Pengaruh Dosis Unsur Anorganik Dan Kompos Azolla Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Baby Corn (Zea Mays Saccharata)
Main Author: | Garfansa, MarchelPutra |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130921/ |
Daftar Isi:
- Di Indonesia saat ini terdapat banyak tempat yang kandungan organiknya sudah pada tingkat rawan, sekitar 60% areal sawah di Jawa kandungan bahan organik telah kurang dari 1%. Hal ini disebabkan akibat penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan yang akan berdampak pada penyusutan kandungan bahan organik tanah. Bahan Organik merupakan salah satu konstituen tanah yang sangat penting untuk menjaga agar fungsi tanah dalam mendukung pertumbuhan tanaman tetap optimal. Disamping itu bahan organik berfungsi sebagai sumber energy bagi mikroorganisme tanah yang membantu dalam pelepasan unsur hara dalam tanah. Kekurangan unsur pada tanaman dapat menghambat pertumbuhan sehingga tidak jarang jika petani pada umumnya menggunakan pupuk anorganik secara berlebih untuk mendapatkan produktivitas secara maksimal. Pengaplikasian pupuk anorganik dengan jumlah berlebih mengakibatkan menurunnya kesuburan tanah dan polusi lingkungan. Tanaman baby corn membutuhkan unsur hara NPK dalam pertumbuhannya. Agar kebutuhan unsur hara tersebut terpenuhi serta dapat menyuburkan tanah tanpa menurunkan produktifitas baby corn, maka diperlukan pemupukan yang berimbang dengan memadukan pupuk anorganik dengan pupuk organik. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kompos azolla. Pemberian pupuk kompos azolla sangat berperan dalam perbaikan dan peningkatan kesuburan tanah sehingga diharapkan pemberian dosis pupuk anorganik dan kompos azolla yang tepat akan menghasilkan produksi baby corn secara maksimal tanpa merusak lahan akibat terjadinya degradasi serta pencucian unsur hara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pemberian unsur NPK anorganik dan kompos azolla terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Baby corn (Zea mays sachharata). Hipotesis dalam penelitian ini ialah semakin tinggi pemberian kompos azolla dapat mengurangi kebutuhan pada pemberian pupuk anorganik. Penelitian dilakukan di lahan desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Batu. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2015 hingga Juli 2015. Bahan yang digunakan ialah benih jagung manis varietas talenta, pupuk Urea, SP-36, KCL dan pupuk kompos azolla sesuai perlakuan, herbisida Roundup. Metode yang digunakan ialah metode RAK Faktorial. Terdapat 12 kombinasi perlakuan yang diulang 3 kali sehingga diperoleh 36 petak percobaan. Perlakuan-perlakuan tersebut terdiri dari : Tanpa azolla (K0), azolla 6 ton ha-1(K1), azolla 12 ton ha-1(K2), azolla 18 ton ha-1(K3). Dosis pupuk anorganik 100% NPK (P0), dosis 75% NPK (P1), dan dosis 50% NPK (P2). Pengamatan pertumbuhan dilakukan secara destruktif yang dilakukan 3 kali pada tanaman berumur 14, 28, dan 42 hst dengan mengamati 2 individu tanaman tiap petak penelitian. Pengamatan pertumbuhan meliputi : indeks luas daun, laju pertumbuhan tanaman (CGR) dan wakru muncul tassel. Pengamatan hasil meliputi bobot berat tongkol klobot dan tanpa klobot, panjang vi tongkol dan diameter tongkol tanpa klobot serta hasil ton per hektar dari tongkol tanpa klobot yang telah di konversikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks luas daun yang dihasilkan pada perlakuan pemberian dosis pupuk NPK 50% atau 75% yang dikombinasikan dengan perlakuan berbagai dosis kompos azolla (6, 12, 18 ton h-1) setara dengan pemberian dosis 100% NPK anorganik. Pemberian dosis 50% pupuk NPK anorganik merupakan dosis rekomendasi bagi petani dalam memenuhi kebutuhan unsur hara pada budidaya baby corn, hal ini dapat dilihat dari hasil bobot tongkol tanpa klobot yang menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda pada perlakuan lainnya. Tidak terjadinya pengaruh perlakuan pada variabel hasil disebabkan kandungan C/N pada pupuk kompos yang masih tinggi serta kondisi lahan yang cukup subur.