Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Petani Terhadap Budidaya Kedelai (Studi Kasus Desa Sambirejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati)
Main Author: | Anwar, Lutfi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130870/ |
Daftar Isi:
- Berdasarkan iklim dan jenis lahan, kedelai adalah tanaman pangan yang sangat sesuai untuk dibudidayakan di Indonesia. Tanaman kedelai juga tidak memerlukan perawatan yang intensif karena karakter tanaman kedelai yang lebih tahan terhadap serangan hama penyakit dibandingkan dengan tanaman yang lain pada musim tanam yang sama. Mengingat budidaya kedelai sangat sederhana, seharusnya kebutuhan kedelai nasional dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Kenyataaan yang terjadi, produksi kedelai nasional tidak mampu mencukupi mencukupi kebutuhan kedelai dalam negeri. Pada tahun 2013 Indonesia hanya mampu memproduksi kedelai sebesar 779.992 ton, padahal jumlah permintaan kedelai mencapai lebih dari 2,5 juta ton. Terjadinya, defisit yang terus menerus menjadikan pemerintah melakukan impor kedelai guna pemenuhan kebutuhan kedelai dalam negeri. Rendahnya produksi kedelai nasional diduga disebabkan karena adanya penurunan minat petani dalam menanam kedelai. Indikasi penurunan minat petani dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik yang menyebutkan bahwa sejak tahun 2000 hingga sekarang, luas lahan produksi kedelai selalu dibawah 1 juta hektar, padahal pada tahun sebelumnya selalu melebihi 1 juta hektar. Hal ini juga berbanding lurus dengan produktivitas kedelai yang dihasilkan dimana sejak tahun 2001 hingga sekarang, produksi kedelai selalu kurang dari 1 juta ton. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan proses pengambilan keputusan petani dalam budidaya kedelai, serta (2) menganlisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam budidaya kedelai. Penelitian ini dilakukan di Desa Sambirejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati yang dipilih secara secara sengaja dikarenakan daerah tersebut merupakan salah satu sentra penghasil kedelai yang diduga di desa tersebut terjadi penurunan minat petani yang cukup besar dalam berusahatani kedelai. Penetapan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sensus dimana total responden yang diteliti sebanyak 21 jiwa. Hasil penelitian antara lain: 1. Proses pengambilan keputusan dalam usahatani kedelai pada rumah tangga petani terjadi setelah musim tanam kedua berakhir. Sebelum memutuskan untuk menanam atau tidak menanam kedelai suami biasanya bermusyawarah dengan istri tanpa melibatkan anak untuk menentukan solusi terbaik. Pada kasus orang tua tunggal, pengambilan keputusan biasanya diambil langsung oleh individu tersebut tanpa melibatkan pihak eksternal. Petani memutuskan untuk menanam kedelai apabila kondisi lahan pertanian mereka masih basah dan sehingga kedelai mampu berkecambah dan tumbuh. Sedangkan apabila kondisi tanah kering, petani akan memilih kacang hijau untuk diusahatanikan. 2. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap pengambilan keputusan petani adalah faktor ketersediaan air (X1). Hal ini sesuai dengan fakta yang terjadi, dimana petani tidak akan menanam kedelai apabila kondisi tanah mereka kering.