Analisis Pengendalian Kualitas Kecap Manis Cap “Mencoo” (Studi Kasus pada Perusahaan Murni Jaya Kediri)
Daftar Isi:
- Dalam era perdagangan bebas, banyak terjadi kecenderungan proses pengembangan produk-produk yang lebih baik, lebih canggih, dan lebih berkualitas dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan produk sebelumnya. Hal ini terjadi sebagai akibat dari adanya globalisasi dan inovasi teknologi yang terus berkembang dengan begitu cepat. Setiap perusahaan, termasuk industri-industri pangan menghadapi persaingan yang ketat dan dituntut untuk menjadi unggul dalam daya saing maupun kualitas produk yang dihasilkan. Sektor industri yang menjadi sorotan saat ini adalah sektor agroindustri pangan. Salah satu industri yang dapat digolongkan sebagai agroindustri pangan adalah industri kecap. Kecap sebagai salah satu hasil olahan dari kedelai merupakan makanan pelengkap bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Perusahaan Murni Jaya, merupakan salah satu perusahaan kecap lokal yang berkembang cukup lama dan cukup dikenal di wilayah eks-karesidenan Kediri. Daerah pemasaran yang cukup luas tersebut cukup menjadi salah satu potensi berkembangnya perusahaan ini. Namun, penyimpangan masih sering terjadi baik dalam proses produksi maupun pasca produksi di perusahaan kecap Murni Jaya tersebut pada akhirnya menjadi sebuah faktor yang mempengaruhi kualitas produk kecap manis. Selain itu, pihak perusahaan sendiri belum pernah mengadakan penelitian dan pendekatan kepada konsumen terkait penilaian kualitas produk kecap. Perspektif konsumen sangat dapat membantu perusahaan dalam memproduksi produk yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian proses produksi dan mengidentifikasi respon teknis Perusahaan Murni Jaya terhadap upaya peningkatan kualitas kecap manis cap Mencoo. Metode yang digunakan untuk memenuhi tujuan penelitian yaitu Statistical Quality Control (SQC) dan Quality Function Deployment (QFD) tahap pertama yaitu House of Quality (HOQ). Statistical Quality Control (SQC) digunakan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan, penyebab, usulan perbaikan dalam pengendalian proses produksi. Analisis dengan menggunakan House of Quality (HOQ) digunakan untuk mengetahui harapan konsumen terhadap atribut kualitas kecap manis cap Mencoo dan mengidentifikasi prioritas peningkatan respon teknis Perusahaan Murni Jaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode produksi Januari – Desember 2013, terdapat tiga jenis kerusakan pada hasil produksi kecap manis Mencoo. Pertama adalah kerusakan akibat munculnya jamur, kedua adalah kekentalan kecap yang tidak memenuhi standar, dan ketiga adalah terjadinya pengendapan cairan sehingga menimbulkan perbedaan warna. Seluruh jumlah kerusakan produk dinyatakan berada di luar batas kendali dengan adanya 5 titik di luar batas kendali atas (UCL) dan 7 titik di luar batas kendali bawah (LCL) pada peta kendali p . Kerusakan akibat jamur antara lain disebabkan karena kurangnya pengecekan kebersihan, keteledoran tenaga kerja, pencucian kemasan yang tidak maksimal dan kontaminasi bahan baku. Kekentalan kecap yang tidak memenuhi standar antara lain disebabkan oleh karakteristik bahan baku terutama gula kelapa, tenaga kerja yang belum memahami metode masak dengan benar, takaran bahan yang kurang atau berlebih, dan penyesuaian lama pemasakan dengan kayu bakar. Sedangkan terjadinya pengendapan pada produk jadi antara lain disebabkan oleh jenis kayu bakar yang digunakan, tenaga kerja yang kurang memahami metode pemasakan, lama pemasakan yang tidak sesuai dengan standar dan karakteristik tekstur bahan baku terlalu keras. Atribut kecap manis Mencoo yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kepuasan konsumen dilihat berdasarkan goal yaitu atribut warna (3,9), rasa (3,97), kekentalan (3,93), kemasan (4,1), daya tahan (3,73) dan legalitas (3,83). Nilai Goal juga merupakan nilai yang perlu dicapai perusahaan dalam menngkatkan kepuasan konsumen terhadap atribut bersangkutan. Sedangkan, urutan tindakan perbaikan berdasarkan respon teknis dilihat dari nilai prioritas tertinggi. Secara berurutan, respon teknis yang perlu dilakukan untuk memenuhi harapan konsumen yaitu kualitas bahan baku (5,81), perencanaan tes laboratorium (3,12), penambahan varian kemasan (3,09), pengemasan (2,77), proses pemasakan (2,25), dan penyesuaian takaran bumbu dengan bahan baku (1,06).