Pengaruh Pupuk Hijau (Crotalaria juncea L.) dan Konsentrasi Pupuk Nano Silika pada Pertumbuhan dan Hasil Tebu setelah Umur 9 Bulan

Main Author: SyahriRifauldin
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130403/
Daftar Isi:
  • Tanaman tebu di Indonesia tumbuh dan berkembang dengan luas wilayah sekitar 350.000 hektar pada periode 2007-2012. Produksi gula tebu mengalami penurunan dari tahun 2008-2011. Pada tahun 2008 produksi gula sebesar 2.668,43 t dan mengalami penurunan terus menerus sampai pada tahun 2011 dengan produksi sebesar 2.244,15 t. Produktivitas gula rata-rata di Indonesia sekitar 6,17 t ha -1 , ini terendah apabila dibandingkan dengan negara berkembang penghasil gula dunia yang rata-rata produktivitas gula dapat mencapai 11 t ha -1 . Penanaman tebu secara terus menerus menyebabkan degradasi kesuburan lahan. Pemupukan yang biasanya dilakukan hanya pupuk yang mengandung unsur hara N, P dan K. Salah satu contoh kasus penyerapan unsur hara yang secara terus menerus diserap oleh tanaman dalam jumlah besar namun dalam budidaya tebu tidak dilakukan pemberian pemupukan ialah unsur hara Silika (Si). Pola tanam monokultur tebu secara terus menerus mengurangi unsur Si yang tersedia di dalam tanah sehingga perlu dilakukan penambahan unsur Si melalui pemupukan. Metode penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan tiga ulangan. Petak utama ialah pemberian pupuk hijau, meliputi: (1) Tanpa pupuk hijau (kontrol), (2) Pemberian pupuk hijau Crotalaria juncea L. Anak petak ialah konsentrasi pupuk nano Si, meliputi: (1) Tanpa pupuk Si, (2) Pupuk cair Si konsentrasi 15%, (3) Pupuk cair Si konsentrasi 30% (volume pupuk silika cair/volume air), (4) Pupuk Si padat 250 kg ha -1 . Pupuk hijau C. juncea L. ditanam 1,5 bulan sebelum pengolahan tanah pada plot yang mendapat perlakuan jenis pupuk hijau ini, dengan ketentuan setiap 12 meter panjang juringan ditanami bibit dengan berat 60 g sehingga setiap plot terdapat 600 g bibit. Pada saat pengolahan tanah, bagian atas tanaman ditebang dan dibenamkan bersamaan pengolahan tanah. Pupuk nano Si disemprotkan dua kali, yaitu 30 hari setelah tanam (HST) dengan menyemprotkan sebanyak 50% konsentrasi perlakuan, dan sisanya disemprotkan pada saat tebu berumur 50 HST. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata interaksi antara pupuk hijau dengan konsentrasi pupuk nano Si pada parameter jumlah daun, jumlah ruas dan panjang batang produktif tanaman tebu. Perlakuan konsentrasi pupuk nano Si berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, rendemen, bobot volume, hasil panen dan hablur gula. Sementara itu, perlakuan C. juncea L. berpengaruh nyata pada parameter jumlah anakan dan jumlah daun saat 9 bulan setelah tanam. Perlakuan pupuk Si cair konsentrasi 30% meningkatkan hasil panen yaitu sebesar 29,67% sedangkan rendemen dapat ditingkatkan sebesar 7,53% dengan pupuk Si padat dosis 250 kg ha -1 . Pupuk nano Si cair konsentrasi 15% dan 30% meningkatkan hablur gula masing-masing 4,79% dan 24,30% dibandingkan tanpa pemupukan Si sedangkan pupuk Si padat meningkatkan 31,78% hablur gula dibandingkan tanpa pemupukan Si.