Potensi Jamur Beauveria Bassiana (Balsamo) Vuillemin (Hypocreales: Cordycipitaceae) Sebagai Jamur Endofit Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Pada Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill)
Main Author: | Kusuma, RamadhaniMahendra |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130768/ |
Daftar Isi:
- Kedelai (Glicine max (L.) Merrill) memiliki peran penting di Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Konsumsi kedelai dalam negeri terus meningkat setiap tahun. Saat ini konsumsi kedelai per tahun mencapai 2,6 juta ton, sedangkan produksi kedelai nasional terus mengalami penurunan yang signifikan. Salah satu penyebab dari menurunnya produksi kedelai adalah serangan hama. Usaha pengendalian hama dapat dilakukan melalui peningkatan ketahanan tanaman. Peningkatan ketahanan tanaman oleh serangga, nematoda, atau patogen penyebab penyakit dapat melalui endofit. Endofit merupakan mikroorganisme (bakteri, jamur, atau aktinomisetes) yang hidup dan berkoloni di dalam jaringan inang tanpa menimbulkan efek negatif, bahkan banyak memberi keuntungan terhadap inangnya. Salah satu keuntungannya adalah sebagai agens pengendali hayati baik untuk serangga hama maupun patogen penyebab penyakit tanaman. Keuntungan endofit sebagai agens hayati adalah dapat mengurangi kerusakan tanaman oleh serangga, nematoda, atau patogen penyebab penyakit melalui induksi ketahanan tanaman. Jamur B. bassiana merupakan saprofit tanah, patogen serangga dan endofit tanaman. Beauveria bassiana sebagai endofit dapat diinisiasi baik melalui tanah, biji, radikel, rizom, batang, atau disemprotkan pada daun dan bunga. Beberapa peran lain jamur entomopatogen, diantaranya sebagai jamur endofit, jamur antagonis (penyakit tanaman), PGPF (Plant Growth Promoting Fungi), dan mampu berkoloni pada perakaran tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan jamur patogen serangga B. bassiana sebagai jamur endofit pada tanaman kedelai (G. max) dan membandingkan pengaruh metode inisiasi endofit jamur B. bassiana pada dua varietas tanaman kedelai (G. max) terhadap pertumbuhan tanaman serta jumlah koloni jamur B. bassiana pada bagian akar, batang, dan daun tanaman kedelai. Penelitian ini menggunakan dua jenis varietas tanaman kedelai yaitu Wilis dan Anjasmoro dengan rancangan acak kelompok (RAK) 6 perlakuan dan 3 ulangan sehingga diperoleh 18 satuan perlakuan setiap varietasnya. Persiapan penelitian meliputi pembuatan media ADK (Agar Dekstrosa Kentang) dan EKD (Ekstrak Kentang Dekstrosa), perbanyakan isolat B. bassiana, serta penanaman kedelai. Setelah tanaman kedelai berumur 12 hari setelah tanam, dilakukan inisiasi B. bassiana menggunakan 3 metode. Metode inisiasi yang digunakan yaitu perendaman benih, penyemprotan daun, dan pembasahan tanah. Kerapatan konidia B. bassiana yang digunakan pada setiap metode aplikasi yaitu 1x108 konidia/ml akuades dengan viabilitas lebih dari 80%. Evaluasi dilakukan 10 dan 20 hari setelah inisiasi (hsi) dengan cara mencabut tanaman lalu sampel tanaman dicuci menggunakan air mengalir, kemudian dilakukan pengukuran tinggi tanaman dan panjang akar serta perhitungan jumlah daun. Setiap tanaman kedelai diambil 1 helai sampel daun, 1 buah akar, dan 1 buah batang yang masing-masing dipotong 2 cm. Setiap sampel bagian tanaman disterilkan menggunakan NaOCl 1%, alkohol 70%, ii dan akuades steril. Setelah itu diisolasi dalam media ADK yang telah ditambahkan dengan antibiotik. Apabila hifa telah tumbuh pada tepi sampel bagian tanaman, maka dilakukan purifikasi. Jamur yang tumbuh diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Kemudian dilakukan postulat Koch pada lava Tenebrio molitor L. (Coleoptera: Tenebrionidae). Hasil penelitian menunjukan bahwa jamur patogen serangga B. bassiana mampu berkolonisasi pada setiap bagian tanaman kedelai. B. bassiana yang ditemukan pada tanaman kedelai varietas Wilis mencapai 60% dari jumlah perlakuan sedangkan pada tanaman kedelai varietas Anjasmoro hanya 40% dari jumlah perlakuan. Hasil analisis ragam jumlah daun, tinggi tanaman, dan panjang akar menunjukkan bahwa inisiasi B. bassiana sebagai endofit pada tanaman kedelai tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pada masing-masing varietas 10 dan 20 hsi. Kerapatan konidia jamur B. bassiana yang diperoleh dari isolasi tanaman kedelai berkisar antara 1,01x106 sampai 19,07x106 konidia/ml akuades.