Analisis Efisiensi Pemasaran Komoditas Cabai Rawit (Capsicum Frutescens) Di Desa Bulupasar Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri
Main Author: | Setyowati, Eny |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130783/ |
Daftar Isi:
- Daerah penghasil cabai rawit terbesar di Indonesia adalah di daerah Jawa Timur dengan rata-rata hasil produksi sebesar 189.318 ton, dengan kontribusi terhadap produksi cabai rawit nasional sebesar 31 %. Propinsi tersebut merupakan daerah yang memiliki jumlah produksi cabai rawit yang tinggi dan jumlah produksinya selalu mengalami peningkatan yang cukup baik. Desa Bulupasar Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah dengan kontribusi produksi cabai rawit terbesar di Jawa Timur. Lokasi ini, dipilih secara purposive sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan saluran pemasaran komoditas cabai rawit yang dilakukan oleh petani di Desa Bulupasar, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui fungsi pemasaran apa saja yang dilakukan oleh petani cabai rawit di Desa Bulupasar dan lembaga pemasaran lain selama melakukan kegiatan pemasaran. Tujuan terakhir dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi pemasaran komoditas cabai rawit. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini metode analisis data deskriptif dan kuantitatif. Analisis data deskriptif digunakan untuk menganalisis saluran pemasaran dan fungsi pemasaran yang dilakukan oleh petani dan lembaga pemasaran dalam memasarkan komoditas cabai rawit. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis tingkat efisiensi pemasaran dengan beberapa indikator antara lain yaitu analisis share harga, analisis share keuntungan, analisis share biaya, analisis efisiensi pemasaran, analisis efisiensi operasional, analisis rasio keuntungan dan biaya. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui ada tiga saluran pemasaran yang berbeda. Saluran pemasaran I terdiri atas petani, tengkulak, pedagang besar, pedagang pengecer. Saluran pemasaran II terdiri atas petani, tengkulak dan pedagang pengecer. Saluran pemasaran III terdiri atas petani tengkulak luar daerah, pedagang besar dan pedagang pengecer. Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa Saluran II merupakan saluran pemasaran yang paling efisien dibandingkan dengan saluran I dan III. Saluran Pemasaran II merupakan saluran pemasaran yang paling efisien, hal ini diketahui dari nilai-nilai indikator yaitu indikator marjin pemasaran, farmer’s share, rasio biaya dan keuntungan dan efisiensi operasional. Nilai marjin pemasaran II merupakan nilai marjin yang paling rendah yaitu Rp 3.792,10. Kondisi ini menunjukkan bahwa saluran ini merupakan saluran pemasaran yang paling efisien diantara yang lainnya. Nilai farmer’s share pada saluran pemasaran ini sebesar 72,48%, yaitu diatas 50% yang menunjukkan bahwa saluran tersebut telah memenuhi syarat efisiensi. Saluran pemasaran II, juga merupakan saluran pemasaran yang paling efisien dari segi efisiensi operasional. Kondisi ini diketahui berdasarkan nilai efisiensi operasional saluran ini yang mencapai 80%.