Penampilan 11 Galur Buncis (Phaseolus Vulgaris L.) F5 Berdaya Hasil Tinggi Dan Berpolong Ungu

Main Author: Rahmawati, Annisaa
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130797/
Daftar Isi:
  • Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu komoditas yang cukup popular di masyarakat. Buncis dapat berkhasiat untuk mencegah dan mengobati Diabetes Mellitus (Amin, 2014). Produksi buncis di Indonesia pada tahun 2011, 2012, dan 2013 mengalami fluktuasi, yaitu 334.659 ton, 322.145 ton menjadi 327.378 ton (Anonymous, 2014). Dalam upaya perbaikan kualitas dan produktivitas dari tanaman buncis, telah dilakukan perakitan varietas baru yaitu dengan melakukan persilangan antara varietas buncis introduksi (Purple Queen) dengan varietas lokal (Gogo Kuning, Gilik Ijo, Mantili). Persilangan tersebut bertujuan untuk memperoleh keturunan berdaya hasil tinggi dan berpolong ungu. Pada generasi F4 buncis berpolong ungu didapatkan informasi bahwa galur PQxGK-1, PQxGI-169, dan GIxPQ-35 telah seragam dalam peubah tipe pertumbuhan merambat, warna batang ungu, warna bunga ungu, dan warna polong ungu tua (Permatasari, 2014). Penelitian ini menggunakan 11 galur buncis ungu (Phaseolus vulgaris L.) F5 hasil persilangan varietas lokal dan varietas introduksi. Dengan demikian penelitian pada generasi F5 ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keseragaman karakter di dalam galur-galur F5 yang dilihat berdasarkan fenotip tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan galur buncis (Phaseolus vulgaris L.) F5 hasil persilangan varietas introduksi dan varietas lokal. Hipotesis yang dapat diajukan ialah diduga dari beberapa galur buncis (Phaseolus vulgaris L.) F5 memiliki penampilan yang sudah seragam untuk beberapa peubah tanaman. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2015 di Dusun Suwaluan, Desa Tawang Argo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah cangkul, ajir bambu, label, penggaris, timbangan analitik, jangka sorong, kamera, meteran ukur, alat tulis, RHS Colour Chart, panduan pengematan, dan peralatan penunjang penelitian lainnya. Bahan yang digunakan ialah benih dari 11 galur F5 buncis polong ungu hasil persilangan tanaman buncis varietas introduksi dengan varietas lokal, tetua dari 11 galur tersebut, pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk KCl, dan pestisida. Penelitian disusun tanpa menggunakan rancangan percobaan dan metode pengamatan berupa Single Plant. Variabel pengamatan dilakukan pada karakter kuantitatif dan karakter kualitatif. Karakter kuantitatif meliputi umur berbunga (hst), jumlah bunga per tanaman, umur awal panen (hst), jumlah polong per tanaman, bobot polong (g), bobot polong per tanaman/hasil (g/tan), panjang polong (cm), lebar polong (cm), dan rata-rata jumlah biji per polong. Pada karakter kualitatif yang diamati ialah tipe pertumbuhan, warna klorofil daun, warna batang, pewarnaan antosianin pada daun, warna dasar polong, corak warna sekunder polong, intensitas warna dasar polong, keberadaan warna sekunder polong, warna standard bunga, warna sayap bunga, tekstur permukaan polong, dan warna utama biji. Analisis statistik yang dilakukan dalam bentuk dendogam ii menggunakan program Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis Arithmatic (NTSYSPC-2.02) dan estimasi koefisien keragaman fenotip (KKF) serta koefisien keragaman genetik (KKG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur PQxGI-169-1-14, PQxGK-1-12-29, GIxPQ-12-2-18, GIxPQ-35-11-23 telah menunjukkan keseragaman dalam semua karakter kualitatif. Galur PQxGI-169-1-14, PQxGK-1-12-29, GIxPQ-12-2-18, GIxPQ-35-11-23, GIxPQ-23-10-39, GIxPQ-19-10-16, GKxCS-6-6-47, GKxCS-108-1-1 dan GKxCS-54-11-44 memiliki keragaman genetik dan keragaman fenotip dengan variabilitas sempit pada semua karakter kuantitatif. Berdasarkan dendogram kemiripan diketahui bahwa semua galur buncis berpolong ungu generasi F5 sudah seragam dalam karakter kualitatif dan karakter kuantitatif yang diamati, karena memiliki derajat kemiripan lebih dari 70%.