Diagnosis Penghambat Pertumbuhan Akar Kelapa Sawit Pada Lapisan Bawah Ultisol

Main Author: Nurwinda, YunitaDian
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130581/
Daftar Isi:
  • Perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari (AAL) di Pangkalanbun, Kumai dikembangkan pada tanah-tanah bereaksi masam yang diolah secara intensif. Permasalahan yang dihadapi di lapangan adalah perkembangan perakarannya yang terhambat di lapisan bawah, yang diduga berhubungan dengan keracunan Aluminium (Al). Namun demikian hingga saat ini masih belum ada penelitian yang membuktikan dugaan di perkebunan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiagnosis faktor penghambat perkembangan akar kelapa sawit di lapisan bawah Ultisol. Percobaan dilakukan di perkebunan kelapa sawit yang berumur 7-8 tahun dengan tekstur tanah lom berklei. Percobaan dilakukan dengan mengaplikasikan 2 faktor perlakuan, yang disusun menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor 1, berbagai jenis Amelioran Al: 1) Contoh tanah lapisan atas (Tanah A) dicampur dengan SP36, 2) Tanah A+Dolomit, 3) Tanah A+ campuran Bahan Organik terdiri dari Daun, Pelepah, dan Jankos kelapa sawit (Tanah A+BO), 4) Tanah A tanpa tambahan amelioran (Kontrol), 5) Tanah Bawah (tanah B)+SP36, 6) Tanah B + Dolomit, 7) Tanah B +BO, 8) Tanah B tanpa tambahan amelioran (Kontrol). Faktor ke 2 adalah peletakan contoh dari perlakuan 1 di posisi lapisan atas (0-30 cm) dan lapisan bawah (30-60 cm). Pengamatan per perlakuan diulang sebanyak 5 kali, dengan waktu pengamatan 4, 6, 8, dan 10 minggu setelah aplikasi. Campuran contoh tanah dan amelioran dimasukkan dalam mesh bag berdiameter 7 cm dan tinggi 30 cm dengan BI tanah dibuat seragam 1,2 g cm-3. Dosis masing-masing amelioran SP36 = 0,43 g mesh-1 (~47 Mg ha-1), Dolomit = 3,85 g mesh-1 (~184 Mg ha-1), Bahan Organik = 0,051 g mesh-1 (~10 Mg ha-1). Variabel yang diamati: total panjang akar kelapa sawit (Lrv, cm cm-3), biomasa akar (Drv, g cm-3) dan Specrol. Analisa kimia tanah yang dilakukan terhadap contoh tanah dalam mesh bag adalah pH dan kadar Al-dd. Pengujian data menggunakan analisis ragam (ANOVA) taraf 5% dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lrv dan Drv dalam tanah A maupun B di posisi atas (0-30 cm) secara nyata (p<0,001) lebih besar dari pada di tanah posisi bawah (30-60 cm), rata-rata Lrv masing-masing adalah 0,16 cm cm-3 dan 0,06 cm cm-3, dan rata-rata Drv masing-masing 0,1.10-3 g cm-3 dan 0,4.10-4 g cm-3. Hasil tersebut membuktikan bahwa di lapisan bawah Ultisol ada penghambat pertumbuhan akar kelapa sawit. Penambahan amelioran Dolomit pada contoh tanah B di posisi atas dapat meningkatkan Lrv akar kelapa sawit setara dengan Lrv sawit pada contoh tanah A di posisi atas, rata-rata Lrv 0,17 cm cm-3. Pada akhir pengamatan penambahan amelioran Dolomit ke tanah B di posisi atas memberikan Lrv terbesar (0,85 cm cm-3) dari pada perlakuan lainnya, hal ini juga membuktikan bahwa akar di lapisan bawah selain dibatasi oleh kepadatan tanah juga mengalami keracunan Al.