Dampak Fitoremediasi Tanah Tercemar Limbah Tambang Emas Rakyat Mengdanung Merkuri dengan Cyperus Kylingia (Endl) terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung
Main Author: | Saputri, RestiyaIntan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130389/1/SKRIPSI_RESTIYA_UB.pdf http://repository.ub.ac.id/130389/ |
Daftar Isi:
- Indonesia memiliki tiga sektor pertambangan emas terdiri dari pertambangan emas skala besar, pertambangan emas skala sedang dan pertambangan emas skala kecil. Kegiatan penambangan liar Sekotong berlangsung dalam 3 (tiga) tahun terakhir. Berawal dari tahun 1986 berdasarkan survei yang dilakukan oleh PT. Newmont Nusa Tenggara yang berkesimpulan bahwa terdapat logam emas di daerah Sekotong. Maka dari itu tanah didaerah sekotong tercemar merkuri, apabila Hg yang diserap tanaman dapat menyebabkan tidak aktifnya beberapa enzim dikarenakan penggabungan Hg ke dalam kelompok daratan, toksisitas Hg menyebabkan penurunan produksi biomassa tanaman, aktivitas fotosintesis, maupun kdanungan nitrogen , fosfor, dan kalium. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mempelajari pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada tanah tercemar merkuri yang telah mengalami fitoremediasi dengan tumbuhan lokal. Penelitian dilakukan di laboratorium Universitas Brawijaya dan di lahan percobaan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Menggunakan percobaan RAK (Rangcangan Acak Kelompok) dengan 6 perlakuan 2 kontrol dan 3 kali ulangan. 6 perlakuan merupakan tanah pascafitoremidiasi hasil penelitian sebelumnnya yang selanjutnya dibdaningkan dengan 2 perlakuan tanah tailing tanpa fitoremidiasi (campuran 70% tanah dan 30% tailing amalgamasi, dan campuran 70% tanah dan 30% tailing sianidasi). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, biomassa tanaman, berat kering akar, konsentrasi Hg pada akar, batang, daun, dan biji jagung. Data diamati tiap minggu sekali selama 77 HST sedangkan parameter tanaman diamati pada waktu panen pada umur tanaman 120 HST. Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisis ragam (Anova) dilanjutkan dengan uji BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan ammonium thiosulfat konsentrasi Hg pada tanah akan semakin rendah. Pada hasil uji ragam untuk konsentrasi Hg tanah tanpa perlakuan atau kontrol didapatkan konsentrasi Hg yang tinggi yaitu 87.10 ppm. Fitoremediasi dapat digunakan untuk menekan kandungan logam pada tanah dan penggunaan media pascafitoremediasi dengan Cyperus kyllingia serta penambahan dosis ammonium thiosulfat dapat mengurangi hg sehingga tidak menghambat pertumbuhan tanaman jagung sesuai dengan perlakuan CKT2L2 yaitu 4.61 ppm. Penambahan ammonium thiosulfat dengan dosis tinggi maka konsentrasi Hg menurun dan nilai serapan N pada perlakuan CKT2L2 yaitu 0.53 mg/L. Produksi biomassa pada perlakuan CKT1L2 39.87 g dan tinggi tanaman tetap tumbuh tinggi hal ini ditunjukan pada perlakuan CKT1L2 yaitu 136 cm.