Daftar Isi:
  • Manajemen rantai pasokan banyak digunakan para pelaku bisnis untuk saling bekerjasama agar dapat memenuhi kebutuhan dalam perusahaan. Buah belimbing merupakan buah yang kaya akan vitamin C. Konsumsi buah belimbing banyak digunakan untuk menyembuhkan demam, sakit tenggorokan, menyehatkan organ pencernaan serta pencegah penyakit jantung. Petani di Kelurahan Karangsari tidak memasarkan buahnya secara langsung ke supermarket tetapi melewati pengepul yang memiliki hubungan dengan banyak supermarket. Pasokan buah belimbing yang dikirim ke UD Wikasari memiliki sebuah permasalahan yaitu keterlambatan. Keterlambatan pasokan yang dikirim oleh petani membuat UD Wikasari harus mencari belimbing ke pengepul lainnya dengan harga yang lebih mahal karena petani belum mampu untuk memenuhi kebutuhan buah belimbing yang diminta. Hubungan pemasaran yang kurang baik juga membuat manajemen rantai pasok buah belimbing sulit dikembangkan. Kepuasan konsumen yang tinggi dapat menggambarkan kualitas yang baik terhadap produk. topik manajemen rantai pasokan, diharapkan dapat merumuskan strategi untuk meningkatkan kinerja dari petani pemasok, menjalin kerjasama yang lebih baik lagi serta memberikan peningkatan kepuasan konsumen terhadap produk. lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja yaitu di UD Wikasari, Kelurahan Karangsari, Kota Blitar serta Malang dan Surabaya karena mengikuti aliran produk serta konsumen terbanyak dalam satu supermarket. Penentuan sampel pada Pelaku manajemen rantai pasok menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling dan menghasilkan 18 responden. Konsumen buah belimbing menggunakan teknik pengambilan sampel Accidental Sampling yang menghasilkan 36 responden dengan menggunakan rumus Malhotra. Data yang didapat pada penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analsisis dari penelitian ini mencangkup analisis Delivery Performance, hubungan jangka panjang, Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Berdasarkan penelitian diketahui bahwa penilaian petani yang memiliki nilai SOCR yang lebih tinggi dari petani lainnya adalah petani A. karena kuantitas pengirimannya lebih tinggi dari petani lainnya kemudian nilai SOCR terrendah adalah petani C yaitu sebesar 96,33%. petani yang memiliki nilai DPRD tertinggi adalah petani A yaitu sebesar 97,14 % sedangkan yang memiliki nilai DPRD terrendah adalah petani C yaitu sebesar 88,71%. Penilaian UD Wikasari terhadap petani mendapat nilai rata-rata yang baik. Petani A menjadi yang paling terbaik dalam menjalin kerjasama dengan UD Wikasari dan petani C mendapat nilai yang terrendah diantara petani lainnya karena petani C baru saja bergabung dengan UD Wikasari. Sedangkan untuk hubungan jangka panjang UD Wikasari dengan supermarket secara umum mendapatkan nilai kepercayaan yang baik, komitmen yang baik, komunikasi yang jarang, kepuasan yang sangat puas ketergantungan yang ragu-ragu. Hasil dari IPA menunjukan bahwa dalam kesembilan atribut tersebut masuk dalam kuadran yang berbeda-beda. Di kuadran I ada atribut kesesuaian harga kemudahan lokasi, dikuadran II terdapat atribut rasa, kesegaran, keterjangkauan harga, kualitas dan manfaat. Kuadran III ketersediaan produk dan juga kemasan sedangkan di kuadran IV tidak ada atribut. Hasil dari CSI keseluruhan adalah 70,4% yang berarti konsumen merasa puas dengan nilai atribut yang telah diteliti. sedangkan kepuasan konsumen per atribut diperoleh atribut rasa sebesar 8,8 % yang berarti kosumen merasa sangat puas dangan ditelitinya atribut rasa. UD Wikasari seharusnya menekankan kepada petani untuk meningkatkan kuantitas buah belimbing agar tidak terjadi kekurangan pasokan buah belimbing untuk dipasok ke supermarket. Cara meningkatkan kuantitas buah belimbing yang dipasok petani adalah dengan mencari alternatif petani lain untuk diajak bekerjasama. Hubungan jangka panjang yang dijalin UD Wikasari dengan petani perlu ditingkatkan, khususnya untuk petani C agar petani ini mampu bekerjasama seperti petani lainnya. Hubungan jangka panjang terhadap supermarket juga perlu ditingkatkan terutama pada supermarket Giant agar hubungan bisnis diantara pelaku bisnis belimbing Karangsari Merah dapat di berjalan secara terus-meneruss. Hasil dari IPA mengharuskan pelaku dalam rantai pasok harus menetapkan harga yang sesuai dengan yang didapatkan konsumen serta kemudahan lokasi untuk menjangkau buah belimbing harus lebih mudah untuk didapatkan oleh konsumen dengan cara bekerja sama dengan supermarket lainnya di Kota Malang. Hasil dari CSI mengharuskan pelaku manajemen rantai pasok untuk mempertahankan kinerja dari semua atribut agar konsumen tetap puas dengan Belimbing Karangsari Merah.