Pemberdayaan Petani Kentang Melalui Adopsi Inovasi Program Good Agricultural Practices (GAP) (Studi pada Kelompok Tani Maju, Desa Tulungrejo, Kec. Bumiaji, Kota Batu)

Main Author: Abrar, Rifki
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130682/1/SKRIPSI_-_RIFKI_ABRAR_%28115040100111053%29_-_full.pdf
http://repository.ub.ac.id/130682/
Daftar Isi:
  • Pemberdayaan petani melalui adopsi inovasi program GAP merupakan suatu bentuk inovasi baru dikenalkan pada masyarakat petani khususnya petani kentang yang dalam pelaksanaannya membutuhkan proses agar dapat dipahami oleh masyarakat petani dengan berbagai karakteristik sosial ekonomi dan faktorfaktor usahatani kentang. Program GAP ini bertujuan untuk mengenalkan cara atau inovasi teknologi baru yang diantaranya mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan, dan sistem produksi yang berkelanjutan terutama dalam meningkatkan produksi dan produktivitas, agar petani dapat melihat, belajar, dan menyakini hasil dari tata cara yang dikenalkan dengan harapan dapat memberikan pemahaman kepada petani tentang agribisnis kentang yang baik dan lestari. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan penyelenggaraan program GAP. (2) Menganalisis hubungan antara faktor pendukung dan faktor penghambat dengan penyelenggaraan program GAP. (3) Menganalis hubungan antara penyelenggaraaan dengan pengelolaan program GAP. (4) Mengevaluasi tingkat keberhasilan penyelenggaraan program GAP. Penelitian ini menggunakan metode penelitian gabungan (mixed method) antara metode penelitian kuantitatif dan kulitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Maju Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penentuan responden dengan cara sensus. Data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan bantuan tabel skoring dan analisis Rank-Spearman. Pemberdayaan petani kentang melalui adopsi inovasi program GAP sudah sesuai dengan tujuan dan harapan. Tingkat implementasi petani pada kegiatan sosialisasi tergolong kategori sedang karena tingkat pengetahuan penggunaan saprodi petani masih belum beraturan. Sedangkan tingkat implementasi petani pada kegiatan pelatihan dan pendampingan tergolong kategori tinggi karena petani sangat antusias dan aktif berpartisipasi mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan dan pendampingan. Secara keseluruhan tingkat implementasi petani pada kegiatan penyelenggaraan program tergolong kategori sedang. Pada faktor pendukung yang memiliki hubungan dengan penyelenggaraan program GAP adalah peralatan produksi dan akses transportasi. Pada faktor penghambat yang memiliki hubungan dengan penyelenggaraan program GAP adalah tingkat pendidikan dan perbaikan tanah. Pada tahap perencanaan yang sangat berhubungan dengan penyelenggaraan program GAP adalah kegiatan pelatihan dan pendampingan. Sedangkan pada tahap pelaksanaan yang sangat berhubungan dengan penyelenggaraaan program GAP adalah kegiatan pelatihan dan pada tahap monitoring dan evaluasi yang sangat berhubungan dengan penyelenggaraaan program GAP adalah kegiatan pendampingan. Tingkat keberhasilan penyelenggaraan program GAP tergolong ii kategori tinggi. Tingkat keberhasilan dapat dilihat dari 5 aspek yaitu: tingkat persepsi, tingkat pengetahuan, tingkat sikap, tingkat keterampilan, dan tingkat keberhasilan pendampingan dan masing-masing aspek tergolong kedalam kategori tinggi. Tingkat keberhasilan tertinggi terjadi pada aspek sikap. Saran yang bisa diberikan oleh peneliti adalah untuk petani, pada kegiatan agribisnis kentang untuk memperhatikan pemakaian pestisida dalam pengendalian OPT yaitu dengan memperhatikan dosis yang diberikan pada tanaman kentang sesuai dengan anjuran pada label kemasan pestisida. Untuk Kelompok Tani Maju diharapkan melakukan pertemuan rutin anggota untuk meningkatkan kegiatan pendampingan pemasaran dan analisa pendapatan karena sebagian petani masih kurang mampu melakukannya. Untuk pemerintah setempat, diharapkan untuk menindaklanjuti ketersediaan bibit kentang yang bersertifikat. Karena pada kegiatan agribisnis kentang, petani menggunakan bibit kentang hasil penangkaran sendiri.