Daftar Isi:
  • Penggunaan mekanisasi pertanian berupa traktor dan alat pengolah tanah akan berdampak terhadap sifat fisik tanah yaitu penurunaan porositas tanah, peningkatan berat isi tanah, penurunan kemampuan tanah menyimpan air dan sulitnya akar tanaman tebu melakukan penetrasi di dalam tanah. Hal tersebut akan berdampak pada petumbuhan tanaman tebu pada fase vegetatif awal sehingga tanaman tidak tumbuh secara optimal. Blotong dan abu ketel merupakan limbah dari pabrik yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan organik yanag dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Mengetahui pengaruh pengolahan tanah dan pemberian bahan organik (blotong dan abu ketel) terhadap porositas tanah. 2) Mengetahui pengaruh pengolahan tanah dan pemberian bahan organik (blotong dan abu ketel) terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tebu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September hingga Desember 2013 mengunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri atas K0 = Kontrol ( Plowing 2 kali + Harrowing 1 kali + Furrowing 1 kali), K1 = (Plowing 2 kali + Harrowing 1 kali + Furrowing 1 kali blotong 40 t ha-1 dan abu ketel 40 t ha-1 disebar), K2 = (Plowing 1 kali + Harrowing 1 kali + Furrowing 1 kali blotong 40 t ha-1 dan abu ketel 40 t ha-1 disebar), K3 = (Subsoiling 2 kali + Harrowing 1 kali + Furrowing 1 kali blotong 40 t ha-1 dan abu ketel 40 t ha-1 disebar), K4 = (Subsoiling 2 kali + Harrowing 1 kali + Furrowing 1 kali blotong 40 t ha-1 dan abu ketel 40 t ha-1 dimasukkan dalam larikan). Pengamatan tersebut dilakukan pada pengamatan 0, 3, 6, dan 9 MST. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan K4 = (Subsoiling 2 kali + Harrowing 1 kali + Furrowing 1 kali blotong 40 t ha-1 dan abu ketel 40 t ha-1 dimasukkan dalam larikan) dapat memperbaiki sifat fisik tanah yaitu dapat meningkatkan porositas tanah dibandingkan perlakuan kontrol sebesar 50,2 %. Perlakuan tersebut juga dapat meningkatkan tinggi tanaman secara berturut-turut yaitu 10,13 cm; 17,35 cm; dan 34,59 cm.