Pengaruh Dosis Kompos Sampah Rumah Tangga Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Buncis Tipe Tegak (Phaseolus Vulgaris L.)

Main Author: Sinaga, AyuSartika
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130842/
Daftar Isi:
  • Peningkatan produksi buncis dapat dilakukan dengan adanya pengembangan buncis di daerah dataran rendah, seperti Jatikerto. Namun, terdapat beberapa kendala dalam pengembangan buncis di daerah dataran rendah, seperti Jatikerto yaitu varietas buncis dan kesuburan tanah yang rendah. Upaya penanganan kendala varietas buncis di daerah dataran rendah dapat dilakukan dengan pemilihan varietas buncis tipe tegak yang cocok dengan lokasi penanaman, terutama di Jatikerto. Sedangkan, upaya penanganan kendala kesuburan tanah yang rendah di daerah dataran rendah, seperti Jatikerto adalah pemupukan terutama dengan pupuk organik. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui varietas dan dosis kompos sampah rumah tangga yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tipe tegak, serta mengetahui interaksi antara varietas dan dosis kompos sampah rumah tangga terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tipe tegak. Hipotesis yang diajukan ialah setiap varietas yang diberikan dosis kompos sampah rumah tangga yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tipe tegak, dan terdapat interaksi antara varietas dan dosis kompos sampah rumah tangga terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tipe tegak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Juli 2015 di kebun percobaan Universitas Brawijaya, desa Jatikerto, kecamatan Kromengan, kabupaten Malang dengan ketinggian tempat 303 meter dari permukaan laut. Jenis tanah alfisol dengan tekstur lempung liat berdebu. Secara klimatologis, suhu minimum berkisar antara 18 - 21 ̊ C, suhu maksimum berkisar antara 30 - 33 ̊ C, dan suhu rata-rata 27-29°C. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dilakukan dengan percobaan faktorial 3 x 3 yang disusun ke dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah perlakuan varietas yaitu V1 (varietas lokal Karangploso), V2 (varietas lokal Jogja), dan V3 (varietas Balitsa-1). Faktor kedua adalah perlakuan dosis kompos sampah rumah tangga yaitu K1 (kompos sampah rumah tangga 5 ton ha-1), K2 (kompos sampah rumah tangga 10 ton ha-1), dan K3 (kompos sampah rumah tangga 15 ton ha-1). Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven, leaf area meter (LAM), penggaris, rol meter, gembor, gunting, cangkul, tugal, kamera digital, dan timbangan analitik. Sedangkan, bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buncis tipe tegak varietas lokal Karangploso, varietas lokal Jogja, varietas Balitsa-1, kompos sampah rumah tangga, pupuk NPK 16-16-16, bahan-bahan yang digunakan pada analisa tanah, dan biopestisida dengan bahan aktif Beauveria bassiana, Pseudomonas sp., Trichoderma sp., Aspergillus sp., dan Bacillus thuringiensis. Parameter yang diamati ialah (1) parameter pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, indeks luas daun, dan bobot kering total tanaman, (2) parameter hasil meliputi jumlah polong per tanaman, jumlah polong per petak, bobot polong per tanaman, bobot polong per petak, dan hasil panen, (3) analisis ii pertumbuhan tanaman meliputi LPT (Laju Pertumbuhan Tanaman) dan IP (Indeks Panen). Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis ragam (Uji F) sehingga didapatkan nilai F hitung yang akan dibandingkan dengan F tabel pada taraf nyata 5%. Sedangkan, untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan dan adanya interaksi diantara perlakuan, dilakukan pengujian lebih lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah tidak terdapat interaksi yang nyata antara varietas dan dosis kompos sampah rumah tangga pada semua parameter yang diamati baik parameter pertumbuhan, hasil, dan analisis pertumbuhan tanaman. Perlakuan dosis kompos sampah rumah tangga tidak memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Hal ini diduga karena ketersediaan unsur hara dalam tanah bagi tanaman buncis tipe tegak telah tercukupi serta kompos sampah rumah tangga dapat tersedia secara perlahan dan dalam waktu yang relatif lama sehingga efek dari berbagai dosis kompos sampah rumah tangga relatif sama pada parameter pertumbuhan, hasil, dan analisis pertumbuhan tanaman. Sedangkan, perlakuan varietas memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Dari ketiga varietas yang digunakan, varietas lokal Karangploso dan varietas Balitsa-1 ialah varietas terbaik untuk dikembangkan di daerah dataran rendah, seperti Jatikerto. Hal ini diduga karena varietas lokal Karangploso dan varietas Balitsa-1 lebih mampu beradaptasi dengan baik di daerah Jatikerto dibandingkan dengan varietas lokal Jogja. Selain itu, faktor genetik dan lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. Meskipun varietas lokal Jogja dapat tumbuh di daerah Jatikerto, namun pertumbuhan dan hasil dari varietas tersebut belum optimal. Meskipun produksi polong varietas Balitsa-1 hampir sama dengan produksi polong varietas Karangploso, namun produksi polong dari varietas Balitsa-1 yang ditanam di daerah Jatikerto tidak sebaik produksi polong dari varietas Balitsa-1 yang ditanam di daerah Lembang yang memiliki potensi hasil sekitar 18,4-19.0 t ha-1. Dengan demikan, hasil panen per hektar ditunjukkan bahwa produksi varietas lokal Karangploso, varietas Balitsa-1, dan varietas lokal Jogja berturut-turut 16,14 t ha-1, 15,43 t ha-1, dan 10,26 t ha-1.