Daftar Isi:
  • Terong (Solanum melongenae L) tumbuhan yang tergolong dalam keluarga Solanaceae dan genus Solanum. Merupakan tumbuhan asli India dan Sri Lanka. Buahnya biasa digunakan sebagai sayur untuk masakan. Terong termasuk salah satu sayuran buah yang banyak digemari oleh berbagai kalangan karena mengandung kalsium, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B, vitamin C, fosfor dan zat besi (Soetasad, 2000). Buah terong dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk berbagai sayur atau lalapan. juga mengandung gizi yang cukup tinggi dan komposisinya lengkap. Namun, potensi ini dihadapkan dengan indikasi resiko produksi yang menunjukkan produktivitas terong cenderung fluktuatif dari tahun 2006 (358,095 ton) hingga tahun 2012 (518,827 ton) (Badan Pusat Statistik, 2013). Fluktuasi produktivitas tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya ialah tidak terpenuhinya salah satu faktor pendukung pertumbuhan tanaman terong yakni Thermal Unit (satuan panas). Thermal unit ialah jumlah panas yang harus tersedia bagi tanaman untuk optimalisasi pertumbuhan dengan akumulasi suhu rata-rata harian diatas suhu baku (suhu dasar) tanaman, yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang optimal dalam penyediaan thermal unit untuk pertumbuhan terong, yakni dengan aplikasi pemasangan mulsa dan pengaturan kerapatan tanam. Tujuan dari penelitian ini ialah 1. untuk mengetahui pengaruh pemberian mulsa plastik dan jarak tanam terhadap pertumbuhan tanaman terong ungu dan perbedaan nilai thermal unit di sekitar tanaman terong ungu, 2. untuk mengetahui nilai thermal unit yang sesuai pada pertumbuhan dan hasil tanaman terong akibat kombinasi berbagai jarak tanam dan jenis mulsa. Hipotesis penelitian ini ialah 1. terdapat pengaruh pemberian mulsa plastik dan jarak tanam terhadap pertumbuhan tanaman terong dan perbedaan nilai thermal unit yang ada di sekitar tanaman terong, 2. dari nilai thermal unit dapat diketahui waktu panen tananam terong, 3. terdapat pengaruh pada perlakuan jarak tanam dan mulsa plastik terhadap munculnya kecambah. Penelitian ini dilakukan di Desa Pandanrejo Dukuh Ngujung Kecamatan Bumiaji, Kabupaten Malang pada bulan April hingga Agustus 2014. Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah Leaf Area Meter (LAM), timbangan analitik, oven, kamera, cangkul, meteran, alat tugal, tali rafia, termometer. Bahan yang digunakan ialah benih terong ungu tanaman terong (S. melongena L.), mulsa plastik hitam perak, pupuk urea, TSP, KCl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana, dengan menempatkan 9 kombinasi perlakuan yaitu P1 : 50 cm x 50 cm, tanpa mulsa; P2 : 50 cm x 60 cm, tanpa mulsa; P3 : 50 cm x 70 cm, tanpa mulsa; P4 : 50 cm x 50 cm, mulsa plastik hitam perak; P5 : 50 cm x 60 cm, mulsa plastik hitam perak; P6 : 50 cm x 70 cm, mulsa plastik hitam perak; P7 : 50 cm x 50 cm, mulsa plastik perak; P8 : 50 cm x 60 cm, mulsa plastik perak; P9 : 50 cm x 70 cm , mulsa plastik perak. Perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 27 perlakuan. Pengamatan yang dilakukan terbagi menjadi 2 komponen utama yaitu pengamatan tanaman dan cuaca. Pengamatan ii tanaman meliputi pengamatan Thermal Unit, pengamatan non destruktif (tinggi tanaman dan jumlah daun) dan pengamatan dekstruktif (ILD, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, panen) dengan mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap kombinasi perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 14 hst, 28 hst, 48 hst, 56 hst, dan panen (81hst). Pengamatan panen yaitu meliputi bobot segar total tanaman (g.tan-1), bobot segar konsumsi (g.tan-1), dan indeks panen. Untuk pengamatan cuaca parameter yang digunakan adalah Curah hujan (mm), Radiasi matahari, Suhu tanah (0C), Suhu rata-rata harian (0C). Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis data (uji F) dengan taraf 5%. Apabila dalam analisis ragam terdapat beda nyata, maka dilakukan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan perlakuan mulsa anorganik memberikan pertumbuhan yang lebih baik dan meningkatkan produksi tanaman terong (S. melongena L.) dibandingkan perlakuan tanpa mulsa dan mulsa plastik perak. perlakuan P1 dan P9 memperoleh nilai thermal unit terendah yaitu sebesar 40 ao Kemudian nilai thermal unit tertinggi yang dibutuhkan tanaman terong (S. melongena L.) yaitu pada perlakuan P4 dengan nilai thermal unit sebesar 58 cdo. P5 dengan nilai thermal unit sebesar 62 do. dengan nilai thermal unit sebesar 62 do.