Evaluasi Ketahanan Beberapa Galur Kacang Bogor (Vigna Subterranea (L.) Verdc.) Terhadap Cekaman Kekeringan

Main Author: Prabawati, Dian
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130879/
Daftar Isi:
  • Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdc.) merupakan salah satu tanaman legume atau kacang-kacang yang berasal dari Afrika. Di Indonesia, kacang bogor banyak ditemukan di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur. Pemanasan global yang terjadi memberikan dampak perubahan musim menjadi tidak menentu danmemberikan pengaruh terhadap munculnya bencana seperti kekeringan. Dampak kekeringan sangat dirasakan di sektor pertanian terutama untuk tanaman pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan galur-galur kacang bogor Indonesia terhadap cekaman kekeringan dan mendapatkan kebutuhan air minimum yang mampu digunakan tanaman kacang bogor untuk dapat tumbuh optimal. Hipotesis penelitian ini adalah tingkat ketahanan antar galur-galur kacang bogor Indonesia terhadap kekeringan berbeda dan Kebutuhan air tanaman kacang bogor dengan kapasitas lapang sebesar 25% masih mampu digunakan untuk dapat tumbuh optimal. Penelitian dilaksanakan pada Februari – Juli 2015 di Kebun Percobaan Jatikerto, Desa Jatikerto, Kec. Kromengan, Kab. Malang. Alat yang digunakan diantaranya plastik, polibag, cangkul, sekop, ember, gelas ukur, meteran, penggaris, timbangan, alat tulis, kertas, label, selotip, preparat,dan mikroskop. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih 4 galur kacang bogor Indonesia, media tanah alfisol, air, kutek, pupuk Urea, SP36, KCl, pupuk kandang, dan pestisida. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial Tersarang dengan dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah empat taraf penyiraman yaitu 1) 100% KL (kontrol); 2) 75% KL; 3) 50% KL; dan 4) 25% KL. Faktor kedua adalah tigagalur kacang bogor yaitu 1) CKB1; 2) BBL; dan3) UB Cream. Terdapat dua belas satuan percobaan dan tiap satuan percobaan terdapat 10 tanaman. Sehingga total tanaman dalam penelitian ini adalah 360 tanaman. Parameter pengamatan meliputi karakter pertumbuhan, anatomi dan hasil. Karakter pertumbuhan meliputi tinggi tanaman (cm),jumlah daun,dan panjang akar (cm), karakter anatomi yaitu kerapatan stomata, dan karakter hasil meliputiumur berbunga (hst) jumlah polong (buah), jumlah biji (buah), dan berat biji (g).Analisis data kuantitatif menggunakan uji analisis ragam (ANOVA) pada taraf 5% menggunakan Ms. Excel. Apabila hasil analisis menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilakukan uji lanjut BNJ (Beda Nyata Jujur) pada taraf 5%. Hasil menunjukkan, tidak ada interaksi pada setiap parameter pengamatan. Tidak adanya interaksi dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan hama penyakit yang menyerang tanaman. Secara terpisah, galur galur kacang bogor Indonesia memberikan pengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, jumlah polong dan jumlah biji. Sedangkan pada perlakuan taraf penyiraman berpengaruh nyata pada parameter pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, jumlah polong, jumlah biji dan berat biji. ii Berdasarkan parameter pengamatan yang dilakukan, beberapa galur memiliki ketahanan yang tidak berbeda dalam mempertahankan diri dari cekaman kekeringan. Kesamaan terdapat pada karakter pertumbuhan dimana galur CKB1, BBL dan UB Cream mengurangi laju pertumbuhan seperti tinggi tanaman dan jumlah daun seiring menurunnya taraf penyiraman. Akan tetapi untuk panjang akar, galur CKB1 mempertahankan panjang akar sampai pada taraf penyiraman 25% KL. Pada karakter anatomi yaitu kerapatan stomata, galur-galur kacang bogor mengalami penurunan kerapatan stomata yang menunjukkan bahwa tanaman tersebut mengurangi penguapan air sehingga kebutuhan air dapat terpenuhi untuk pertumbuhan. Sedangkan untuk karakter hasil, galur BBL masih mampu menghasilkan polong pada penyiraman 50% KL dan tidak dapat memunculkan polong pada taraf penyiraman 25% KL. Berbeda dengan dua galur yang lain yaitu CKB1 dan UB Cream, dimana tidak menghasilkan polong pada taraf penyiraman 50% KL dan 25% KL. Berdasarkan produksi polong, maka galur BBL lebih tahan kekeringan dibandingkan dengan galur CKB1 dan UB Cream. Kebutuhan air minimum berdasarkan penelitian adalah 75% KL dengan penyiraman berkisar 300-400 ml untuk tiap penyiraman. Kebutuhan air minimum akan berbeda pada jenis tanah yang lainnya.