Tingkat Ketersediaan Faktor-Faktor Produksi Di Tingkat Petani Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Dan Pendapatan Pada Usahatani Jagung (Zea Mays L.) (Studi Kasus Di Desa Ngrancang, Kecamatan Tambakrejo

Main Author: Indriyati
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130865/
Daftar Isi:
  • Jagung tidak hanya dikonsumsi untuk sayur melainkan dapat diolah menjadi makanan. Selain itu jagung digunakan untuk bahan utama industri pakan ternak (Warsana, 2007). Menurut Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (2012), menyebutkan bahwa kebutuhan jagung untuk pakan ternak di Indonesia diperkirakan mencapai sebesar 7 juta ton per tahun. Kondisi ini membuat jagung memiliki prospek yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan. Kecamatan Tambakrejo merupakan salah satu penghasil jagung terbesar di Bojonegoro. Produksi Jagung di Kecamatan Tambakrejo pada tahun 2013 yaitu sebesar 22.707,67 ton (BPS Bojonegoro, 2014). Desa Ngrancang merupakan salah satu desa di Kecamatan Tambakrejo yang menghasilkan produksi jagung terbesar di kecamatan tersebut dengan luas lahan yang ditanami pada tahun 2013 yaitu sebesar 179 Ha dan produksi jagung sebesar 930,8 ton/ha. Untuk memperoleh hasil panen yang tinggi dibutuhkan faktor produksi seperti lahan, benih, pupuk, dan tenaga kerja yang cukup dan baik. Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa usahatani jagung memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan. Desa Ngrancang memiliki potensi yang cukup tinggi untuk pengembangan usahatani jagung dengan melakukan penyediaan dan penggunaan faktor produksi yang cukup diharapkan usahatani jagung dapat dikembangkan dengan lebih baik, sehingga dirasa perlu dilakukan penelitian tentang ketersediaan faktor-faktor produksi dan pengaruhnya terhadap produksi dan pendapatan usahatani jagung di Desa Ngrancang untuk memperoleh masukan dalam rangka upaya peningkatan pendapatan petani. Berdasarkan uraian tersebut, sehingga penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis tingkat ketersediaan faktor produksi usahatani jagung di Desa Ngrancang Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro, (2) Menganalisis tingkat produksi dan pendapatan usahatani jagung di Desa Ngrancang Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro, (3) Menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan usahatani jagung di Desa Ngrancang Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro (4) Menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani jagung di Desa Ngrancang Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro. Untuk menjawab tujuan diperlukan hipotesis antara lain: (1) Sebagaimana usahatani pada umumnya, ketersediaan faktor produksi sebagian besar petani tergolong kurang dari yang dibutuhkan (2) Atas dasar potensi di daerah Bojonegoro pada umumnya rata-rata hasil produksi jagung di daerah penelitian juga dihipotesiskan masih lebih rendah dibandingkan dengan produksi potensialnya begitu pula tingkat pendapatanya (3) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan, a) Penggunaan faktor produksi benih, pupuk dan tenaga kerja, tingkat ketersediaan benih, pupuk dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produksi, b) Faktor yang berpengaruh positif terhadap pendapatan adalah penerimaan usahatani ii jagung, tingkat ketersediaan benih, pupuk dan tenaga kerja. Sedangkan biaya benih, biaya pupuk dan biaya tenaga kerja bepengaruh negatif. (4) Rendahnya hasil produksi usahatani di daerah penelitian, disebabkan penggunaan semua faktor-faktor produksi belum efisien. Penentuan sampel dilakukan dengan metode Stratified Random Sampling. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode yang dikemukakan oleh Parel (1973), sehingga diperoleh sampel sebanyak 38 petani. Metode yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama yaitu menggunakan dengan memberikan skor pada jawaban petani terhadap pertanyaan-pertanyaan untuk indikator-indikator ketersediaan, untuk menjawab tujuan kedua menggunakan perhitungan pendapatan yang disajikan dalam tabulasi cash flow. Tujuan ke-3 metode analisis data menggunakan fungsi respon produksi cobb-douglas dan fungsi respon pendapatan. Untuk tujuan ke-4 menggunakan analisis efisiensi alokatif NPMx/P=1. Hasil yang diperoleh yaitu: (1) Tingkat ketersediaan menurut jawaban petani tergolong dalam kategori cukup tersedia. Ketersediaan benih dengaan ratarata skor 15, ketersediaan pupuk kimia dengan rata-rata skor 144, dan ketersediaan tenaga kerja dengan rata-rata skor 14. (2) tingkat produksi usahatani jagung di Desa Ngrancang, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro adalah 3917,07 kg /ha atau sebesar 3,9 ton/ ha. Nilai produksi tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan produksi jagung di Kabupaten Bojonegoro sebesar 4,23 ton/ha. Sedangkan rata-rata tingkat pendapatan di daerah penelitian sebesar Rp 3.778.994/ha. (3) a) Benih dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produksi. Pupuk, tingkat ketersediaan benih, ketersediaan pupuk, ketersediaan tenaga kerja dalam analisis ini tidak tampak pengaruhnya. Hal ini dikarenakan data antar responden yang kurang bervariasi. b) Penerimaan yang diperoleh petani berpengaruh positif terhadap pendapatan, sebaliknya biaya benih, biaya pupuk dan biaya tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pendapatan dan tingkat ketersediaan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan. Sedangkan ketersediaan benih dan ketersediaan pupuk tidak tampak berpengaruh terhadap pendapatan. (4) efisiensi alokatif dari benih dan tenaga kerja dengan nilai NPMx/Px benih (11,44), dan tenaga kerja (0,83) dan penggunaan optimum benih sebesar 59,18 kg/ha dan penggunaan optimum tenaga kerja yaitu sebesar 24 HKSP. Penggunaan benih di daerah penelitian tergolong dalam kategori belum efisien, sedangkan penggunaan tenaga kerja di daerah penelitian tergolom dalam kategori tidak efisien. Dalam upaya peningkatan pendapatan usahatani jagung di daerah penelitian Faktor produksi di daerah penelitian sudah tergolong cukup tersedia. Agar produksi meningkat, akses untuk mendapatkan faktor produksi tersebut perlu dipermudah sehingga menjadi lebih tersedia. Upaya peningkatan produksi dan pendapatan usahatani jagung di daerah penelitian dapat dilakukan dengan mengintensifkan bimbingan dan penyuluhan tentang usahatani, karena di daerah penelitian penyuluhan masih kurang (1 kali dalam kurun waktu 1 bulan). Perlu penelitian lebih lanjut tentang pengaruh variabel pupuk kimia, tingkat ketersediaan benih, pupuk kimia dan tenaga kerja tehadap produksi dan pendapatan dengan menggunakan sampel yang lebih banyak.