Pengaruh Aplikasi Fungsida (Bahan Aktif Benalaxyl 8% Dan Mancozeb 65%) Terhadap Keanekaragaman Jamur Endofit Pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.)

Main Author: Hidayatulah, MochamadArif
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130779/
Daftar Isi:
  • Jagung merupakan salah satu bahan pangan alternatif setelah padi yang berada di Indonesia. Selain itu, jagung juga dimanfaatkan sebagai komponen utama (60 %) dalam pembuatan ransum pakan ternak. Permintaan produksi jagung setiap tahunnya terus meningkat, akan tetapi kebutuhan produksinya terus menurun. Salah satu penyebab turunnya produksi jagung yaitu serangan hama dan penyakit tanaman yang dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi petani seperti penyakit bulai yang disebabkan oleh Peronosclerospora maydis, penyakit karat yang disebabkan oleh Puccinia sorghi, penyakit Sekarang ini, hampir semua petani menggunakan fungisida untuk mengendalikan penyakit pada tanaman jagung. Tetapi, tidak semua fungisida efektif untuk mengendalikan penyakit, hanya 20 persen fungisida mampu mengendalikan penyakit. Akumulasi residu fungisida akan mengakibatkan pencemaran lahan pertanian dan lingkungan. Salah satu nya yaitu menurunnya keanekaragaman jamur endofit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Fungsida bahan Aktif : Benalaxyl 8% dan Mancozeb 65% terhadap keanekaragaman jamur endofit pada tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikologi, Jurusan Hama dan Penyakit, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya pada bulan Januari – Mei 2015. Aplikasi fungisida diaplikasikan setiap minggu mulai 24 sampai 60 HST. Eksplorasi jamur endofit diambil dari daun dan batang tanaman jagung saat umur 14,34 dan 60 HST. Isolasi jamur endofit diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi jamur dengan menggunakan buku panduan Barnet and Hunter (1998), and Wattanabe (2002). Selanjutnya, dilakukan perhitungan indeks keanekaragaman,dominasi dan keseragaman. Jamur endofit yang ditemukan dari pengambilan sampel saat umur 14 HST yaitu 13 genus, umur 34 HST yaitu 11 genus dan umur 60 HST yaitu 9 genus. Nilai keanekaragaman jamur endofit pada pengambilan sampel saat umur 14 HST antara 2,079 – 2,303, umur 34 HST antara 2,079 – 3,526 dan umur 60 HST antara 2,944 – 3,466. Pada perlakuan kontrol, nilai indeks keanekaragaman jamur tergolong tinggi, tetapi pada perlakuan yang terpengaruh fungisida terjadi penurunan indeks keanekaragaman jamur endofit. Nilai indeks dominasi setiap pengambilan sampel tergolong rendah yakni 0,14 – 0,27. Sedangkan, untuk indeks keseragaman pada setiap pengambilan sampel tergolong tinggi yakni 1,06 – 1,78.