Analisis Kelayakan Usahatani Benih Padi (Oryza sativa L.) (Kasus pada Petani Penangkar Benih Padi di Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur)

Main Author: Rinjani, Mei
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130441/
Daftar Isi:
  • Benih padi unggul selalu dibutuhkan dalam usahatani padi, selain itu benih unggul bermutu memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan. Kebutuhan benih di Kabupaten Pasuruan masih belum dapat dipenuhi oleh benih lokal, sehingga dapat menjadi peluang bagi para petani untuk menjadi petani penangkar benih padi. Hal ini juga didukung oleh teori bahwa usahatani penangkaran benih menguntungkan secara ekonomis, dengan keuntungan yang besar. Namun pada kenyataannya di lapang masih sedikit petani yang bersedia menjadi penangkar benih atau pembudidaya benih padi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) mengidentifikasi dan mendeskripsikan alasan petani penangkar benih mau menjadi penangkar benih padi dan alasan petani lain yang tidak mau menjadi penangkar benih padi. 2) menganalisis biaya dalam usahatani benih padidan padi konsumsi di Kecamatan Wonorejo. 3) menganalisis penerimaan dan pendapatan dalam usahatani benih padidan padi konsumsi di Kecamatan Wonorejo. 4) menganalisis kelayakan usahatani benih padi dan padi konsumsi di Kecamatan Wonorejo. Penentuan lokasi penelitian ini ditentukan secara purposive di Kecamatan Wonorejo, tepatnya di tiga desa yaitu Desa Sambisirah, Desa Pakijangan, dan Desa Kluwut. Tiga desa itu dipilih karena petani penangkar benih di Kecamatan Wonorejo terdapat di tiga desa tersebut. Metode penentuan responden yang digunakan adalah metode sensus pada petani penangkar benih padi dan metode sampling untuk petani padi. Dengan metode ini diperoleh jumlah petani penangkar benih padi menggunakan metode sensus sebanyak 5 orang petani, dan jumlah petani padi dengan menggunakan metode simple random sampling sampling sebanyak 30 orang petani. Sehingga total sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang. Metode pengambilan data yaitu dengan wawancara, kuisioner, angket dan dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskritif, analisis biaya, analisis penerimaan, analisis pendapatan, analisis kelayakkan yang terdiri dari analisis BEP (Break Even Point) dan R/C ratio. Alasan berusahatani petani penangkar benih padi bersedia menjadi petani penangkar benih padi karena ingin memperoleh keuntungan yang tinggi. Sedangkan alasan utama petani padi (konsumsi) enggan untuk berusahatani penangkaran benih padi dikarenakan modal yang diperlukan terlalu besar, bahkan beberapa petani menyatakan bahwa usahatani penangkaran benih padi hanya untuk mereka yang memiliki modal besar. Selain itu juga kurang memahami tentang penangkaran benih padi karena kurangnya informasi. Hasil penelitian menunjukkan biaya total yang dikeluarkan oleh petani penangkar benih padi per musim tanam per hektar adalah sebesar Rp 14.066.174,4 dan biaya total per musim tanam per hektar yang dikeluarkan petani padi (konsumsi) adalah Rp 10.537.157,8. Dari analisis penerimaan usahatani benih ii padi rata-rata per musim tanam per hektar sebesar Rp 38.400.000,00 dan penerimaan usahatani padi (konsumsi) rata-rata per musim tanam per hektar sebesar Rp 19.479.166,67. Sedangkan pendapatan rata-rata permusim tanam per hektar untuk ushatani benih padi sebesar Rp 24.333.825,64 dan untuk padi konsumsi Rp 9.088.150,6. Hasil analisis kelayakan usahatani penangakaran benih padi per musim tanam per hektar diperoleh BEP produksi sebesar 915,15 kilogram, BEP penerimaan sebesar Rp 7.321.200,75,82, dan nilai R/C ratio sebesar 2,73. Sedangkan hasil analisis kelayakan usahatani padi (konsumsi) per musim tanam per hektar diperoleh BEP produksi sebesar 2.062,56 kilogram, BEP penerimaan sebesar Rp 7.218.546,72, dan nilai R/C ratio sebesar 1,85. Maka usahatani penangkaran benih padi dan usahatani padi sama-sama menguntungkan dan layak dengan nilai R/C ratio masing-masing lebih dari satu, namun lebih menguntungkan usahatani penangkaran benih padi. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa usahatani benih padi sangat menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Jadi saran bagi para petani yang belum turut serta dalam kegiatan usahatani penangkaran benih untuk belajar dan mencoba usahatani penangkaran benih. Jika terkendala faktor modal maka dapat bekerja sama dengan petani yang sebelumnya telah menjadi penangkar benih padi. Sedangkan saran bagi pemerintah adalah sebaiknya pemerintah memfasilitasi dengan pemberian bantuan modal atau mempermudah pinjaman modal untuk para petani yang berkeinginan dan bersedia menjadi penangkar benih padi tetapi kesulitan modal.