Analisis Kinerja Pemasok Bahan Baku Utama Pakan Ternak (Kasus Di Perusahaan Agroindustri Pakan Ternak Pt. Japfa Comfeed Indonesia Unit Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur)

Main Author: Aminata, RosalinaNisa
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130785/
Daftar Isi:
  • Ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah di Indonesia, sangat mungkin untuk mengembangkan kegiatan agribisnis dan agroindustri di Indonesia. Kegiatan agroindustri menurut Mangunwidjaja dan Sailah (2009) merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai produk dapat digunakan oleh konsumen. Komoditas agribisnis yang ketersediaannya melimpah dan produksinya terus meningkat dalam beberapa tahun terkahir adalah komoditas jagung (BPS, 2015). Jagung sebagai salah satu komoditas pangan yang juga menjadi komponen utama dalam industri pembuatan pakan ternak merupakan bahan pakan berbutir yang penting dan banyak dipergunakan dalam menyusun ransum pakan. Jagung memiliki nilai gizi yang cukup tinggi, selain itu juga banyak mengandung karbohidrat yang baik sebagai sumber energi. Menurut Djanah (1985) dalam Kushartono (2000), jagung yang berwarna gelap selain mengandung vitamin B, juga mengandung karotin. Penggunaan jagung dalam ransum pakan ayam bisa diberikan 20-40%, sehingga ketersediaan jagung dalam industri pakan ternak harus terpenuhi. Ketersediaan jagung di industri pakan ternak berkaitan dengan stabilitas produksi pada perusahaan. Ketersediaan jagung sebagai bahan baku di perusahaan memerlukan pemasok sebagai lembaga penyalur komoditas jagung dari produsen hingga diolah oleh perusahaan industri pakan ternak. Pemasok merupakan salah satu mitra bisnis yang memegang peranan sangat penting guna menjamin ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan oleh perusahaan. sebuah perusahaan yang sehat dan efisien tidak akan banyak berarti apabila pemasok-pemasoknya tidak mampu menghasilkan bahan baku yang berkualitas atau tidak mampu memenuhi pengiriman tepat waktu (Wirdianto, et al., 2008). Pemasok jagung untuk agroindustri pakan ternak berada hampir di seluruh Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari potensi jagung yang dapat ditanam hampir di seluruh provinsi. Pemasok yang bekerjasama berperan sebagai salah satu elemen yang penting dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku perusahaan. Pada saat perusahaan sudah memutuskan untuk membeli barang yang dibutuhkan dari pemasok, maka perusahaan akan bekerjasama dengan pemasok. Dengan kerjasama yang terbentuk akan tercipta ketergantungan perusahaan dengan pemasok yang dapat menyediakan barang pada tingkat kualitas, waktu tertentu, jumlah tertentu, dan harga yang bersaing. Ketergantungan kepada pemasok menjadikan perusahaan untuk secara efektif mengelola pemasok. Setelah pemasok dipilih, evaluasi dan pengukuran kinerja pemasok akan menjadi penting bagi perusahaan maupun pemasok itu sendiri untuk perkembangannya. ii Kinerja pemasok merupakan kondisi pemasok bahan baku yang harus diketahui dan diinformasikan, karena ketika jumlah pemasok suatu bahan baku berjumlah lebih dari satu, maka fokus perusahaan akan terbagi kepada beberapa pemasok yang bekerjasama. Hal tersebut dapat menurunkan komitmen dan kinerja pemasok oleh karena kurangnya kontrol yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Penelitian ini penting untuk mengetahui tingkat pencapaian pemasok sesuai dengan kebijakan operasional yang diambil setelah dilakukan evaluasi kinerja. Dengan adanya penilaian kinerja diharapkan pemasok dapat mengetahui apa yang menjadi kekurangan dari pemasok itu sendiri dalam menjalin kerjasama dengan perusahaan. Sehingga kerjasama yang terjadi antara pemasok dengan perusahaan dapat saling menguntungkan satu dengan yang lain. Dengan mengetahui pemasok dengan bobot terendah, perusahaan dapat memberikan bimbingan kepada pemasok tersebut agar meningkatkan kinerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi kriteria penilaian kinerja pemasok yang digunakan perusahaan. (2) Mengidentifikasi urutan kriteria dan subkriteria pada tiap kriteria yang menjadi prioritas. (3) Menganalisis tingkat kinerja pemasok jagung yang telah bekerjasama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Japfa Comfeed Indonesia unit Gedangan, Sidoarjo. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab ketiga tujuan dalam penelitian ini adalah fuzzy AHP dengan menggunakan Vendor Performance Indicator (VPI) Dickson. Kegiatan pengadaan bahan baku yang dilakukan oleh pemasok sudah baik secara keseluruhan, baik secara kualitas, kuantitas, dan pengiriman. Beberapa pemasok jagung yang bekerjasama berasal dari wilayah yang sama, namun bukan berarti memiliki kualitas, kuantitas dan pengiriman yang sama. Hal tersebut dikarenakan perlakuan jagung pada tiap-tiap pemasok berbeda. Hasil analisis yang didapatkan, kriteria kualitas merupakan kriteria utama yang digunakan untuk mengetahui apakah pemasok memiliki kinerja yang baik atau tidak. Kriteria kualitas memiliki bobot 0.590, kriteria kuantitas memiliki bobot 0.212, dan kriteria pengiriman memiliki bobot 0.198. Pada kriteria kualitas, subkriteria yang memiliki prioritas utama adalah kadar air dengan bobot 0.276, dan dengan bobot terendah yaitu 0 adalah subkriteria biji pecah. Pada kriteria kuantitas, tepat jumlah dan keberlanjutan pasokan bernilai sama, yakni 0.5. Hal ini karena kedua subkriteria tersebut sama-sama dianggap penting. Sedangkan pada kriteria pengiriman, subkriteria aman dan tepat memiliki bobot yang sama yakni 0.36, dan bobot terendah yakni 0.28 adalah subkriteria cepat. Melihat kurangnya informasi spesifikasi ini menyebabkan kualitas jagung dari pemasok berbeda-beda, sehingga bobot kualitas sangat memberikan nilai pada bobot akhir pada pemasok. Bobot prioritas pemasok secara global didapatkan nilai tertinggi pada pemasok N dengan nilai 0.1197, dan dengan bobot terendah yaitu pada pemasok L dengan nilai bobot 0.0529. Perhitungan kinerja pemasok pada pemasok jagung dengan bantuan fuzzy AHP dilakukan untuk mengetahui tingkatan pemasok dari penilaian beberapa informan. Penilaian kinerja ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi dalam iii pengambilan keputusan pemasok terbaik dan untuk pemasok dengan nilai terendah agar dapat diberikan bimbingan untuk memperbaiki pasokan agar kerjasama yang terjalin dapat berjalan dengan baik dalam jangka waktu panjang.