Pemanfaatan Abu Erupsi Gunung Kelud untuk Perbaikan Produksi dan Kualitas Ubi Jalar di Lahan Kering

Main Author: Melsandi, Heni
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130386/1/SKRIPSI__Heni_Melsandi__115040213111029.pdf
http://repository.ub.ac.id/130386/
Daftar Isi:
  • Salah satu keunggulan bahan pangan dari ubi jalar yang perlu dipromosikan adalah ubi jalar berwarna daging ungu yakni varietas Ayamurasaki yang memiliki antosianin tinggi. Selain itu, varietas ubi jalar lain yang memiliki keunggulan adalah varietas Manohara yang memiliki kadar pati tinggi, sehingga berpotensi sebagai alternatif diversivikasi pangan. Di Kabupaten Malang, ubi jalar banyak ditanam di lahan kering yang umumnya bertekstur pasir, dicirikan dengan rendahnya kemampuan tanah menahan air. Perlu dilakukan penambahan bahan organik dan bahan yang mudah mengalami sementasi dan pengerasan sebagai bahan perekat partikel tanah untuk meningkatkan kemampuan tanah menahan air. Letusan Gunung Kelud pada bulan Februari 2014 menyebabkan banyak tanaman pertanian yang rusak akibat tertutupnya tanah oleh abu Gunung Kelud. Abu vulkanik merupakan mineral yang memiliki potensi sebagai penambah sekaligus berfungsi memperkaya tanah dan memperbaiki sifat fisik. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh abu vulkanik dan kompos terhadap sifat fisika tanah (permeabilitas dan tekstur tanah); sifat kimia tanah (N total, P tersedia, K total C-organik); dan sifat biologi tanah (N biomassa mikroba); dan untuk mengetahui pengaruh perubahan sifat tanah akibat aplikasi abu vulkanik Gunung Kelud dan kompos terhadap pertumbuhan, hasil serta kualitas (karbohidrat dan pati) ubi jalar varietas Manohara dan Ayamurasaki. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2014 hingga Februari 2015 di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Malang. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) lapisan atas tanah lahan kering (kedalaman 0-30 cm,) diperoleh dari lokasi lahan budidaya ubi jalar di Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis, Malang Selatan (C-organik 0,99%; N 0,09%; KTK 12,80 cmol+ kg-1; pH H2O 5,70; P tersedia 67,00 ppm; K 0,37 cmol+ kg-1, Ca 4,76 cmol+ kg-1; dan Mg 6,15 cmol+ kg-1) ; (2) abu vulkanik erupsi Gunung Kelud. Proporsi tanah dan abu vulkanik masing-masing 100%:0%, 90%:10%, 80:20%, dan 70:30% dari 10 kg berat tanah dalam pot (kandungan: Si 34,27±0,15%; Al 1,00%; Fe 0,057%; Mn 0,005%; Mg 0,12%; Ca 3,26%; K 0,39%; P 0%; pH 3,9; KTK 4,12%); (3) kompos setara 2,5 Mg ha-1 dan 5 Mg ha-1 (kandungan N = 1,2%; P = 1,4%; K = 0,63%; pH 5; C/N 12-13; air 30%); (4) stek batang ubi jalar varietas Manohara dan Ayamurasaki; (5) Phonska setara 100 kg ha-1 sebagai pupuk dasar semua perlakuan; dan (6) bahan pendukung laboratorium. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap Faktorial, dengan 16 perlakuan dan 3 ulangan. Parameter pengamatan antara lain sifat fisika (permeabilitas dan tekstur), kimia (N total, P tersedia, C-organik) dan biologi (N biomassa mikrobial) tanah, pengamatan pertumbuhan vegetatif, hasil, dan kualitas ubi jalar (karbohidrat dan pati). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan dosis abu vulkanik dan kompos mampu menurunkan nilai permeabilitas tanah dari 39,31 cm jam-1 (sangat cepat) menjadi 13,35 – 6,68 cm jam-1 (cepat – agak sedang), namun tidak merubah tekstur tanah, perlakuan terbaik pada dosis 10% abu vulkanik + 5 Mg ha-1 kompos. Pemberian abu vulkanik Gunung Kelud dan kompos terhadap sifat kimia tanah meningkatkan nilai pH tanah, C-organik, dan K-total dari pada analisis tanah awal. Semakin rendah dosis abu vulkanik semakin tinggi nilai N total dan P tersedia. N-total, P tersedia, dan K total nilainya lebih rendah dibandingkan tanah awal. N biomassa mikroba tanah saat panen tertinggi pada kombinasi 10% abu vulkanik + 5 Mg ha-1 kompos, baik yang ditanami varietas Manohara maupun Ayamurasaki. Varietas Manohara lebih respon terhadap pertumbuhan vegetatif daripada generatif. Berat segar umbi tertinggi varietas Manohara dan Ayamurasaki adalah pada kombinasi 10% abu vulkanik + 5 Mg ha-1 kompos, masing-masing sebesar 373,51 g tan-1 atau 19,92 Mg ha-1 dan 393,09 g tan-1 atau 20,96 Mg ha-1. Semua perlakuan menunjukkan pengaruh nyata terhadap kadar karbohidrat dan pati pada varietas Manohara dan Ayamurasaki. Kandungan karbohidrat tertinggi pada varietas Manohara terdapat dalam kombinasi 20% abu vulkanik + 2,5 Mg ha-1 kompos yaitu 23,52%, sedangkan kandungan karbohidrat tertinggi pada varietas Ayamurasaki terdapat dalam kombinasi 30% abu vulkanik + 2,5 Mg ha-1 kompos yaitu 22,42%. Tingginya kadar karbohidrat diikuti pula dengan tingginya kadar pati dari masing-masing perlakuan. Semakin tinggi dosis abu vulkanik dengan 5 Mg ha-1 kompos meningkatkan nilai kecerahan warna pada varietas Manohara dan meningkatkan nilai gelap pada varietas Ayamurasaki.