Analisis Efisiensi Pemasaran Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Di Kabupaten Probolinggo (Studi Kasus Desa Clarak, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo)

Main Author: Firdaus, FriskaDwiAriesta
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130740/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dimana 80% penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Pembangunan subsektor pertanian tanaman hortikultura merupakan salah satu bagian penting, komoditi hortikultura andalan adalah bawang merahkarena memiliki nilai ekonomi tinggi, sebab permintaan bawang merah semakin bertambah, sehingga bawang merah masih potensial untuk dibudidayakandi Jawa Timurkhususnya di Kabupaten Probolinggo yang merupakan kabupatenpenghasil bawang merah. Desa Clarak merupakan desa penghasil bawang merah terbesar di Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, sehingga berpotensi untuk dikembangkan khususnya untuk pemasarannya. Pemasaran bawang merah dapat berjalan dengan baik apabila hasil produksi bawang merah dapat ditingkatkan. Namun penurunan luas area tanam yang disebabkan oleh pengalih fungsian lahan berdampak pada penurunan hasil produksi bawang merah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor cuaca yang tidak menentu dan penentuan risiko susut berupa flasi sebesar 20kg untuk setiap kwintal bawang merah sehingga tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan petani. Selain itu, harga jual bawang merahpun akan semakin tinggi karena setiap lembaga pemasaran yang terlibat melakukan fungsi pemasaran yang akan menambah biaya sehingga meningkatkan harga jual bawang merah. Tujuan dari penelitian ini adalah 1)Mengidentifikasi saluran pemasaran bawang merah di daerah penelitian; 2)Mengidentifikasi fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran disetiap saluran pemasaran di daerah penelitian; 3)Menganalisis marjin pemasaran yang diterima di setiap lembaga pemasaran bawang merah di daerah penelitian; dan 4)Menganalisis efisiensi harga dan efisiensi operasional dalam setiap saluran pemasaran bawang merah di daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan di Desa Clarak, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggopada bulan Maret 2015 hingga bulan April 2015. Penentuan sampel untuk petani dengan cara simple random sampling yaitu sebanyak 41 orang dan responden lembaga pemasaran dengan cara snowball sampling yaitu sebanyak 9 orang. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Terdapat 3 saluran pemasaran bawang merah yang ada di Desa Clarak, Kecamatan Leces; 2) Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran bawang merah antara lain: pembelian, penjualan, risiko, pengangkutan, bongkar muat, sortasi, retribusi dan pengemasan; 3) Marjin pemasaran dan distribusi marjin pemasaran yang iv terbentuk belum merata; dan 4) Pemasaran bawang merah telah efisiensecara harga dan belum efisien secara operasional. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disarankan yaitu1) Dalam pemasaran bawang merah di Desa Clarak, lebih baik diarahkan seperti pada saluran pemasaran II yang melibatkan 2 lembaga pemasaran, sehingga farmer share yang didapatkan akan lebih besar. Sedangkan untuk lembaga pemasaran, fungsi pemasaran yang dijalankan akan lebih efisien karena biaya pemasaran yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan dengan keuntungan yang didapatkan, sehingga rasio K/B yang diterima juga akan lebih tinggi dengan demikian pemasaran bawang merah akan lebih efisien. 2) Perlu adanya peran serta pemerintah untuk membuat kebijakan dalam menentukan besarnya flasi atau risiko susut selama pendistribusian bawang merah yang bertujuan untuk menghindari kerugian ditingkat petani akibat penentuan flasi atau risiko susut yang tinggi oleh lembaga pemasaran. 3) Tingginya biaya transportasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran dikarenakan kapasitas angkut pada saat pendistribusian bawang merah dibawah kapasitas optimal sehingga lembaga pemasaran harus mengoptimalkan bawang merah yang diangkut agar sesuai dengan kapasitas alat angkut yang digunakan dan biaya transportasi yang keluarkan dapat sebanding dengan bawang merah yang diangkut.