Pengaruh Bahan Pembenah Tanah Terhadap Retensi Air Tanah Dan Pertumbuhan Tebu (Saccharum Officinarum L.) Pada Humic Fragiudepts Di Pabrik Gula Kebon Agung, Malang

Main Author: Naufal, Muhammad
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130953/
Daftar Isi:
  • Lahan kering memegang peranan penting dalam kegiatan produksi gula di indonesia, terdapat 75% lahan budidaya yang termasuk lahan kering dari kurang lebih 450.000 ha luasan kebun tebu di Indonesia. Kegiatan budidaya tanaman di lahan kering ditekankan pada konservasi dan pemakaian air yang tersimpan dalam tanah. Kekurangan air pada saat awal pertumbuhan akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan proses pembentukan gula. Penurunan hasil tebu akibat cekaman dapat mencapai 8% jika terjadi pada fase 1 dan 15% jika terjadi pada fase 2. Hasil gula akan menurun 12% jika cekaman terjadi pada fase 1 dan 19% jika terjadi pada fase 2 yang terjadi pada 3 bulan awal pertumbuhan. Di lain pihak, Abu ketel dan Blotong yang merupakan produk sampingan dari proses produksi gula tersedia secara melimpah. Potensi pengembangannya sebagai bahan pembenah tanah terlihat dari kandungan C-Organik (4,96 – 36%) dan KTK-nya (24,5 - 34,1me/100g) yang cenderung tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menguji pengaruh Abu Ketel, Blotong dan Kompos Blotong dalam perbaikan retensi air tanah serta pertumbuhan Tebu pada Humic fragiudepts di Pabrik Gula Kebon Agung, Malang. Penelitian dilakukan di lahan perkebunan milik Pabrik Gula Kebon Agung Malang yang terletak di Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang dan menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan pada 4 kali ulangan pada unit indikator tanaman tebu varietas PSJK 922 yang dilaksanakan bulan Oktober 2014 – Juni 2015. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Fisika dan Kimia Tanah Jurusan Ilmu Tanah Universitas Brawijaya Malang. Perlakuan terdiri dari kombinasi beberapa bahan pembenah tanah dengan beberapa dosis, yaitu P0 = kontrol, P1= Abu Ketel 60 t.ha-1, P2 = Kompos 3 t.ha-1, P3 = Blotong 60 t.ha-1, P4 = Abu Ketel 30 t.ha-1 + Blotong 30 t.ha-1, P5 = Abu Ketel 15 t.ha-1 + Blotong 45 t.ha-1 dan P6 = Abu Ketel 30 t.ha-1 + Blotong 30 t.ha-1 + Pupuk Hayati 80 l.ha-1. Variabel yang diamati meliputi: sifat fisika tanah (berat isi, berat jenis, retensi air, pori total, distribusi pori dan permeabilitas) dan sifat kimia tanah (C-organik dan KTK) pada umur 0,1,2,3,8, 16 MST; pertumbuhan tanaman tebu yang meliputi tinggi dan jumlah tunas tanaman (4, 8, 12, 16, 20 MST). Hasil penelitian menunjukkan pemberian bahan pembenah tanah (Abu Ketel, Blotong dan Kompos) mampu memperbaiki secara nyata retensi air tanah (dari nilai analisis awal 33,62% menjadi 53.11% pada perlakuan abu ketel 60 ton Ha-1 (P1)), menurunkan nilai rerata pori drainase dan laju permeabilitas. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap nilai C-Organik, KTK, Pori Air Tersedia dan Pori Titik layu pernmanen. Pemberian bahan pembenah tanah (Abu Ketel, Blotong dan Kompos) mampu meningkatkan tinggi tanaman secara nyata (hingga mencapai 293,87 cm pada 20 MST), tetapi tidak secara nyata pada penambahan rerata jumlah tunas tanaman tebu.