Penerapan Model Almost Ideal Demand System (Aids) Dalam Menganalisis Permintaan Beras Di Jawa Timur

Main Author: Purwanti, Anggraeni
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130852/
Daftar Isi:
  • Komoditas pangan dalam pembangunan pertanian memiliki nilai yang strategis. Salah satu cirinya adalah komoditas pangan merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Komoditas pangan yang paling utama adalah beras, karena dikonsumsi oleh hampir 85% penduduk Indonesia. Masyarakat Indonesia terbiasa untuk mengkonsumsi beras sebagai makanan utama, sehingga masyarakat beranggapan bahwa belum dikatakan makan jika belum makan nasi. Ketergantungan akan beras sebagai makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia yang diikuti dengan keterbatasan produksi beras dalam negeri, menyebabkan Indonesia masih mengimpor beras dari negara lain. Indonesia mengimpor beras dari negara lain diantaranya adalah Thailand yang total impor berasnya mencapai 54% dari total impor beras di Indonesia, selanjutnya impor beras juga berasal dari negara India, Pakistan, Vietnam dan juga Myanmar. Hal tersebut mendorong untuk melakukan kajian lebih lanjut tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan beras di Jawa Timur, bagiamana elastisitas permintaan beras di Jawa Timur dan bagaimana elastisitas silang permintaan beras di Jawa Timur. Lokasi penelitian yang diambil untuk menganalisis permintaan beras adalah Jawa Timur. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan dengan motode purposive. Pemilihan lokasi penelitian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan sentra produksi beras di Indonesia. Selain itu penduduk di Jawa Timur relatif heterogen, baik dari segi tingkat pendapatan maupun gaya hidup. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data cross section SUSENAS 2013, yang terdiri dari data proporsi pengeluaran beras, harga beras, harga jagung, harga telur, harga daging ayam dan pengeluaran total rumah tangga. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Almost Ideal Demand System (AIDS) dengan menggunakan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS) dan menggunakan teknik Principle Component Analysis (PCA) untuk mengatasi terjadinya multikolinearitas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan permintaan beras di Jawa Timur dipengaruhi oleh harga beras, harga telur dan harga daging ayam dan proporsi pengeluaran rumah tangga. Sedangkan variabel harga jagung tidak mempengaruhi permintaan beras di Jawa Timur. Artinya komoditas jagung sebagai barang substitusi terhadap komoditas beras tidak signifikan mempengaruhi permintaan beras, karena masyarakat cenderung lebih memilih beras sebagai makanan pokok. Hasil perhitungan elastisitas harga beras adalah inelastis. Dimana perubahan pada harga beras dalam proporsi tertentu akan mengakibatkan berubahnya permintaan beras dalam proporsi yang lebih kecil. Elastisitas harga permintaan beras adalah sebesar -0,31506, dimana setiap kenaikan harga beras sebesar Rp. 0,31506,- maka permintaan beras akan turun sebesar 0,31506 ons. Hasil analisis elastisitas silang beras menunjukkan bahwa nilai elastisitas bertanda positif terhadap telur dan daging ayam dengan elastisitas silang sebesar ii 0,56179 dan 0,63291. Artinya hubungan antara beras dengan barang komplementer (telur dan daging ayam) saling melengkapi satu sama lain. Semakin tinggi nilai elastisitas silang semakin tinggi hubungan antar komoditi tersebut. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk masyarakat mengurangi konsumsi beras dan melakukan diversifikasi pangan agar permintaan beras tidak selalu meningkat setiap tahunnya bersamaan dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Diharapkan kepada pemerintah untuk terus menggalakkan diversivikasi pangan agar masyarakat juga meningkatkan minatnya untuk mengkonsumsi bahan pangan lainnya selain beras. Disarankan kepada peneliti selanjutnya, untuk menambah variabel lain seperti jumlah anggota rumah tangga, pendapatan rumah tangga, dan lainnya.