Keragaman Sifat Fisik Tanah Dan Dampaknya Terhadap Pori Makro Pada Lahan Kelapa Sawit Di Jambi
Main Author: | Ginting, SenatorSion |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130823/ |
Daftar Isi:
- Konversi hutan menjadi kawasan perkebunan kelapa sawit monokultur di Dusun Baru, Provinsi Jambi menyebabkan terjadinya degradasi sifat fisik tanah. Degradasi tersebut berhubungan dengan menurunnya keragaman dan luas penutupan tajuk, berubahnya struktur perakaran, menurunnya jenis dan masukan bahan organik, dan berkurangnya aktivitas keragaman biota tanah. Pada lahan perkebunan kelapa sawit monokultur (gawangan mati, piringan, dan gawangan terbuka) memiliki kondisi sifat fisik tanah yang berbeda dalam mempengaruhi pori makro tanah. Beberapa hasil penelitian mengenai sifat fisik tanah terhadap distribusi pori tanah di zona yang berbeda pada perkebunan kelapa sawit monokultur telah dilakukan di beberapa daerah. Namun, pengaruh kondisi tanah pada zona gawangan mati, piringan, dan gawangan terbuka tersebut masih perlu dikaji khususnya terhadap pori makro tanah. Pengamatan pori makro vertikal dan horizontal dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2014 dengan menggunakan metode pewarnaan methylene blue, dan perhitungan secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan aplikasi image-J dan photoshop di Laboratorium PSISDL. Analisis sifat fisik tanah (berat isi, berat jenis, tekstur, kemantapan agregat, kadar air pada pF 0 dan pF 2,5) dan sifat kimia tanah (C-organik) dilakukan di laboratorium Fisika dan Kimia Tanah pada bulan Januari – Februari 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pori makro pada semua bidang irisan di zona gawangan mati lebih tinggi dari zona piringan dan gawangan terbuka pada tanah lapisan atas (0-25 cm). Jumlah pori makro pada semua bidang irisan di zona gawangan mati, piringan, dan gawangan terbuka menunjukkan perbedaan yang relatif kecil pada kedalaman (50-100 cm). Jumlah pori makro pada semua bidang irisan di zona piringan lebih tinggi dari zona gawangan terbuka pada kedalaman (0-25 cm), namun pada kedalaman (25-100 cm), jumlah pori makro di zona piringan dan gawangan terbuka menunjukkan perbedaan yang relatif kecil. Peningkatan 1% (C-organik, porositas, total pori, pori makro matriks), indek kemantapan agregat 1 DMR menyebabkan peningkatan pori makro vertikal depan masing-masing sebesar 1,70%, 0,19%, 0,16%, 0,14%, 0,67%, 0,15%, sedangkan peningkatan 1 g cm-3 berat isi menyebabkan penurunan pori makro vertikal depan sebesar 9,01%. Peningkatan 1% (C-organik, porositas, total pori, pori makro matriks), indek kemantapan agregat 1 DMR menyebabkan peningkatan pori makro vertikal samping masing-masing sebesar 1,50%, 0,21%, 0,18%, 0,14%, 0,67%, sedangkan peningkatan 1 g cm-3 berat isi menyebabkan penurunan pori makro vertikal samping sebesar 10,01%. Peningkatan 1% (porositas, total pori, pori makro matriks) menyebabkan peningkatan pori makro horizontal masing-masing sebesar 0,51%, 0,32%, 0,46%, sedangkan peningkatan 1 g cm-3 berat isi menyebabkan penurunan pori makro horizontal sebesar 21,69%.