Pendugaan Nilai Erosi Dengan Menggunkan Metode Usle Pada Berbagai Penggunaan Lahan Di Kecamatan Wagir Kabupaten Malang
Main Author: | Febrian, SitiRokhmawaty |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130861/ |
Daftar Isi:
- Erosi ialah hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat oleh air atau angin. Erosi atau proses kehilangan tanah terjadi melalui 3 tahapan utama, yaitu penghancuran, pengangkutan, dan pengendapan. Dampak erosi ialah degradasi lahan yang ditandai dengan berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap air, menurunnya tingkat produktivitas tanah, dan berkurangnya pengisian air bawah tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi yaitu iklim, topografi, penggunaan lahan, tanah, dan manusia. Kecamatan Wagir merupakan daerah pegunungan yang memiliki tingkat kelerengan curam. Curah hujan yang tinggi juga menjadi salah satu penyebab tingginya nilai erosi di suatu wilayah. Perhitungan nilai erosi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, akan tetapi perhitungan langsung di lapangan menggunakan plot erosi membutuhkan biaya besar dan waktu yang lebih lama. Pendugaan erosi dengan medote USLE merupakan cara termudah untuk mendapatkan nilai prediksi erosi di suatu kawasan. Kecamatan Wagir memiliki nilai prediksi erosi yang cukup berbeda di setiap penggunaan lahannya. Menurut hasil pendugaan erosi menggunakan metode USLE, Kecamatan Wagir Kabupaten Malang memiliki tingkat erosi tertinggi pada penggunaan lahan kebun. Perkebunan di Kecamatan Wagir banyak terdapat di wilayah dengan tingkat kecuraman yang tinggi. Pada penggunaan lahan kebun, tegalan, dan sawah, nilai erosi pada masing-masing tingkat kelerengan menunjukan hasil yang cenderung sama, yaitu nilai erosi pada tingkat kelerengan yang lebih curam lebih besar dibandingkan dengan nilai erosi di tingkat kelerengan yang lebih rendah. Namun, pada penggunaan lahan hutan, menunjukan hasil yang berbeda yaitu nilai erosi pada penggunaan lahan hutan di tingkat kelerengan yang lebih curam justru lebih kecil dibandingkan dengan nilai erosi di tingkat kelerengan yang lebih rendah.