Estimasi Potensi Kekeringan Lahan Sawah Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kabupaten Bojonegoro

Main Author: Fitriasari, Caesara
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130912/
Daftar Isi:
  • Air merupakan salah satu komponen sangat penting yang dibutuhkan tanaman untuk hidupnya. Jumlah air dalam tanah sangat dipengaruhi oleh besarnya curah hujan, sifat tanah, jenis penggunaan lahan dan tutupan lahannya. Perubahan iklim global yang terjadi pada akhir – akhir ini mempengaruhi ketersediaan air di alam. Akibatnya banyak daerah yang mengalami kekeringan yang terjadi berkepanjangan. Analisis kekeringan ini dapat dilakukan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan remote sensing. Ada banyak metode yang telah dikembangakan. Tujuan dari penelitian adalah mengidentifikasi secara spasial potensi kekeringan pada lahan sawah bedasarkan indeks kecerahan, kebasahan dan vegetasi serta kelengasan tanah dan mengetahui luasan lahan sawah yang berpotensi mengalami kekeringan beserta persebarannya. Manfaat dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mengestimasi wilayah yang berpotensi kekeringan serta menyediakan informasi untuk mitigasi bencana dan upaya pengembangan pertanian. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur. Analisa kadar air tanah dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2014. Jumlah titik pengamatan sebanyak 47 titik untuk pengambilan contoh tanah. Analisis kekeringan dilakukan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh. Bahan yang dianalisis berupa Citra Satelit Landsat 8 LDCM OLI/TIRS. Analisis kekeringan dilakukan dengan menggunakan indeks kebasahan (Wetness Index), NDVI (Normalize Difference Vegetation Index/ indeks kehijauan), dan VHI (Vetetation Health Index). Hasil dari analisis kekeringan menggunakan indeks tersebut kemudian dikorelasikan dengan hasil analisis kadar air tanah dari lapangan. Analisis korelasi dilakukan mencari model terbaik untuk mengestimasi kekeringan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa algoritma TCT mempunyai nilai korelasi yang kuat dengan kadar air tanah dengan nilai korelasi - 0.644. sedangkan untuk algoritma VHI mempunyai nilai korelasi yang cukup kuat dengan kadara iar tanah dengan nilai korelasi 0, 417. Model estimasi untuk kekeringan yang terbaik adalah TCT dengan nilai persamaan y = 4,56 – 0,178x dengan nilai R2 = 0,415. Untuk daerah dengan potensi kekeringan tertinggi terdapat di Kecamatan Ngasem dan Kecamatan Sekar dengan luas mencapai 78043 sampai dengan 114.956 ha. Untuk lahan sawah yang memiliki potensi kekeringan tertinggi terdapat di Kecamatan Ngasem dengan luas 32.968,61 ha.