Pengaruh Perbedaan Waktu Emaskulasi Terhadap Keberhasilan Persilangan Tanaman Padi Hitam X Padi Putih (Oryza Sativa L.)

Main Author: Prastini, Lela
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130378/
Daftar Isi:
  • Padi merupakan tanaman pangan dari keluarga Graminae. Data impor beras yang dilakukan Indonesia pada tahun 2012 sebesar 1.810.372,30 ton menunjukkan bahwa kebutuhan beras tidak bisa dipenuhi dari produksi beras dalam negeri. Salah satu cara yang diharapkan untuk meningkatkan produksi padi ke depan ialah melalui program pemuliaan. Saat ini belum banyak pemulia padi yang meneliti tentang padi hitam untuk meningkatkan produksi beras. Peningkatan mutu genetik melalui program pemuliaan dapat dilakukan dengan persilangan. Namun, persilangan antara padi hitam dengan padi putih masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, persilangan buatan antara padi hitam dengan padi putih dilakukan dalam penelitian ini dengan harapan dapat dihasilkan tanaman padi hitam yang berumur genjah, anakan produktif banyak dan hasilnya tinggi. Tanaman padi termasuk tanaman yang menyerbuk sendiri. Kegiatan emaskulasi perlu dilakukan sebelum bunga mekar. Stadia bunga yang baik untuk emaskulasi ialah 1 hari sebelum bunga mekar dengan posisi ujung benang sari berada di pertengahan bunga, sehingga hari selanjutnya, putik sudah matang dan siap untuk diserbuki. Namun pada penelitian ini, emaskulasi tidak hanya dilakukan 1 hari sebelum bunga mekar melainkan 2 dan 3 hari sebelum bunga mekar. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mempelajari waktu emaskulasi yang tepat terhadap keberhasilan persilangan tanaman padi hitam dengan padi putih. Hipotesis yang diajukan ialah perlakuan emaskulasi sehari sebelum bunga mekar dapat meningkatkan keberhasilan pada persilangan tanaman padi hitam dengan padi putih. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dadaprejo, kecamatan Junrejo, kota Batu, Provinsi Jawa Timur dengan ketinggian tempat 600 m dpl, curah hujan 1600 mm/tahun, suhu udara minimum 18-240C dan suhu udara maksimum 28-320C serta kelembaban udara 75-98% dan jenis tanah alluvial. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015. Alat yang digunakan ialah sabit, cangkul, pinset, gunting kecil, klip, kaca pembesar, pot, kamera dan alat tulis. Bahan yang digunakan ialah padi hitam Cempo Ireng dan Jawa Melik serta padi putih varietas Ciherang dan iv Pandanwangi, air, alkohol 70%, glacyne bags (kantong transparan), benang dan kertas label, papan nama dan pupuk organik. Persilangan antara padi hitam dengan padi putih dilakukan secara resiprokal. Untuk set persilangannya terdiri dari : Pandanwangi X Jawa Melik, Jawa Melik X Pandanwangi, Ciherang X Jawa Melik, Jawa Melik X Ciherang, Pandanwangi X Cempo Ireng, Cempo Ireng X Pandanwangi, Ciherang X Cempo Ireng dan Cempo Ireng X Ciherang. Waktu emaskulasi yang dilakukan yaitu 1, 2 dan 3 hari sebelum bunga mekar. Variabel pengamatan yang dilakukan meliputi persentase keberhasilan persilangan, umur berbunga (hari), umur pengisian bulir padi (hari) dan warna biji padi hasil persilangan. Data hasil pengamatan disusun dalam tabel kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji F untuk mengetahui homogenitas. Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan rerata dari dua perlakuan yang diketahui dari perbandingan t hitung yang dibandingkan dengan t tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata keberhasilan persilangan pada berbagai waktu emaskulasi tidak berbeda nyata sehingga H1 ditolak. Artinya pada berbagai waktu emaskulasi, rata-rata menunjukkan keberhasilan persilangan yang sama. Jadi, perbedaan waktu emaskulasi tidak berpengaruh terhadap keberhasilan persilangan. Rerata keberhasilan persilangan pada seluruh set persilangan menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua tetua mempunyai peran yang sama. Umur panen padi hitam lebih lama daripada padi putih karena umur berbunga padi hitam lebih dalam daripada padi putih. Rerata umur berbunga Ciherang 103,50 HSS, Pandanwangi 102,00 HSS, Cempo Ireng 130,00 HSS dan Jawa Melik yaitu 117,00 HSS. Lama stadia pembungaannya berkisar antara 8-10 hari. Masa pengisian bulir padi rata-rata berkisar antara 30-33 hari setelah persilangan. Rerata masa pengisian bulir padi hasil persilangan pada berbagai waktu emaskulasi dan berbagai set persilangan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Warna biji pada hasil persilangan tergantung pada warna biji tetua betina. Pada tetua betina padi hitam menunjukkan hasil warna biji hasil persilangan pada stadia masak susu berwarna hijau-merah keunguan, stadia 1⁄2 masak dan masak penuh berwarna ungu. Pada tetua betina padi putih menunjukkan hasil warna biji hasil persilangan pada stadia masak susu berwarna hijau, stadia 1⁄2 masak berwarna putih dan stadia masak penuh berwarna coklat muda.