Analisis Nilai Tambah Dan Profitabilitas Agroindustri Dodol Nangka Di Ud. Ramayana Agro Mandiri, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu

Main Author: Rachmawati, ReniYuli
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130369/
Daftar Isi:
  • Kegiatan agroindustri merupakan bagian integral dari pembangunan sektor pertanian. Efek agroindustri mampu mentransformasikan produk primer ke produk olahan sekaligus budaya kerja bernilai tambah rendah menjadi budaya kerja industrial modern yang menciptakan nilai tambah tinggi. Agroindustri dodol nangka UD. Ramayana Agro Mandiri memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat Kota Batu. Hal ini dikarenakan dodol nangka memiliki nilai tambah yang tinggi dibandingkan dengan buah nangka segar. Oleh karena itu, adanya Agroindustri dodol nangka UD. Ramayana Agro Mandiri merupakan salah satu cara untuk memperpanjang waktu simpan dan meningkatkan nilai jual buah nangka. Peningkatan nilai tambah juga akan mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh agroindustri. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis besarnya nilai tambah dari olahan dodol nangka di UD. Ramayana Agro Mandiri. (2) mengetahui besarnya biaya dan penerimaan yang diperoleh agroindustri UD. Ramayana Agro Mandiri. (3) mengetahui besarnya titik impas (BEP) pada agroindustri UD. Ramayana Agro Mandiri. (4) menganalisis besarnya profitabilitas yang dicapai agroindustri UD. Ramayana Agro Mandiri. Penelitian dilakukan di agroindustri UD. Ramayana Agro Mandiri, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Dasar dari pemilihan daerah penelitian ini bahwa agroindustri UD. Ramayana Agro Mandiri merupakan salah satu pelopor agroindustri dodol dan memprioritaskan dodol buah sebagai produk utama di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penentuan responden menggunakan metode purposive yaitu pihak UD. Ramayana Agro Mandiri yang menjadi key informant, antara lain pelaku usaha (produsen) dan karyawan bagian keuangan serta karyawan bagian produksi. Metode analisis menggunakan metode analisis nilai tambah hayami, analisis biaya, analisis penerimaan, analisis Break Even Point, dan analisis profitabilitas dengan menggunakan MIR (Margin Of Ratio) dan MOS (Margin Of Safety). Nilai tambah yang diperoleh produk dodol nangka UD. Ramayana Agro Mandiri sebesar Rp 33.616 atau sebesar 50,4 % dari nilai produksi. Hal ini berarti dalam pengolahan nangka segar menjadi dodol nangka memberikan nilai tambah 50,4 % dari nilai produk. Hasil analisis nilai tambah ini juga dapat menunjukkan marjin dari bahan baku yang didistribusikan pada imbalan tenaga kerja dan keuntungan perusahaan. Marjin ini didistribusikan untuk masing-masing faktor tenaga kerja yaitu pendapatan tenaga kerja sebesar 41 % dan keuntungan produsen sebesar 59 %. Marjin yang didistribusikan untuk keuntungan produsen merupakan bagian terbesar bila dibandingkan dengan pendapatan tenaga kerja. Agroindustri dodol nangka UD. Ramayana Agro Mandiri mendapatkan penerimaan sebesar Rp 2.000.000 yang diperoleh dari harga yang dikalikan dengan produk yang dihasilkan dalam satu kali proses produksi. Harga dari satu kemasan dodol nangka adalah Rp 5.000,- dan produk yang dihasilkan adalah sebanyak 400 kardus pc dalam satu kali proses produksi, sedangkan UD. Ramayana Agro Mandiri ii memproduksi tiga kali dodol nangka dalan satu hari. Total biaya yang dikeluarkan agroindustri dodol nangka UD. Ramayana Agro Mandiri adalah Rp 1.187.980, dan keuntungannya adalah Rp 812.019,-. Volume penjualan dodol nangka pada kondisi BEP adalah 237,60 unit, sedangkan hasil penjualan dodol nangka pada kondisi BEP adalah Rp 1.187.980,-. Kondisi ini menyebabkan agroindustri dodol nangka UD. Ramayana Agro Mandiri mampu berada di atas kondisi BEP. Hal ini didukung dengan pendekatan grafis bahwa besarnya garis penjualan mampu berada di atas garis BEP, sehingga agroindustri dodol nangka mampu mendapatkan profit. Besarnya nilai profitabilitas yang diperoleh agroindustri dodol nangka UD. Ramayana Agro Mandiri adalah 16,75 % setiap kali proses produksi. Hal ini berarti apabila agroindustri dodol nangka mampu menjual seluruh hasil produksi maka profit yang diperoleh sebesar 16,75 % dari hasil penjualan atau sebesar Rp 812.019. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah peningkatan nilai tambah dodol nangka dapat dilakukan dengan menggunakan bahan penunjang seperti apel, tepung ketan, gula, essence nangka, dan LPG dengan harga yang lebih terjangkau, sehingga dapat menekan biaya produksi. Agroindustri dodol nangka perlu meningkatkan stok bahan baku nangka untuk memperbaiki kestabilan produksi dodol nangka. Hal ini dikarenakan buah nangka yang musiman, sehingga tidak dapat diprediksi stok bahan baku nangka di daerah Bumiaji. Selanjutnya agroindustri dodol nangka perlu meningkatkan jumlah pemasaran, yaitu bisa dengan menjalin kerjasama dengan agen lain, mendirikan outlet sendiri, promosi melalui media internet, dan mengikuti pameran produk di kota lain.