Keanekaragaman Jamur Endofit Pada Buah Kakao Setelah Aplikasi Fungisida (B.A Benalaxyl 8% Dan Mancozeb 65%) Serta Potensinya Sebagai Antagonis Terhadap Phytophthora Palmivora Butl. (Peronosporales

Main Author: Pramadhani, FebriMukti
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130903/
Daftar Isi:
  • Phytophthora palmivora merupakan salah satu jenis jamur yang memiliki tingkat keganasan tinggi dalam merusak tanaman kakao. Jamur ini bersifat saprofit fakultatif. Penyakit busuk buah merupakan penyakit penting yang dapat menyebabkan buah kakao menjadi busuk dan menyebabkan kerugian karena dapat menurunkan produksi (Sriwati dan Rizky, 2012). Besar kerugian akibat penyakit ini mencapai 20-30% dan tingkat kematian tanaman mencapai 10% per tahun (ICCO, 2015). Serangan penyakit ini mampu menurunkan produksi kakao hingga 44% (Rubiyo dan Amaria, 2013). Pada umumnya pengendalian yang telah dilakukan untuk mengendalikan penyakit busuk buah adalah dengan pengaplikasian fungisida. Pengendalian dengan menggunakan fungisida sintetik relatif lebih mahal dan berpeluang mengganggu lingkungan (Wilia et al., 2011). Dengan adanya peluang untuk mengganggu keseimbangan lingkungan, maka perlu adanya pengendalian yang ramah lingkungan seperti pengendalian hayati. Pengendalian hayati saat ini banyak dikembangkan, salah satu pengendalian hayati adalah dengan memanfaatkan jamur endofit (Wilia et al., 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jamur endofit pada buah kakao hasil efikasi fungisida dengan bahan aktif Benalaxyl 8% dan Mancozeb 65% serta potensinya sebagai antagonis dalam menghambat pertumbuhan P. palmivora penyebab busuk buah. Pada penelitian ini, dilakukan eksplorasi jamur endofit dari buah kakao untuk didapatkan jamur endofit yang memiliki kemampuan antagonis terhadap P. palmivora. Untuk mengetahui potensi antagonis jamur endofit yang didapatkan dari hasil eksplorasi, maka dilakukan uji antagonis secara in-vitro dengan menggunakan metode oposisi langsung pada cawan Petri yang berukuran 9 cm yang berisi media PDA. Jamur endofit dan jamur P. palmivora ditanam secara bersamaan dengan jarak masing-masing 3 cm dari tepi cawan Petri. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pengaplikasian fungisida khususnya dengan bahan aktif benalaxyl dan mancozeb secara teru-menerus mampu menurunkan keanekaragaman jamur endofit. Jamur endofit yang didapatkan dari buah kakao hasil efikasi fungisida telah ditemukan 39 isolat jamur endofit, yaitu 19 isolat jamur didapatkan satu hari sebelum dilakukan aplikasi fungisida, 11 isolat jamur didapatkan pada saat 21 hari setelah aplikasi fungisida dan 9 isolat jamur didapatkan pada 42 hari setelah aplikasi fungisida pada tanaman kakao. Terdapat 8 genus jamur endofit yang teridentifikasi. Genus jamur iv endofit yang teridentifikasi antara lain Aspergillus, Cephalosporium, Trichoderma, Chaetomium, Cylindrocladium, Diplodia, Rhizoctonia dan Mortierella. Berdasarkan hasil uji antagonis, menunjukkan bahwa tiga puluh sembilan isolat jamur endofit yang ditemukan dari buah kakao memiliki perbedaan daya hambat dalam menekan pertumbuhan koloni jamur P. palmivora. Nilai persentase hambatan dari 39 jamur endofit yang diujikan berkisar antara 2,38% sampai dengan 77,78%. Terdapat 17 jamur endofit, yaitu Aspergillus sp.1, Trichoderma sp.1, Trichoderma sp.2, Trichoderma sp.3, Trichoderma sp.4, Aspergillus sp.5, Trichoderma sp.5, Trichoderma sp.6, Cylindrocladium sp.2, Diplodia sp.1, Isolat EK 6, Diplodia sp.3, Isolat EK 7, Isolat EK 8, Isolat EK 9, Isolat EK 10 dan Isolat EK 11 yang mampu menekan pertumbuhan P. palmivora lebih dari 50% secara in-vitro. Persentase daya hambat yang ditunjukkan oleh ke tujuh belas jamur tersebut pada hari ke 7 hari setelah perlakuan (hsp) secara berturut-turut adalah 54,43%, 58,89%, 67,78%, 77,78%, 61,11%, 54,17%, 55,56%, 55,56%, 55,25%, 67,56%, 57,78%, 52,22%, 52,59%, 52,22%, 65,56%, 62,22% dan 53,33%. Sedangkan 22 jamur endofit yang lain memiliki daya hambat kurang dari 50%. Meskipun demikian, 22 isolat jamur endofit tersebut mampu menghambat pertumbuhan patogen P. palmivora. Jamur yang memiliki nilai penghambatan tertinggi adalah jamur Trichoderma sp.3 yaitu 77,78%. Dan nilai hambatan terendah ditunjukkan oleh jamur Aspergillus sp.4 yaitu 17,41%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa jamur endofit yang dapat digunakan sebagai pengendalian hayati yang berpotensi untuk mengendalikan jamur P. palmivora penyebab penyakit busuk buah adalah jamur Trichoderma sp.3 karena kemampuan antagonisnya dalam menekan pertumbuhan P. palmivora penyebab penyakit busuk buah pada kakao.