Keragaan Beberapa Genotip Jagung Pakan/ Yellow Corn (Zea Mays L.) Mutan Kolkisin Generasi M2

Main Author: Anggraeni, MIta
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130712/
Daftar Isi:
  • Jagung merupakan palawija sumber karbohidrat, yang memegang peranan penting kedua setelah beras. Kebutuhan jagung di kalangan masyarakat terus meningkat namun produktivitas jagung di Indonesia masih belum stabil. Keadaan yang demikian membuat banyak dilakukan penelitian untuk menghasilkan benih unggul jagung dimana salah satunya dapat dirakit melalui proses mutasi buatan. Salah satu mutagen yang digunakan, yaitu kolkisin. Penelitian sebelumnya, yaitu generasi mutasi M1 yang dilakukan oleh Aili (2015) menggunakan material jagung inbrida yang sudah seragam diberi perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 400 ppm dan 600 ppm, namun pada hasilnya menunjukkan adanya keragaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaan dan variasi dari populasi setiap perlakuan kolkisin dan individu jagung pakan/yellow corn (Zea mays L.) mutan kolkisin hasil seleksi M1. Hipotesis yang diajukan adalah Terdapat adanya variasi dari populasi setiap perlakuan kolkisin dan individu jagung pakan/yellow corn (Zea mays L.) mutan kolkisin hasil seleksi M1 yang diuji. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 – Februari 2015 di dusun Areng Areng, kelurahan Dadaprejo, kec. Junrejo, kota Batu. Alat yang digunakan untuk kegiatan penanaman dan pemeliharaan ialah cangkul, sabit, gunting, kamera, kertas label, papan impraboard, spidol dan kertas penyungkup. Sedangkan alat ukur yang digunakan ialah meteran, penggaris, mikroskop, RHS color chart dan timbangan analitik. Bahan yang digunakan ialah bahan tanam yang berasal dari 2 galur jagung dengan 5 perlakuan (tanpa kolkisin (kontrol), 400 ppm, 600 ppm, kontrol x 400 ppm dan kontrol x 600 ppm) dan masing-masing perlakuan 7 nomor jagung pakan/yellow corn, pupuk kandang sapi + kambing, pupuk NPK (15-15-15), ZA, fungisida, insektisida dan kutex. Penelitian menggunakan metode single plant. Variabel pengamatan terbagi menjadi kualitatif dan kuantitatif. Variabel kuantitatif, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, umur berbunga jantan, umur berbunga betina, panjang tongkol, umur panen, bobot tongkol, bobot 100 biji, panjang dan lebar stomata serta bobot pipilan kering. Variabel kualitatif, warna biji dan bentuk permukaan biji. Analisis untuk data kualitatif menggunakan pendekatan statistika deskriptif yang disajikan dalam bentuk diagram distribusi frekuensi untuk kategori masing-masing karakter warna biji dan bentuk permukaan biji. Sedangkan untuk analisis data kuantitatif menggunakan uji T pada taraf 5%. Berdasarkan hasil pengamatan dari kedua galur perlakuan yang memperlihatkan perbedaan dengan tanaman kontrol adalah perlakuan kolkisin konsentrasi 600 ppm. Perbedaan fenotip pada Galur INC terjadi pada karakter tinggi tanaman, jumlah daun vi dan lebar daun yang mengalami penurunan, umur berbunga jantan, umur berbunga betina dan umur panen mengalami perpanjangan. Perbedaan fenotip Galur INF tanaman perlakuan kolkisin tumbuh lebih tinggi memiliki panjang daun, lebar daun, panjang stomata dan lebar stomata yang lebih besar, umur berbunga jantan, umur berbunga betina dan umur panen lebih cepat. Pada karakter komponen hasil dari kedua galur menunjukkan panjang tongkol, bobot tongkol dan bobot pipilan mengalami penurunan. Pengaruh kolkisin bersifat individual sehingga meskipun nilai KKG rendah masih berpeluang untuk mendapatkan individu terpilih. Nilai KKG berkisar pada 0% - 4,39%. Berdasarkan hasil pengamatan individu terpilih memiliki nilai tinggi tanaman yang tinggi, jumlah daun banyak dan berukuran panjang serta lebar, umur berbunga jantan, umur berbunga betina dan umur panen standar, tongkol panjang, bobot tongkol, bobot 100 biji dan bobot pipilan tinggi serta ukuran panjang dan lebar stomata besar.