Daftar Isi:
  • Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura sebagai penunjang program diversifikasi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan merupakan salah satu komoditas penting untuk dikembangkan. Namun ada beberapa kendala yang harus dihadapi petani dalam mengembangkan dan berusahatani melon, seperti harga input usahatani yang diperlukan yang relatif mahal. Kondisi seperti itu yang akhirnya memaksa petani untuk mengembangkan komoditas yang memiliki potensi daya hasil tinggi seperti halnya melon. Adanya daya hasil yang tinggi dan sudah adanya pasar yang menampung hasil produksi dari komoditas melon ini merupakan peluang bagi petani, khususnya petani melon di Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun untuk mengembangkan komoditas tersebut dan meningkatkan produktivitasnya. Sementara itu, faktor-faktor produksi yang dimiliki petani umumnya memiliki jumlah yang sifatnya terbatas. Hal tersebut menuntut petani untuk menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki dalam pengelolaan usahatani secara efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alokasi biaya, tingkat penerimaan tingkat pendapatan dan kelayakan dari usahatani melon di kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Menganalisis Faktor-faktor produksi apa yang berpengaruh terhadap produksi usahatani melon di kecamatan dolopo, Kabupaten Madiun, serta menganalisis seberapa besar tingkat efisiensi alokatif penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani melon di kecamatan dolopo, Kabupaten Madiun. Metode yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama adalah analisis biaya, penerimaan, pendapatan, dan analisis kelayakan usahatani. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan kedua adalah analisis fungsi Cobb-Douglass. Sedangkan metode analisis yang digunakan untukk menjawab tujuan ketiga adalah dengan analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi Berdasarkan hasil dan pembahasan, dari analisis usahatani yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari rata-rata luas lahan garap petani melon seluas 0,958 ha, rata-rata biaya total untuk usahatani melon di daerah penelitian adalah sebesar Rp 32.170.521,99 dan rata-rata penerimaan yang diperoleh adalah sebesar Rp 51.799.666,73 per hektar dalam satu musim tanam. Nilai tersebut menjelaskan bahwa penerimaan lebih besar dari pada biaya sehingga usahatani melon di daerah penelitian menguntungkan. Besarnya keuntungan atau pendapatan merupakan selisih dari penerimaan dan biaya, yaitu sebesar Rp 19.629.144,74. Hasil analisis fungsi produksi menunjukkan bahwa faktor-faktor produksi luas lahan, benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja, secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani melon karena F hitung (26,906) lebih besar daripada f tabel (2,74). Namun secara parsial faktor yang berpengarih nyata pada produksi melon adalah benih. karena t hitung (2,076) lebih besar darpada t tabel (2,064) Artinya, penambahan penggunaan faktor benih akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi melon dari pada penambahan dari faktor lainnya. Dari analisis efisiensi yang telah dilakukan, diketahui bahwa nilai NPMx/Px alokasi faktor benih adalah 6,24. Angka-angka tersebut lebih besar dari pada satu sehingga alokasi faktor produksi tersebut belum efisien. Agar mencapai keuntungan maksimal, maka petani perlu menambahkan alokasi dari faktor produksi tersebut hingga mencapai alokasi optimalnya. Alokasi optimal untuk benih adalah 3,21 kg per hektar dalam satu musim tanam.