Pengaruh Berbagai Media Tanam Terhadap Pembibitan Budchips Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) Varietas Bl
Main Author: | Brilliyana, YoviMerlita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130397/ |
Daftar Isi:
- Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman yang berguna sebagai bahan baku gula. Kebutuhan gula nasional baik untuk konsumsi langsung rumah tangga maupun industri akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, pada tahun 2014 kebutuhan gula nasional mencapai 2,96 juta ton untuk konsumsi masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat tersebut, diupayakan melalui Program Swasembada Gula Nasional. Namun, swasembada gula yang ditargetkan tahun 2014 semakin sulit dicapai karena target produksi 2,8 juta ton hanya tercapai sekitar 2,5 juta ton. Salah satu penyebab rendahnya produksi gula dapat dilihat dari sisi budidaya tanaman tebu, diantaranya penyiapan bibit tebu, kualitas bibit tebu dan semakin sedikitnya ketersediaan lahan untuk pembibitan. Dari beberapa problematika tersebut di atas, diperlukan teknologi penyiapan bibit yang singkat, tidak memakan tempat dan berkualitas tentunya. Adapun teknik pembibitan yang dapat menghasilkan bibit yang berkualitas tinggi serta tidak memerlukan penyiapan bibit melalui kebun berjenjang adalah dengan teknik pembibitan budchips. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil pembibitan dengan teknik budchips adalah media tanam. Penggunaan komposisi media tanam yang tepat merupakan langkah awal yang sangat menentukan bagi keberhasilan budidaya tebu yang akhirnya akan mendorong peningkatan produktivitas gula. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kemampuan limbah Pabfrik Gula (Blotong dan Abu Ketel) untuk media tanam pembibitan bud chip tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) varietas BL. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai Maret 2015 di Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Malang. Bahan tanam yang digunakan yaitu bibit budchips dari tebu bagian tengah varietas BL. Untuk media tanam (M) yang digunakan adalah tanah, kompos kotoran kambing, kompos blotong dan abu ketel. Peneitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Sederhana dengan satu faktor, yang terdiri dari 10 perlakuan komposisi media tanam dengan 3 ulangan sehingga terdapat 30 petak percobaan. Perlakuan media tanam sebagai berikut: M0 : Tanah+Kompos kotoran kambing (4:1); M1 : Tanah+Kompos Blotong (4:1); M2 : Tanah+Kompos Blotong (1:1); M3 : Tanah+Abu Ketel (4:1); M4 : Tanah+Abu Ketel (2:1); M5 : Tanah+Kompos Blotong+Abu Ketel (2:1:1); M6 : Tanah+Kompos Blotong+Abu Ketel (2:2:1); M7 : Tanah+Kompos Kotoran Kambing+Kompos Blotong (4:1:2); M8 :Tanah+Kompos Kotoran Kambing+Abu Ketel (4:1:1);M9: Tanah+Kompos Kotoran Kambing+Kompos Blotong+Abu Ketel (4:1:2:1). Pengamatan dilakukan terhadap daya kecambah bibit (%), jumlah daun per tanaman, tinggi tanaman, panjang akar, bobot akar, bobot segar total tanaman dan bobot kering total tanaman. Data pengamatan yang diperoleh dianalis menggunakan analisis ragam ii (uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata (F hitung > F tabel 5%), maka akan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5% untuk melihat perbedaan diantara perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi pengaruh nyata akibat perlakuan bebagai media tanam pada parameter pengamatan persentase perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot kering total tanaman. Perlakuan media tanam kompos blotong dan abu ketel pada M1, M2, M3, M4, dan M5 menunjukkan persentase perkecambahan yang sama dengan media tanam M0 yaitu tanah dan kotoran kambing (4:1). Selain itu pada parameter pengamatan tinggi tanaman perlakuan media tanam kompos blotong dan abu ketel pada M2, M4, M6 dan M8 memiliki tinggi tanaman lebih baik dibandingkan perlakuan media tanam M0. Pada pengamatan bobot kering total tanaman perlakuan media tanam kompos blotong dan abu ketel pada M1, M2, M4, M5, M6 dan M7 memiliki hasil lebih baik dari perlakuan media tanam M0. Dari hasil penelitian tersebut perlakuan media tanam M2 dengan komposisi media tanah dan kompos blotong (1:1) memberikan hasil yang terbaik pada pembibitan bud chip tanaman tebu dibandingkan dengan perlakuan kontrol (M0). Hal tersebut dapat dilihat dari segi pertumbuhan bibit dan efisiensi biaya yang dikeluarkan.