Struktur, Perilaku, Dan Penampilan Pasar Jagung Lokal (Zea Mays Spp) (Studi Kasus Di Desa Gunungrejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang)

Main Author: Andrianingsih, Vivit
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130748/
Daftar Isi:
  • Permasalahan yang sering terjadi pada usaha produk-produk pertanian, seperti produk jagung lokal adalah permasalahan dalam aspek pemasaran, terutama pada titik produsen. Persaingan yang tidak sempurna menyebabkan ketimpangan posisi tawar antara petani dengan lembaga pemasaran. Keterlibatan lembaga pemasaran tersebut dapat memperbesar nilai marjin yang dihasilkan dari saluran pemasaran. Ketika marjin pemasaran tinggi, maka harga jual jagung lokal yang diterima oleh petani semakin rendah. Harga jagung lokal rendah mengakibatkan pendapatan petani juga semakin rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur, perilaku, dan penampilan pasar jagung lokal, sehingga dapat diketahui sebab-akibat dari pemasaran yang berjalan tidak efisien. Informasi yang dihasilkan akan membantu petani dalam membuat keputusan dalam menjalankan pemasaran jagung lokal agar lebih efisien. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini antara lain: (1) Struktur pasar jagung lokal merupakan pasar persaingan tidak sempurna. (2) Perilaku pasar akan menyesuaikan dengan kondisi pasar melalui strategi dan taktik yang menyebabkan posisi tawar petani menjadi lemah. (3) Penampilan pasar akan menghasilkan perbedaan marin pemasaran yang dipengaruhi oleh biaya yang dikeluarkan dan mempengaruhi share yang diterima petani, serta akan menghasilan tingkat kelayakan pemasaran yang bervariasi. Dareah penelitian dipilih secara sengaja (purposive) di Desa Gunungrejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Responden petani dipilih secara sensus dengan jumlah petani sebanyak 31 orang dan lembaga pemasaran dipilih dengan metode snowball smapling dengan rincian 14 tengkulak, 11 pedagang grosir, dan 7 pedagang pengecer. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Dari hasil analisis konsentrasi pasar diketahui bahwa struktur pasar pada pasar jagung lokal di Desa Gunungrejo adalah pasar persaingan sempurna yang menunjukkan persaingan pelaku pemasaran dilakukan secara kompetitif. Diferensiasi produk yang dilakukan lembaga pemasaran hanya berupa sortasi untuk membedakan harga jagung. Tidak terdapat hambatan pasar baik secara teknikal (technical berries) maupun hukum (legal barriers), sehingga pedagang baru dapat memasuki pasar jagung lokal. Sealin itu, seluruh pelaku pemasaran dapat dengan mudah mendapatkan informasi pasar yang dapat digunakan dalam kegiatan pemasaran jagung lokal. Perilaku pasar pada pemasaran jagung lokal menunjukkan bahwa setiap produsen (petani) dan pedagang (lembaga pemasaran) bertindak sebagai price taker yang mengikuti perubahan harga yang terjadi di pasar. Para pelaku pemasarn juga tidak melakukan strategi atau taktik khusus yang dapat merugikan pihak lain. Selain itu, tidak ada kerjasama khusus yang dilakukan oleh lembaga pemasaran, kerjasama dilakukan oleh petani dalam kegiatan kelompok tani di Desa Gunungrejo. Penampilan pasar berjalan secara efisien dengan total nilai marjin yang rendah yaitu Rp 265,-/kg pada saluran I, sedangkan pada saluran pemasaram II dan III relatif tinggi, yaitu Rp 1.184,-/kg dan Rp 3.300,-/kg. Persentase share harga yang diterima pertani juga tinggi, yaitu 89,25% pada saluran I, 54,36% pada saluran II, serta 40% pada saluran III. Dari ketiga saluran pemasaran share harga yang diterima petani merupakan persentase share tertinggi jika dibandingkan dengan lembaga pemasaran. Sementara nilai R-C ratio yang menunjukkan usaha pemasaran jagung lokal layak untuk dilakukan. nilai R-C ratio untuk seluruh lembaga pemasaran dengan nilai R-C ratio lebih dari 1. Saran yang dapat diberikan adalah: (1)Petani sebaiknya melakukan kerja sama dengan tengkulak yang menawarkan harga yang lebih tinggi untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi juga. (2) Bagi pedagang grosir sebaiknya melakukan pengemasan dengan merk tertentu agar meningkankan nilai tambah produk yang dijual. Pemberian merk juga akan membantu mempromosikan jagung lokal di Desa Gunungsari kepada masyarakat luar wilayah tersebut. (3) Untuk penelitian selanjutanya, dapat dilakukan analisis kelayakan usahatani agar dapat diketahui nilai kelayakan yang sebenarnya pada tingkat petani.