Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Kentang (Solanum Tuberosum L.) (Studi Kasus Di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)

Main Author: Mufadillah, DianNurul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130355/
Daftar Isi:
  • Desa Sumber Brantas merupakan sentra penghasil tanaman kentang varietas granola yang memiliki luas lahan dan produktivitas tertinggi di Kecamatan Bumiaji, yaitu dengan luas lahan 541,14 ha dan produktivitas sebesar 17-20 ton/ha. Desa Sumber Brantas merupakan kawasan yang terletak pada daerah dengan potensi iklim dan kondisi lahan yang sangat baik untuk pertanian. Pada perkembangannya, kawasan ini menjadi kawasan produksi pertanian dan menyebabkan sektor pertanian lebih berkembang daripada sektor pendukung perekonomian yang lain di daerah tersebut. Hal tersebut menjadikan sektor pertanian memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat di Desa Sumber Brantas, tidak hanya sebagai penyedia pangan tetapi juga sebagai penggerak perekonomian masyarakat. Meningkatnya pertumbuhan konsumsi kentang olahan dari tahun ke tahun, membuka kesempatan perluasan produksi kentang dan dapat memotivasi para petani dalam pengembangan usahatani kentang yang dilakukan. Pentingnya usahatani kentang sebagai salah satu penyedia bahan baku industri olahan kentang menjadikan konsep efisiensi dalam usahatani perlu diperhatikan guna menjamin kemauan petani kentang agar tidak berhenti dalam berproduksi. Apabila usahatani kentang dapat memberikan keuntungan maksimal, maka akan memotivasi petani kentang untuk tetap bertahan dalam usahanya sehingga kontinuitas ketersediaan bahan baku industri olahan kentang yang dihasilkan tetap terjaga. Beberapa faktor produksi yang digunakan pada penelitian ini yaitu bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja,. Penggunaan faktor-faktor produksi dalam usahatani kentang tidak hanya dilihat dari jenis dan ketersediaannya saja, karena tersedianya sarana atau faktor produksi tidak berarti produktivitas yang diperoleh petani akan tinggi, akan tetapi juga harus dilihat dari sisi efisiensi dalam mengalokasikan penggunaan faktor produksi. Salah satu contoh produktivitas kentang varietas Granola di Desa Sumber Brantas yaitu sebesar 20 ton/ha, jumlah tersebut masih jauh dari produktivitas kentang varietas Granola pada umumnya yaitu 30 ton/ha. Oleh karena itu, penggunaan faktor-faktor produksi yang dilakukan oleh petani diduga masih belum efisien, artinya ada ketidaksesuaian antara penggunaan faktor-faktor produksi atau input dengan output yang dihasilkan. Sehingga petani perlu memiliki pengetahuan mengenai bagaimana cara menggunakan dan mengalokasikan faktor-faktor produksi yang digunakan secara efisien Penelitian dilakukan di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dengan pertimbangan bahwa Desa Sumber Brantas merupakan salah satu sentra tanaman kentang di Kecamatan Bumiaji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang dicapai oleh petani berpengaruh pada tingkat pendapatan usahatani kentang. Penentuan sampel menggunakan metode Stratified random sampling. Jumlah sampel adalah 35 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan ii wawancara dan observasi. Metode analisis data yang digunakan adalah tingkat produksi dan tingkat pendapatan usahatani kentang untuk mengetahui tingkat kelayakan usahatani kentang di Desa Sumber Brantas. Selanjutnya untuk mengetahui faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi usahatani kentang, menggunakan metode analisis fungsi produksi Cobb-Douglas. Nilai efisiensi alokatif dihitung melalui rasio NPM suatu faktor produksi dengan harga masing-masing faktor produksi (Px). Sementara itu, untuk mengetahui pengaruh tingkat efisiensi yang dicapai petani terhadap tingkat pendapatan usahatani kentang dilakukan dengan, menghitung nilai efisiensi alokatif dengan besarnya pendapatan dari masing-masing petani responden. Hasil penelitian efisiensi usahatani kentang di Desa Sumber Brantas sebagai berikut: (1) Tingkat produksi yang dicapai petani di daerah penelitian masih rendah dibandingkan dengan tingkat produksi di Kecamatan Bumiaji. Rata-rata produksi di daerah penelitian sebesar 14.679 kg/ha, dan rata-rata produksi di Kecamatan Bumiaji sebesar 21.527 kg/ha. Tingkat pendapatan usahatani kentang yang dicapai petani di daerah penelitian sebesar Rp. 60.506.945/ha/satu kali musim tanam dengan R/C Ratio sebesar 1,56. (2) Faktor produksi yang berpengaruh positif terhadap produksi usahatani kentang adalah variabel bibit dan pupuk. (3) Nilai NPMx/Px variabel bibit yaitu 1,12, artinya variabel bibit belum efisien dan perlu dilakukan penambahan penggunaan bibit sebesar 2.339 kg/ha. Nilai NPMx/Px pupuk yaitu 2,24, artinya variabel pupuk belum efisien dan perlu dilakukan penambahan penggunaan pupuk sebesar 1.205/kg/ha. (4) Tingkat efisiensi yang berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan usahatani kentang adalah tingkat efisiensi bibit dan tingkat efisiensi pupuk. Apabila tingkat efisiensi bibit naik sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan pendapatannya sebesar 0,217. Begitu pula tingkat efisiensi pupuk, apabila tingkat efisiensinya naik sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan pendapatannya sebesar 0,333. Saran dalam penelitian ini yaitu: (1) Dalam rangka mengoptimalkan produksi dari usahatani kentang, perlu adanya penambahan variabel bibit dan pupuk sesuai dengan hasil dari penelitian yang dilakukan saat ini. Selain itu, juga perlu adanya penggunaan bibit yang bersertifikat resmi guna mendukung peningkatan produksi; (2) Untuk peningkatan pendapatan petani, pengetahuan variabel tenaga kerja perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan penyuluhan tentang budidaya kentang yang baik, sehingga tenaga kerja menjadi lebih terampil dalam berusahatani kentang; (3) Dengan kekurangan yang terdapat pada penelitian ini, diharapkan pada penelitian selanjutnya terkait penentuan penggunaan tenaga kerja yang optimum perlu dipisahkan penggunaan tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga dan tenaga kerja di luar keluarga dikarenakan tenaga kerja pada analisis ini tidak terlihat pengaruhnya terhadap produksi.