Migrasi Internasional Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan Pemanfaatan Remitan Bagi Keluarga Petani (Studi Kasus di Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur)
Main Author: | Okvitasari, Kindi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130460/ |
Daftar Isi:
- Sebagian besar negara di dunia terjadi fenomena global yaitu migrasi internasional (termasuk migrasi tenaga kerja). Banyak negara di dunia terkena imbas migrasi tenaga kerja, baik sebagai negara pengirim maupun negara tujuan atau tempat transit, dan beberapa negara mengalami fenomena tersebut secara serempak. Ada tren pencarian pekerjaan yang semakin meningkat diantara tenaga kerja dari negara-negara Asia seperti Indonesia, India, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Bangladesh, Kamboja, Republik Laos dan Vietnam untuk mencari kerja di negara Asia lainnya seperti Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darusalam, Hong Kong dan Provinsi Taiwan-Cina sebagai negara tujuan utama. Fenomena ini terus berkembang seiring dengan adanya pola hubungan kerjasama yang terjalin antar negara. Meningkatnya hubungan antar negara memiliki pengaruh terhadap intensitas arus migrasi bagi negara yang bersangkutan. Kurangnya kesempatan kerja dan banyaknya pengangguran telah mendorong tenaga kerja Indonesia mencari pekerjaan di luar negeri. Menurut Wawa (2005), menjelaskan bahwa tingginya jumlah tenaga kerja Indonesia yang melakukan migrasi internasional dikarenakan tingginya permintaan tenaga kerja di negara maju dan ketersediaan tenaga kerja di negara berkembang seperti Indonesia, selain itu juga dikarenakan pemerintah belum sepenuhnya berhasil mencari jalan keluar atas persoalan pengangguran. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perempuan dalam melakukan migrasi internasional diantaranya adalah faktor individu/keluarga, faktor daerah asal, dan faktor penarik dari negara tujuan. Keuntungan yang didapatkan Tenaga Kerja Wanita adalah mendapatkan remitan yang dapat dikirimkan pada keluarga di daerah asal berupa remitan ekonomi, dan remitan sosial yang dimiliki Tenaga Kerja Wanita tersebut. Apabila pemanfaatan remitan mampu digunakan dengan baik maka akan membawa kesejahteraan keluarga petani. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perempuan melakukan migrasi internasional dan (2) menganalisis alokasi pemanfaatan remitan secara ekonomi dan sosial di dalam keluarga migran. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui proses penggalian data. Penelitian ini dilakukan di Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung yang dilakukan secara sengaja karena pada daerah ini merupakan salah satu sending area buruh migran. Penentuan informan dilakukan secara purposive terdiri dari 22 keluarga migran dengan kriteria Tenaga Kerja Wanita purna dan masa yang berasal dari keluarga petani. Unit analisis yang digunakan terdiri dari individu dan keluarga. Dimana individu yang diwawancarai adalah Tenaga Kerja Wanita purna. Sedangkan unit analisis keluarga migran adalah anggota keluarga yang memiliki hubungan keluarga meliputi pasangan suami-istri untuk migran yang berstatus kawin, orang tua migran, sanak saudara, dan sebagainya yang tinggal satu rumah dengan Tenaga Kerja Wanita. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan gender framework analysis. Teknik pengumpulan data adalah melalui wawancara secara ii mendalam (indepth interview), observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Teknik analisis data sekunder menggunakan metode deskriptif sedangkan data primer dianalisis menggunakan model interaktif. Model interaktif terdiri atas tiga hal pokok, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hal tersebut saling berhubungan sehingga membentuk siklus interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan melakukan migrasi internasional yang terjadi di Desa Junjung menunjukkan ada tiga faktor, yaitu: (1) Faktor individu/keluarga yang dominan mempengaruhi perempuan di Desa Junjung melakukan migrasi internasional adalah mencari modal usaha, hal ini untuk menunjang kebutuhan hidup jika perempuan desa telah berada di daerah asal dan tidak kembali bekerja di luar negeri, (2) Faktor daerah asal yang dominan mempengaruhi perempuan di Desa Junjung melakukan migrasi internasional adalah upah yang rendah dan adanya budaya migrasi. Budaya migrasi yang berkembang di Desa Junjung sejak tahun 1983 dan dipengaruhi oleh upah di daerah Tulungagung yang rendah, dan (3) Faktor penarik dari negara tujuan yang dominan mempengaruhi perempuan di Desa Junjung melakukan migrasi internasional adalah upah yang tinggi. Besarnya upah yang diberikan dari negara tujuan mampu memberikan pengaruh yang besar kepada perempuan desa untuk melakukan migrasi. Remitan yang dimiliki Tenaga Kerja Wanita meliputi remitan ekonomi dan remitan sosial. Dimana remitan ekonomi merupakan hasil atau gaji yang diperoleh Tenaga Kerja Wanita ketika bekerja di luar negeri yang dikirimkan ataupun dibawa pulang ke daerah asal. Sedangkan remitan sosial merupakan keterampilan, kebersihan, disiplin, kemandirian, kemapuan organisasi yang di dapat ketika berada di luar negeri melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan ketika Tenaga Kerja Wanita di sana. Remitan ekonomi yang diperoleh Tenaga Kerja Wanita yang diberikan kepada keluarga dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Alokasi remitan ekonomi yang dilakukan keluarga petani di Desa junjung terdiri atas beberapa penggunaan diantaranya adalah memenuhi kebutuhan primer keluarga dalam satu bulan, biaya pendidikan, pembelian tanah/sawah, pembangunan/renovasi rumah, pembelian kendaraan/barang elektronik, modal usaha, membayar tanggungan hutang, dan biaya kesehatan keluarga. Dari beberapa alokasi penggunaan remitan tersebut alokasi dalam pembelian tanah/sawah memiliki presentase 26,6 persen dengan jumlah rata-rata alokasi penggunaan sebesar Rp.70.285.714,29. Alokasi dalam pembelian tanah/sawah ini merupakan lokasi terbesar yang dilakukan keluarga Tenaga Kerja Wanita karena hal ini digunakan sebagai investasi dalam jangka panjang yang dapat digunkan sebagai usaha ketika Tenaga Kerja Wanita telah berada di daerah asal. Sedangkan pada penggunaan yang digunakan untuk pembangunan/renovasi rumah memiliki persentase 24,6 persen dengan jumlah rata-rata penggunaan sebesar Rp. 65.000.000,00. Alokasi dalam pembangunan tersebut berada pada prioritas kedua yang dilakukan keluarga Tenaga Kerja Wanita karena mereka menginginkan keadaan tempat tinggal yang lebih bagus dan layak dari sebelumnya. Pada prioritas penggunaan remitan yang ketiga yaitu dialokasikan untuk membayar tanggungan hutang yang memiliki persentase 21,3 persen dengan jumlah rata-rata penggunaan adalah sebesar Rp. 56.250.000,00. Hal ini mengingat salah satu faktor yang mempengaruhi migrasi internasional yang dilakukan perempuan desa adalah adanya tanggungan hutang, sehingga iii mereka memilih untuk bekerja di luar negeri demi untuk melunasi hutanghutangnya. Remitan sosial adalah remitan yang dimiliki Tenaga Kerja Wanita dari hasil bekerja di luar negeri mulai dari kebersihan, kedisiplinan, etos kerja, keterampilan, dan kemampuan berorganisasi yang dilakukan di negara tempat mereka bekerja. Remitan sosial yang paling utama dimiliki Tenaga Kerja Wanita adalah kemampuan mereka berbahasa (Inggris, Cantonese, dan Mandarin) yang digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari ketika berada di luar negeri. Dimana remitan sosial yang diperoleh seharusnya mampu dipertahankan hingga berada di daerah asal (Indonesia) dan diterapkan. Akan tetapi dalam kenyataanya remitan sosial yang diperoleh ketika berada di luar negeri hanya mampu bertahan atau diterapkan ketika Tenaga Kerja Wanita baru pulang dari migrasi internasional. Dan selebihnya mereka akan kembali melakukan kebiasaan dimana mereka sebelumnya melakukan migrasi internasional. Berdasarkan keadaan tersebut maka menerapan remitan sosial yang diperoleh belum mampu merubah kebiasaan perempuan ketika telah berada di daerah asal dan juga kurang memanfaatkan remitan sosial yang telah diperoleh ketika berada di luar negeri. Sehingga dalam segi sosial bermasyarakat belum menunjukkan perubahan yang besar