Analisis Kelayakan Finansial Dan Strategi Pengembangan Agroindustri Kopi Sumawe Di Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang

Main Author: Surbakti, Natalie Jessica Regina
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13088/1/NATALIE%20J%20R%20S.pdf
http://repository.ub.ac.id/13088/
Daftar Isi:
  • Kopi saat ini menjadi salah satu hasil pertanian yang cukup populer pada sektor agroindustri. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) (2014) menyatakan bahwa konsumsi kopi terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan konsumsi kopi menyebabkan petani semakin gencar dalam meningkatkan hasil produksi kopi. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi penyumbang produksi kopi di Indonesia, dimana Kabupaten Malang menjadi penyumbang terbesar dari produksi kopi di provinsi tersebut. Terdapat kawasan penghasil kopi yang dikenal dengan sebutan AMSTIRDAM (Ampelgading, Sumbermanjing, Tirtoyudo dan Dampit). Produksi kopi pada kawasan AMSTIRDAM lebih dikenal masyarakat dengan nama kopi Dampit. Salah satu kabupaten yang memiliki produksi cukup tinggi yaitu Sumbermanjing Wetan atau disingkat Sumawe. Desa Harjokuncaran yang berada di Sumawe sudah menaruh perhatian terhadap olahan kopi Sumawe. Perhatian tersebut ditunjukan dengan adanya agroindustri yang mengolah kopi Sumawe menjadi bubuk kopi. Agroindustri kopi Sumawe di Desa Harjokuncaran memiliki peran penting dalam memperkenalkan produk lokal yaitu kopi Sumawe kepada masyarakat. Analisis kelayakan finansial serta strategi pengembangan perlu dilakukan agar dapat diketahui tingkat kelayakan agroindustri kopi Sumawe serta strategi yang perlu dilakukan dalam mengembangkan agroindustri Kopi Sumawe. Penelitian mengenai analisis kelayakan finansial dan strategi pengembangan agroindustri kopi Sumawe dilakukan di Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Terdapat dua tujuan dari penelitian ini, yaitu (1) menganalisis kelayakan agroindustri kopi Sumawe dari segi finansial dan (2) merumuskan strategi pengembangan agroindustri kopi Sumawe yang dapat diterapkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dan destriptif. Metode penentuan responden yaitu menggunakan metode sensus, dimana mengambil seluruh populasi agroindustri kopi Sumawe dengan jumlah tiga agroindustri sebagai responden. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis kelayakan yang meliputi analisis arus kas (biaya, pendapatan dan keuntungan), analisis kelayakan finansial (Net Present Value, Internal Rate of Return, Net B/C Ratio dan Payback Period) dan analisis sensitivitas serta menggunakan analisis SWOT yang meliputi analisis matriks IFAS dan EFAS, analisis IE dan analisis matriks SWOT untuk merumuskan startegi pengembangan agroindustri. Hasil dari analisis kelayakan finansial menunjukan agroindustri kopi Sumawe layak untuk diusahakan dan dikembangkan. Hal tersebut terlihat dari nilai NPV yang diperoleh yaitu sebesar Rp. 50.691.366, nilai IRR sebesar 155% serta nilai Net B/C sebesar 8 dengan waktu pengembalian modal selama 11 bulan. ii Terdapat dua kondisi perubahan keadaan yang terjadi pada analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas terhadap perubahan keadaan harga beli bahan baku mengalami kenaikan sebesar 10% dengan produksi tetap menunjukkan bahwa agroindustri kopi Sumawe masih layak untuk diusahakan dan dikembangkan. Hal ini terlihat dari nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp. 8.011.646, nilai IRR sebesar 65% serta nilai Net B/C sebesar 1,58. Hasil analisis sensitivitas terhadap perubahan keadaan harga beli bahan baku mengalami kenaikan sebesar 10% dengan penurunan produksi sebesar 10% menunjukkan bahwa kelayakan finansial agroindustri kopi Sumawe sensitif terhadap perubahan keadaan. Hal ini terlihat dari nilai NPV yang diperoleh yaitu sebesar (Rp. 2.033.196), nilai IRR sebesar 4% serta nilai Net B/C sebesar 0,85. Nilai tersebut menunjukkan bahwa agroindustri kopi Sumawe tidak layak untuk diusahakan jika mengalami perubahan keadaan seperti kondisi yang kedua. Total skor yang diperoleh pada matriks IFAS yaitu 2,809, sedangkan total skor yang diperoleh pada matriks EFAS yaitu sebesar 2,681. Berdasarkan total skor IFAS dan EFAS maka pada matriks IE menunjukkan agroindustri kopi Sumawe berada pada sel V yaitu posisi menjaga dan mempertahankan. Terdapat dua strategi yang dapat dilakukan pada posisi tersebut. Menurut Winardi (2014) alternatif strategi yang digunakan pada posisi tersebut adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi pengembangan yang diperoleh berdasarkan analisis matriks SWOT yaitu (a) mengikuti pelatihan kopi; (b) meningkatkan manajemen pemasaran; (c) memaksimalkan produksi kopi Sumawe dengan menggunakan sumber daya yang tersedia; (d) meningkatkan penggunaan teknologi untuk mengoptimalkan produksi kopi Sumawe; (e) bekerjasama dengan pemerintah daerah; (f) mempertahankan kualitas dan pelayanan yang baik dan (g) melakukan kerjasama dengan pihak lain. Saran bagi pelaku agroindustri kopi Sumawe yaitu perlu dilakukannya manajemen yang baik untuk meningkatkan pasar penjualan produk kopi Sumawe. Selain itu, pelaku agroindustri kopi Sumawe diharapkan meningkatkan penguasaan teknologi serta melakukan kegiatan promosi ataupun kerjasama dengan berbagai pihak agar agroindustri kopi Sumawe dapat berkembang dalam berbagai aspek.