Pengendalian Persediaan Produksi Benih Buncis Di Cv. Asi, Kabupaten Kediri, Jawa Timur
Main Author: | Ridho, Akhmad Taufik |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13091/1/Akhmad%20Taufik%20Ridho.pdf http://repository.ub.ac.id/13091/ |
Daftar Isi:
- Disetiap perusahaan, persediaan memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya efektifitas dalam kegiatan produksi untuk meciptakan biaya persediaan produk yang efisien dalam mencapai keuntungan yang optimal. Akibat adanya kelebihan produksi menimbulkan permasalahan pada gudang penyimpanan hasil panen yang memiliki kapasitas yang tidak sesuai dengan panen benih buncis yang dihasilkan. Salah satu perusahaan penyedia benih CV. ASI memiliki permasalahan kelebihan produksi benih buncis yang menyebabkan adanya penumpukan pada gudang. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan pelaksanaan manajemen persediaan benih buncis pada CV. ASI 2) Menganalisis pengendalian persediaan yang optimal produk benih buncis pada CV. ASI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penentuan sampel pada penelitian ini dengan cara purposive sampling. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 4 orang yaitu manajer produksi, manajer processing, staff marketing, manajer quality control. Pengendalian persediaan produksi dapat dilakukan dengan menggunakan model economic production quantity (EPQ). Metode tersebut digunakan untuk menentukan kebijakan jumlah produksi yang optimum, sehingga apabila produksi telah dikendalikan maka persediaan benih akan lebih baik. Pengendalian persediaan yang diteliti pada penelitian ini adalah persediaan benih buncis pada CV. ASI dikarenakan produksi benih pada CV. ASI masih mengalami over production selama beberapa tahun terakhir perusahaan melakukan proses produksi. Pelaksaan persediaan benih buncis yang diterapkan perusahaan dan analisis pengendalian menggunakan metode EPQ yang terdiri dari kuantitas produksi optimal, reorder point, persediaan maksimal, total costs, dan biaya total persediaan minimum. Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode EPQ tingkat produksi ekonomis yang harus dilakukan oleh CV. ASI untuk meminimalisir biaya persediaan yaitu sebesar 14.822 Kg setiap kali produksi dimana frekuensi produksi sebanyak 1,4 kali. Sehingga secara total produksi berdasarkan metode EPQ sebesar 20.751 kg. Secara total produksi hasil tersebut lebih rendah dibandingkan produksi yang dilakukan perusahaan sebesar 22.000 kg. Persediaan maksimal yang tersedia pada gudang yaitu sebanyak 1078 kg. Hasil perhitungan metode EPQ didapatkan dari total biaya persediaan minimal pada kondisi persediaan benih buncis pada tingkat kuantitas ekonomis sebesar Rp 37.170,-. Sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih besar dibandingkan dengan EPQ dengan total biaya persediaan minimal sebesar Rp. 77.075