Analisis Relationship Marketing Pada Agroindustri Gula Di Kabupaten Tulungagung (Studi Kasus Kemitraan Antara Pabrik Gula Modjopanggoong Dengan Petani Tebu Di Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagun
Main Author: | Purwati, AdeCindyJunadha |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130780/ |
Daftar Isi:
- Tebu merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peran penting, yaitu menjadi bahan baku utama pembuatan gula dan menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Kebutuhan gula di Indonesia semakin meningkat, tetapi tidak diimbangi dengan kenaikan produksi gula, maka dari itu diperlukan adanya kerjasama yang baik antara pabrik gula dengan petani tebu untuk meningkatkan produksi gula di Indonesia. Di Kabupaten Tulungagung terdapat salah satu perusahaan yang mengolah tebu menjadi gula pasir yaitu Pabrik Gula (PG) Modjopanggoong yang berdiri dibawah naungan PTPN X. Untuk memenuhi permintaan gula, PG. Modjopanggoong melakukan hubungan kemitraan dengan petani tebu. Kemitraan antara PG. Modjopanggoong dengan petani tebu mengalami beberapa masalah, diantaranya terkait dengan kurangnya kepuasan dan keterbukaan informasi dikedua belah pihak. Selain itu, persaingan dalam perolehan bahan bahan baku dan pemasaran produk biasa terjadi dalam dunia kerja, maka dari itu PG. Modjopanggoong harus mampu membangun dan memelihara hubungan yang baik dengan petani mitra. Terciptanya hubungan yang kuat antara pabrik dengan petani mitra merupakan salah satu strategi manajemen rantai pasok, sehingga pada akhirnya loyalitas dan kesetiaan dari masing-masing pihak dalam kemitraan dapat berjalan dalam kurun waktu yang lama. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendiskripsikan aliran rantai pasok agroindustri gula pada kemitraan antara PG. Modjopanggoong dengan petani mitra di Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung. (2) menganalisis relationship marketing agroindustri gula antara PG. Modjopanggoong dengan petani mitra di Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung. (3) menganalisis tingkat keterikatan relationship marketing agroindustri gula antara PG. Modjopanggoong petani dengan mitra di Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive yang terletak di Desa Sidorejo, Kec. Kauman, Kab. Tulungagung. Resoponden penelitian ini dari agroindustri gula terdapat dua kelompok, yaitu perwakilan dari PG. Modjopanggoong dan petani mitra. Responden PG. Modjopanggoong ditentukan dengan juri opini eksekutif, sedangkan responden petani mitra menggunakan metode purposive sampling secara gugus bertahap (multistage sampling). Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif menggunakan skala Likert. Relationship marketing pada agroindustri gula diukur dengan empat dimensi yaitu kepercayaan, komitmen, kepuasan, dan ketergantungan. Tingkat keterikatan relationship marketing terdiri dari level kooperatif, koordinatif, dan kolaboratif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa aliran rantai pasok agroindustri gula terdiri dari aliran produk, aliran keuangan, dan aliran informasi. Aliran produk mengalir mulai dari petani mitra, kemudian dikirim ke pabrik untuk diolah menjadi gula, hingga dibeli oleh investor saat lelang dan gula tersebut ii sampai pemakai akhir atau konsumen. Aliran keuangan mengalir dari konsumen pemakai akhir hingga sampai ke petani mitra, sedangkan untuk aliran informasi yang terjadi antar mata rantai yaitu antara petani mitra dengan PG. Modjopanggoong dan antara PG. Modjopanggoong dengan investor. Relationship marketing pada agroindustri gula berdasarkan empat dimensi (kepercayaan, komitmen, kepuasan, dan ketergantungan) diperoleh hasil pada masing-masing simpul. Pada simpul PG. Modjopanggoong terhadap petani mitra diperoleh penilaian kepercayaan, komitmen, kepuasan, dan ketergantungan dengan skor yakni 19,33 (tinggi) : 14,00 (sedang) : 7,67 (tinggi) : dan 13,67 (tinggi). Pada simpul petani mitra terhadap PG. Modjopanggoong diperoleh penilaian kepercayaan, komitmen, kepuasan, dan ketergantungan dengan skor yakni 18,36 (sedang) : 15,31 (tinggi) : 11,23 (sedang) : 11,27 (sedang). Tingkat keterikatan relationship marketing agroindustri gula pada semua simpul berada pada level koordinatif. Pada level koordinatif, hubungan yang terjalin antara PG. Modjopanggoong dengan petani mitra lebih dari sekedar kegiatan transaksional dan telah ada ikatan yang lebih erat. Hubungan kemitraan antara PG. Modjopanggoong dengan petani tebu yang terjalin masih dalam kategori sedang karena dipengaruhi oleh keterbukaan informasi yang dirasa masih kurang, oleh karena itu diharapkan bagi masing-masing pihak lebih terbuka lagi mengenai informasi yang dibutuhkan rekan bisnisnya.