatan pendapatan usahatani jagung dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi yang lebih intensif melalui kegiatan penyuluhan dan menambah subsidi benih hibrida baik kuantitas dan kualitasnya. Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan, disarankan agar penggunaan benih hibrida ditingkatkan. Sedangkan penggunaan pupuk dan tenaga kerja harus dilakukan perhitungan yang teliti karena peningkatan biayanya sudah menurunkan tingkat pendapatan. Perlu penelitian lebih lanjut terkait dengan variabel-variabel yang tidak dapat menunjukkan pengaruhnya terhadap keputusan petani dalam menggunakan benih jagung hibrida dalam analisis pada penelitian ini, yaitu meliputi umur petani, tingkat pendidikan, pengalaman usahatani, dan luas lahan.