Upaya Peningkatan Kualitas Limbah Tahu Cair Untuk Meningkatkan Ph Tanah, Pertumbuhan, Serapan N Dan Residu N Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Pada Alfisols Jatikerto Malang
Main Author: | Lubis, AmaliaAfai |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130735/ |
Daftar Isi:
- Kegiatan industri tahu di Indonesia rata-rata masih dilakukan dengan teknologi yang sederhana, sehingga tingkat efisiensi penggunaan sumberdaya (air dan bahan baku) masih rendah dan tingkat produksi limbahnya juga relatif tinggi. Indonesia memproduksi limbah cair sebanyak 20 juta m2 setiap tahunnya dan 80% industri ini berada di Pulau Jawa (Technology Indonesia, 2015). Safri (2013), dalam media Tempo merilis bahwa 80% atau 2 juta Mg pertahun dari total kebutuhan kedelai Indonesia tahun 2012 digunakan sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe (2,6 juta Mg). 60% dari total kebutuhan kedelai Indonesia atau 1,2 juta Mg kedelai pertahun, dialokasikan sebagai bahan baku pembuatan tahu atau setara dengan 3 juta Mg tahu pertahun. Kandungan hara N, P dan K pada limbah tahu berpotensi untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah. Tujuan dari penelitian ini yaitu : (1) Mengetahui pengaruh aplikasi limbah tahu terfermentasi dan pupuk organik cair (POC) terhadap pH tanah dan pertumbuhan tanaman sawi pada Alfisols (2) Mengetahui pengaruh limbah tahu terfermentasi dan pupuk organik cair (POC) terhadap serapan N, produksi tanaman sawi dan residu N pada Alfisols. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, sedangkan pembuatan pupuk cair di UPT Kompos Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dan analisis kimia dilakukan di laboraturium Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan Maret sampai dengan Juni 2015. Percobaan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) sederhana dengan 7 perlakuan dan 3 kali ulangan sehingga terdapat 21 kombinasi perlakuan. Perlakuan terdiri dari (L0) kontrol, (L1) 50% limbah cair tahu, (L2) 75% limbah cair tahu, (L3) 100% limbah cair tahu, (L4) 50% pupuk organik cair, (L5) 75% pupuk organik cair, (L6) 100% pupuk organik cair. Dosis perlakuan pupuk anorganik dan limbah tahu cair setara dengan 136 kg N ha-1. Data diuji dengan analisis ragam, dilanjutkan dengan uji Duncan dan Korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi 50% pupuk organik cair (5,66 L ha-1) dapat merubah kriteria pH dari analisis awal 5,48 (masam) menjadi 5,74 (agak masam), tetapi perlakuan pupuk organik cair dan limbah cair tahu terfermentasi tidak menunjukkan perbedaan pada pertumbuhan tanaman sawi. Aplikasi 50% limbah cair tahu terfermentasi (399,98 L ha-1) dapat meningkatkan serapan N tanaman sebesar 45,04%, juga meningkatkan berat segar tanaman sawi sebesar 175,64% dibanding kontrol, tetapi residu N total tertinggi terdapat pada perlakuan 100% limbah cair ahu terfermentasi (799,95 L ha-1).