Daftar Isi:
  • Batu bara merupakan salah satu bahan bakar fosil non-minyak yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan, batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen ( World Coal Institute, 2009) . Akan tetapi pamanfaatan batu bara masih menghasilkan limbah yang masih harus ditangani, seperti abu ketel. Dalam industri gula juga terdapat abu ketel ( boiler ash atau Bagasse ash ) yang dihasilkan menggunakan ampas tebu (bagasse) sebagai bahan bakarnya (Souza et al., 2011). Abu ketel di PG Bone dapat dikatakan belum dimanfaatkan , sehingga terjadi penumpukan limbah. Berdasarkan analisis dasar abu ketel PG Bone memiliki pH 7,25, kandungan N 0,66%, P 2 O 5 5,32%, dan K 2 O 4,36%. Oleh karena itu dilakukan p enelitian yang khusus dengan tujuan untuk mempelajari dan mengetahui kemungkinan penggunaan abu ketel sebagai bahan pembenah tanah. Tujuan Penelitian: 1) Mengatahui kemampuan aplikasi bahan organik pembenah tanah terhadap sifat kimia tanah; 2) Mengetahui pengaruh aplikasi bahan organik pembenah tanah terhadap pertumbuhan tanaman tebu; 3) Mengatahui Efisiensi aplikasi bahan organik pembenah tanah terhadap produksi. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan PT Perkebunan Nusantara X (Persero) PG Bone, Sulawesi Selatan. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Kimia tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang (0 dan 9 BST) dan Universitas Tadulako , Palu (3 dan 6 BST). Analisis abu ketel dan kompos di Laboratorium Kimia tanah Universitas Hasanuddin, Makassar serta Analisis rendemen dan taksasi produksi di Laboratorium PG. Bone dan Caming . Penelitian di laksanakan pada bulan Maret 2013 sampai dengan Januari 2014 . Variabel pengamatan meliputi N , P , K , pH , C-organik, dan KTK tanah, pengukuran tinggi, jumlah anakan , diameter batang, rendemen, dan produksi tebu serta analisis ekonomi. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) , 6 perlakuan P