Pengaruh Pengendalian Gulma Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai (Glycine max L.) Pada Sistem Olah Tanah
Main Author: | Arsetia, ReanidaTri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130710/1/BAB_1.pdf http://repository.ub.ac.id/130710/2/BAB_4.pdf http://repository.ub.ac.id/130710/3/BAB_5.pdf http://repository.ub.ac.id/130710/4/BAB_2.pdf http://repository.ub.ac.id/130710/4/BAB_3.pdf http://repository.ub.ac.id/130710/5/COVER.pdf http://repository.ub.ac.id/130710/6/DAFTAR_ISI.pdf http://repository.ub.ac.id/130710/7/LAMPIRAN.pdf http://repository.ub.ac.id/130710/ |
Daftar Isi:
- Kedelai adalah komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi.Konsumsi kedelai di Indonesia dalam setahun mencapai 2,25 juta ton, sementara jumlah produksi nasional mampu memasok kebutuhan kedelai hanya sekitar 779 ribu ton. Kekurangan pasokan sekitar 1,4 juta ton, ditutup dengan kedelai impor dari Amerika Serikat (Kemendag, 2013). Sektor pertanian menghadapi tantangan untuk meningkatkan produksi kedelai nasional.Peningkatan melalui pengendalian gulma secara efektif dan efisien dengan memperkecil adanya persaingan antar tanaman dan sistem olah tanah yang tepat di lahan pertanian.Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruhpengendalian gulma terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max L.) dengan pengolahan tanah yang berbeda. Hipotesis penelitian adalah teknik pengendalian gulma yang tepat serta penerapan sistem olah tanah yang tepat dapat meningkatkan produksi tanaman kedelai varietas wilis dan ada pengaruh peningkatan pertumbuhan dan hasil dari tanaman kedelai varietas wilis dengan olah tanah konvensional dan dengan kombinasi penyiangan 21 hst dan aplikasi herbisida 42 hst. Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai varietas wilis, Herbisida glifosat, pupuk urea (46%), SP-36 (36% P2O5), dan KCl ( 60% K2O). Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini meliputi: cangkul, petak kuadran ukuran 25 cm x 25 cm, tali rafia, kamera, penggaris, timbangan analitik, dan oven. Penelitian menggunakan rancangan faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu sistem olah tanah terdiri dari: T0 = tanpa olah tanah, T1 = olah tanah, dan faktor kedua yaitu pengendalian gulma terdiri dari: P0 = tanpa disiang, P1 = disiang 21 hst, P2 = disiang 21hst dan 42 hst, P3 = plikasi herbisida 42 hst, P4 = disiang 21hst + aplikasi herbisida 42 HST. Parameter yang diamati pada penelitian adalah pengamatan pertumbuhan meliputi luas daun tanaman, ILD( Indeks Luas Daun), bobot kering total tanaman (BK total), tinggi tanaman yang diamati pada 14, 21, 42, 63, 84hst dan panen. Pengamatan panen meliputi jumlah polong, bobot polong per tanaman, bobot 100 biji butir dan hasil per hektar.Pengamatan terhadap gulma menggunakan metode kuadran dan menghitung nilai SDR dilakukan sebelum pengolahan tanah, umur 21, 42, 63, 84hst, serta menghitung berat kering gulma per spesies. Data yang didapatkan dari hasil pengamatan akan dilakukan analisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5% untuk mengetahui nyata atau tidak nyata pengaruh dari perlakuan. Apabila teerdapat beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5% untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang nyata antar perlakuan. Hasil analisis vegetasi gulma menunjukkan bahwa pada perlakuan tanpa olah tanah dan tanpa penyiangan (T0P0) menghasilkan bobot kering gulma lebih berat, iii sedangkan pada perlakuan olah tanah dengan disiang 21 hst dan aplikasi herbisida 42 hst memiliki bobot kering gulma yang ringan. Pada pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai, secara keseluruhan perlakuan terbaik pada olah tanah dengan disiang 21 hst dan aplikasi herbisida 42 hst. Pada hasil panen tanaman kedelai, hasil terbaik pada perlakuan olah tanah dengan disiang 21 hst dan aplikasi herbisida 42 hst (T1P4) sebesar 1.78 ton ha-1.