Analisis Pengendalian Kualitas Tebu di Pabrik Gula Lestari Kertosono, Jawa Timur

Main Author: Fauziah, Ismi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130464/
Daftar Isi:
  • Tebu adalah bahan baku untuk pembuatan gula kristal putih yang menjadi bahan konsumsi penting untuk masyarakat Indonesia. Selain itu, peningkatan kebutuhan gula menjadi potensi tersendiri bagi petani penanam tebu dan pabrik gula. Seiring dengan bertambahnya jumlah konsumsi gula, produksi gula nasional belum mampu memenuhi permintaan gula. Kendala produksi gula adalah faktor on farm dalam hal ini berkaitan dengan proses budidaya tebu hingga proses tebang angkut selain, itu faktor off farm juga berpengaruh terutama mesin dan tenaga kerja. Dilihat dari segi produksi, pabrik gula lestari mempunyai kelemahan yaitu keterbatasan kapasitas produksi menengah 3000-6000 TCD (Ton Cane Day). Produksi gula di pabrik gula Lestari mengalami penurunan tahun 2014 sebesar 379.551,40 kuintal pada tahun 2013 menjadi 351.442,50 kuintal (Buku Laporan Tahunan PG Lestari 2015). Keterbatasan teknologi menyebabkan kualitas gula yang dihasilkan belum bisa memenuhi standar kualitas GKP I (gula kristal putih). Produksi gula sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku yan kontinyu. Adanya penurunan luas areal penanaman tebu di wilayah kerja pabrik gula menyebabkan ketersediaan tebu semakin terbatas. Berkurangnya luas lahan tebu yang ada, pasokan tebu dari petani juga semakin kecil, dan tidak bisa dipastikan berapa banyak tebu yang akan digiling dalam setiap harinya, selain itu juga harga bahan baku selalu berubah-ubah seiring dengan sulitnya bahan baku produksi. Perusahaan perlu melakukan analisis menganai pengendalian kualitas tebu ini dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam menangani kerusakan produk gula pada periode selanjutnya. Sehingga upaya pemenuhan gula kristal putih dapat terpenuhi dengan kualitas yang baik. Mengingat banyaknya kelemahan yang dihadapi oleh pabrik gula maka dalam penyusunan alternatif perbaikan kualitas didasarkan pada analisa lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Perumusan strategi didasarkan pada analisa situasi untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang eksternal dan kelemahan internal, disamping itu memperhatikan ancaman eksternal dan kelemahan internal. Tujuan penelitian ini dilakukan (1) untuk menganalisis pengendalian kualitas tebu di Pabrik Gula Lestari (2) untuk menganalisis pengendalian kualitas tebu menggunakan metode Six Sigma dalam proses produksi gula di PG Lestari, (3) untuk mendeskripsikan faktor strategis pengembangan produk yang dimilki oleh PG Lestari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari metode six sigma yaitu define (mendefinisikan), measure (pengukuran), analyze (menganalisis), dan improve (memperbaiki). Sedangkan strategi perbaikan diperoleh berdasarkan analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threath) dengan menganalisa faktor kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Pengendalian kualitas tebu di pabrik gula lestari dengan metode six sigma sebagai berikut: Define menunjukkan tingkat kerusakan tebu disebabkan karena tebu terbakar dengan kejadian 99,1% adanya tebu kualitas E (tebu terbakar) iv dengan kandungan nira sedikit dan tebu kotor dengan kejadian 0,9% adanya kotoran berupa daduk, pucuk, dan sogolan menuju pabrik gula. Measure menunjukkan level sigma yang dicapai di pabrik gula lestari sebesar 3,3, maka dalam sample maksimum terdapat bahan baku tebu yang cacat sebesar 66.807 unit per satu juta keluaran (maksimum cacat 6,68%). Analyze menunjukkan penyebab terjadinya kerusakan berasal dari lingkungan, tenaga kerja di pabrik gula lestari, metode, dan motivasi. Improve menunjukkan rumusan perbaikan masalah yaitu petani melakukan tebang sendiri, melakukan pelatihan SOP untuk pekerja, melalakukan kontrol mesin dan perawatan mesin secara ketat, menyediakan alat transportasi dengan muatan besar, menambah tenaga tebang. Strategi pengembangan tebu dengan melihat total skor IFE (evaluasi faktor internal) sebesar 2,57 dan EFE (evaluasi faktor eksternal) sebesar 3,51 terletak pada sel II yang merupakan daerah growth and build. Perusahaan yang terdapat pada sel II dapat melakukan perluasan pasar atau memperbanyak kerjasama dengan perusahaan lain untuk menunjang kelancaran pemasaran produk tetes dan blotong. Selain itu PG Lestari melakukan dengan cara menghasilkan produk gula dengan kemasan 1 kg dan menghasilkan produk gula halus untuk kebutuhan industri minuman. Saat ini, pabrik gula Lestari hanya memproduksi gula dalam kemasan 50 kg, proses penjualan gula dilakukan dengan sistem lelang. Sistem penjualan seperti ini sangat bergantung pada fluktuasi harga gula di pasaran. Strategi pengembangan tebu bertujuan untuk mengantisipasi adanya fluktuasi harga gula dan fluktuasi harga tebu, sehingga perusahaan tetap mendapat keuntungan dari penjualan produk lain yaitu gula kemasan 1 kg dan gula halus. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan saran yang diberikan sebagai berikut: perusahaan hendaknya lebih memperhatikan kembali mengenai jenis kerusakan tebu yaitu tebu terbakar dan kotoran tebu yang terlal tinggi. Karena kedua jenis kerusakan tersebut yang mengakibatkan kualitas gula Kristal putih mengalami penurunan menjadi GKP II (gula Kristal putih). Perusahaan hendaknya lebih menekankan pengembangan produk berdasarkan pada faktor eksternal yang memiliki pengaruh kuat terhadap pertumbuhan perusahaan.