Analisis Efisiensi Teknis Dan Pendapatan Usahatani Tebu Bibit Budchip Pada Petani Kemitraan Pg. Krebet Baru Malang
Main Author: | Wirda, Navisa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 1900
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130906/ |
Daftar Isi:
- Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor pertanian tercermin lewat kontribusinya dalam pembentukan PDB Nasional pada tahun 2013, yaitu sebesar 15,1% (BPS, 2014). Salah satu komoditas utama dalam sektor pertanian khususnya sub sektor perkebunan adalah tebu. Sebagai produk olahan tebu, gula merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dan sumber kalori yang relatif murah. Indonesia memiliki luas areal mencapai 460.496 ha dengan hasil produksi tebu 35,4 juta ton, produktivitas 76,80 ton/ha, rendemen 7,20% dan hasil produksi gula sebanyak 2,39 juta ton, sedangkan kebutuhan gula dalam negeri sebanyak 2,7 juta ton pada tahun 2013 (Ditjenbun, 2012 dan DGI, 2013 dalam Wardini, 2013). Hal ini menggambarkan bahwa produksi gula dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan area perkebunan tebu terluas pada tahun 2013 yaitu 214.872 ha, dengan hasil produksi tebu sebesar 17,54 juta ton (Disbun, 2014). Salah satu wilayah di Jawa Timur yang turut berkontribusi dalam produksi tebu adalah Kabupaten Malang yang memiliki luas lahan produksi komoditas tebu terluas yaitu 41.245 ha, dengan hasil produksi tebu sebesar 3,1 juta ton dalam angka 2013 (BPS, 2013 dalam BKPM, 2013). Hasil produksi tebu yang di hasilkan Kabupaten Malang diperoleh dari berbagai Kecamatan yang akan diolah menjadi gula oleh dua Pabrik Gula di Kabupaten Malang. Salah satunya adalah PG. Krebet Baru yang memiliki kemitraan dengan petani tebu dari 17 Kecamatan di Kabupaten Malang. Pada tahun 2013, PG. Krebet Baru memiliki kapasitas produksi sebesar 12.000 TCD (Ton Cane per Day) yang dapat diperoleh dari hasil produksi tebu sebesar 1,8-1,9 juta ton tebu dengan luas lahan sebesar 21.000 Ha. Pada tahun 2017, PG. Krebet Baru akan meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 15.000 TCD, sehingga diperlukan peningkatan hasil produksi sebesar 2,4 juta ton tebu dan luas lahan sebesar 24.000 Ha. Realisasi dalam peningkatan luas lahan tebu sebesar 3.000 Ha akan sulit untuk dilakukan karena pertambahan lahan tebu hanya mampu 100 Ha per tahun (PT Rajawali Nusantara Indonesia, 2014). Pada prinsipnya, peningkatan produksi tebu dapat dilaksanakan dengan peningkatan areal dan produktivitas tebu per hektar, namun peningkatan areal sulit untuk dilakukan sehingga ditekankan dalam peningkatan produktivitas. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam peningkatan produktivitas tebu adalah pemilihan bibit tebu. Bibit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam budidaya tebu (Putri et al., 2013 dalam Rokhman et al., 2014). Bibit budchip adalah bibit yang berasal dari satu mata tunas tumbuh yang dapat meningkatkan produktivitas tebu karena dapat menghasilkan jumlah anakan per tanaman yang lebih banyak yaitu 10-20 anakan. Usahatani tebu pada petani kemitraan PG. Krebet Baru menggunakan dua macam bibit yaitu bibit bagal dan bibit budchip. Pengaplikasian bibit budchip vi dimulai pada tahun 2013 dengan hasil produksi pada tahun 2014 yaitu sebesar 1,78 juta ton dengan produktivitas sebesar 89 ton/ha. Hasil produktivitas tersebut masih rendah dibandingkan dengan potensi rata-rata produktivitas tebu nasional mencapai 120 ton/ha (Puslitbangbun, 2013). Rendahnya produktivitas tersebut menjadi alasan penting untuk dilakukannya penelitian terhadap usahatani tebu bibit budchip pada petani kemitraan PG. Krebet Baru Malang. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi, menganalisis efisiensi teknis, dan menganalisis pendapatannya. Metode penentuan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Malang merupakan wilayah yang berpotensi tinggi terhadap komoditas tebu di Jawa Timur. PG. Krebet Baru merupakan salah satu pabrik gula yang mengolah hasil produksi tebu di Kabupaten Malang. Penentuan responden menggunakan metode sensus melalui data sekunder dengan total populasi petani tebu kemitraan PG Krebet Baru sebanyak 37 petani. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis regresi dengan fungsi produksi Cobb-Douglas, analisis efisiensi teknis dengan DEA (Data Envelopment Analysis) dan analisis pendapatan usahatani. Faktor produksi yang digunakan dalam usahatani tebu bibit budchip adalah bibit, luas lahan, pupuk Za, pupuk Phonska, pupuk Organik dan tenaga kerja. Faktor produksi yang berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 99% adalah bibit, pada taraf 95% adalah luas lahan, pupuk Phonska, pupuk Organik dan tenaga kerja serta pada taraf 90% adalah pupuk Za. Faktor produksi bibit, luas lahan, pupuk Za, pupuk Organik dan tenaga kerja memiliki pengaruh positif yang artinya setiap penambahan faktor produksi tersebut sebanyak 1% akan menyebabkan penambahan produksi sebanyak nilai koefisiennya. Nilai koefisien bibit sebesar 0,534, nilai koefisien luas lahan sebesar 0,408, nilai koefisien pupuk Za sebesar 0,357, nilai koefisien pupuk Organik sebesar 0,254 dan nilai koefisien tenaga kerja sebesar 0,368. Sedangkan pupuk Phonska memiliki pengaruh negatif yang artinya setiap penambahan faktor produksi tersebut sebesar 1% akan mengurangi produksi sebesar nilai koefisiensinya yaitu nilai koefisien pupuk Phonska sebesar -0,416. Efisiensi teknis yang telah dianalisis menggunakan Data Envelopment Analysis menunjukkan bahwa usahatani tebu bibit budchip belum mencapai tingkat full-efisien secara teknis, karena dari 37 responden masih terdapat 56,76% petani yang tidak efisien dan 43,24% petani yang telah efisien. Dari 37 responden, terdapat 43,24% responden yang beroperasi pada skala CRS, 43,24% responden pada skala IRS dan sisanya 13,52% responden pada skala DRS. Hasil analisis pendapatan dengan 37 petani diperoleh total biaya rata-rata per hektar didaerah penelitian adalah Rp. 39.915.954 dan penerimaan rata-rata per hektar didaerah penelitian adalah Rp. 75.668.231, sehingga diperoleh besar pendapatan rata-rata petani tebu per hektar didaerah penelitian adalah Rp. 35.752.277.