Uji Keseragaman Galur Dan Kekerabatan Antar Galur Kacang Bogor (Vigna Subterranea (L.) Verdc.) Hasil Single Seed Descent Kedua
Daftar Isi:
- Kacang bogor (Vigna subterranea (L.) Verdc.) merupakan tanaman yang memiliki banyak keunggulan. Kacang bogor mudah dibudidayakan karena toleran terhadap keterbatasan air dan unsure hara. Kacang bogor juga mengandung nutrisi cukup lengkap seperti halnya protein, karbohidrat, lemak, antosianin dan flavonoid sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Namun demikian manfaat dari kacang bogor tidak didukung secara optimal, sehingga produksinya terbatas. Pemuliaan kacang bogor juga belum banyak dilakukan sehingga belum ada varietas yang dilepas. Koleksi galur lokal dan pemurnian adalah langkah yang dapat dilakukan. Akan tetapi penyeragaman galur lokal dihadapkan pada permasalahan keragaman karakter polong pada setiap tanaman. Single seed descent dinilai menjadi cara yang tepat dalam upaya ini. Melalui penurunan satu benih dari tanaman yang paling seragam, potensi mendapatkan tanaman yang lebih seragam akan semakin besar sehingga keseragaman akan lebih cepat dicapai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keseragaman karakter dan kekerabatan antar galur pada 20 galur kacang bogor hasil hasil single seed descent kedua. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat keseragaman yang baik pada setiap galur hasil single seed descent kedua dan terdapat kekerabatan yang dekat pada beberapa galur yang diuji. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga Juli 2015 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang terletak di desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor, sprayer, penggaris, timbangan, kamera, Color Chart dan software MVSP 3.22. Bahan yang digunakan adalah 20 galur tanaman kacang bogor hasil koleksi lokal antara lain JLB 1, CKB 1, TKB 1, CCC 1.4.1, CCC 2.1.1, CCC 1.1.1, GSG 3.1.2, GSG 2.5, PWBG 5.3.1, GSG 1.5, GSG 1.1.1, PWBG 7.1, PWBG 5.1.1, PWBG 3.1.1, GSG 2.1.1, GSG 2.4, BBL 10.1, BBL 6.1.1, BBL 2.1.1 dan UB Cream (galur kontrol). Bahan lain yang digunakan adalah label, papan nama, plastik klip, pupuk anorganik dan pestisida. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Single Plot. Benih yang digunakan diturunkan menggunakan metode single seed descent. Metode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Single Plant. Pengamatan dilakukan berdasarkan panduan Descriptor For Bambara Groundnut (Vigna subterrranea (L.)) yang diterbitkan oleh IPGRI. Parameter kualitatif yang diamati adalah tipe tumbuh, bentuk daun, warna daun, warna hipokotil, pigmentasi bunga, rambut batang, warna biji dan bentuk biji. Parameter kuantitatif yang diamati adalah jumlah bunga, umur berbunga, umur panen, jumlah polong per tanaman, jumlah biji, panjang petiole, panjang internode, shelling percentage (%) dan fruitset (%). Data hasil pengamatan kualitatif ditransformasi ke bentuk notasi biner (0 dan 1). Angka 1 menunjukkan ekspresi karakter sedangkan angka 0 menunjukkan tidak terdapat ekspresi. Hasil transformasi data kualitatif kemudian disajikan dalam program Microsoft Excell untuk digunakan dalam analisis ii kekerabatan menggunakan software MVSP 3.22. Untuk hasil pengamatan kuantitatif digunakan dalam perhitungan koefisien keragaman genetik dan koefisien keragaman fenotipe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 galur kacang bogor yang diamati memiliki koefisien keragaman genotip rendah sampai agak rendah. Koefisien keragaman genotip dengan kriteria tersebut menunjukkan bahwa keragaman genetik yang dimiliki tergolong sempit. Dari 20 galur yang diamati, hanya galur TKB 1 yang memiliki koefisien keragaman fenotip luas pada karakter jumlah polong, jumlah biji dan bobot biji. Ragam fenotip luas yang didapatkan menunjukkan bahwa terdapat keragaman penampilan karakter bobot polong, jumlah biji dan bobot biji. Keragaman fenotip luas pada karakter tersebut diduga akibat dari pengaruh lingkungan yang mengakibatkan penampilan tanaman menjadi beragam. Pendugaan kekerabatan melalui penyusunan dendogram menunjukkan bahwa tidak semua galur yang diamati memiliki keseragaman dalam ketegori baik. Dari 20 galur yang diamati didapatkan satu galur dengan keseragaman galur dalam kategori sangat baik (0,9 < r < 1) yaitu GSG 3.1.2, serta 17 galur dengan keseragaman dalam galur kategori baik (0,8< r <0,9) yaitu JLB 1, CKB 1, TKB 1, CCC 1.4.1, CCC 2.1.1, CCC 1.1.1, GSG 2.5, GSG 2.1.1, GSG 1.5, GSG 1.1.1, GSG 2.4, PWBG 5.3.1, PWBG 5.1.1, PWBG 7.1, BBL 6.1.1, BL 2.1.1 dan UB Cream. Untuk dua galur lain hanya memiliki keseragaman dalam kategori kurang baik (0,7<r<0,8) adalah PWBG 3.1.1 dan BBL 10.1. Analisis kekerabatan antar galur menunjukkan adanya kekerabatan yang sangat dekat antara galur yang berasal dari daerah sama dan daerah berbeda. Kekerabatan yang sangat dekat diketahui terdapat pada beberapa galur asal gresik seperti PWBG 5.1.1 dengan PWBG 3.1.1, PWBG 5.3.1 dengan GSG 1.1.1, GSG 1.5 dengan GSG 2.1.1 dan GSG 2.5 dengan GSG 3.1.2. Untuk kekerabatan yang sangat dekat antar galur dari daerah berbeda terdapat pada galur JLB 1 dari Bangkalan dengan galur BBL 6.1.1 dari Lamongan. Adanya kemiripan antar galur dari daerah berbeda ini diduga akibat terjadinya perpindahan materi genetik yang sama ke daerah yang berbeda akibat aktifitas distribusi produk pertanian.