Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Stroberi (Fragaria Sp) Agrowisata Dan Non Agrowisata (Studi Kasus Di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)
Main Author: | Subono, JatiUntsaMukarramah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130352/ |
Daftar Isi:
- Kota Batu merupakan Kota Wisata, hal ini terbukti dari data Dinas Pariwisata tahun 2014 yang menyatakan bahwa pengunjung wisata Kota Batu mencapai 1.929.762 orang (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu 2014). Salah satu bentuk wisata yang diminati konsumen adalah agrowisata, karena agrowisata memiliki daya tarik yang berbeda yakni pengunjung dapat menikmati kebun secara langsung, membeli produk, serta ikut berpartisipasi dalam aktivitas petani. Salah satu agrowisata di Kota Batu adalah agrowisata petik stroberi. Pada kenyataannya para petani stroberi sekitar 85,5 % tidak menggunakan lahannya dalam bentuk agrowisata dan petani menjual hasil panen kepada tengkulak. Petani stroberi yang berusahatani stroberi dan mengelola agrowisata menjual hasil panen kepada pengunjung agrowisata dan tengkulak. Pada usahatani stroberi agrowisata selain memerlukan biaya produksi juga memerlukan biaya tambahan lain untuk fasilitas pengunjung agrowisata seperti tempat buah, kantong plastik, biaya promosi dan sarana prasarana yang mendukung agrowisata. Sedangkan, usahatani stroberi non agrowisata hanya memerlukan biaya produksi seperti biaya bibit, polybag, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan biaya lain. Perbedaan usahatani agrowisata dan non agrowisata terletak pada proses pasca panen, penentuan harga jual dan pada pembeli. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan pendapatan usahatani stroberi agrowisata dan non agrowisata. Tujuan penelitian antara lain menganalisis perbandingan keuntungan usahatani stroberi petani agrowisata dan non agrowisata. Selain itu, untuk mengetahui alasan petani memilih berusahatani stroberi agrowisata dan non agrowisata. Metode Penelitian pada penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan bahwa (1) Desa Pandanrejo merupakan sentra penghasil stroberi di Kota Batu, (2) Terdapat sejumlah petani stroberi yang mengusahakan agrowisata dan non agrowisata yang mendukung penelitian, dll. Teknik penentuan sampel dibedakan menjadi 2 yaitu (1) Teknik sensus untuk usahatani stroberi agrowisata, dengan mengambil seluruh unit populasi yang berjumlah 11 orang dan (2) Teknik simple random sampling untuk non agrowisata dengan jumlah 31 petani. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumen, dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis kuantitatif dan analisis deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis usahatani terdiri dari perhitungan biaya usahatani, penerimaan, keuntungan dan uji t. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan alasan petani dalam memilih usahatani agrowisata dan non agrowisata di Desa Pandanrejo. Total biaya usahatani yang dikeluarkan pada usahatani stroberi petani agrowisata sebesar Rp 171.054.093 /Ha/Tahun, sedangakan usahatani stroberi petani non agrowisata sebesar Rp 119.546.780 /Ha/Tahun. Penerimaan yang diperoleh pada usahatani stroberi petani agrowisata sebesar Rp 272.849.690 /Ha/Tahun, sedangkan usahatani stroberi petani non agrowisata sebesar Rp ii 155.117.313 /Ha/Tahun. Keuntungan pada usahatani stroberi petani agrowisata sebesar Rp 101.795.597 /Ha/Tahun, sedangkan usahatani stroberi petani non agrowisata sebesar Rp 35.570.532 /Ha/Tahun. Selisih keuntungan petani pada usahatani stroberi agrowisata dan non agrowisata sebesar Rp 66.225.065 /Ha/Tahun. Berdasarkan analisis uji t, diperoleh hasil thitung adalah 5,438 lebih besar dari nilai ttabel 1,812, yang berarti bahwa keuntungan usahatani stroberi agrowisata berbeda nyata dengan keuntungan usahatani stroberi non agrowisata. Pada tingkat kepercayaan 95 persen (α = 0,05). Alasan petani memilih usahatani stroberi agrowisata karena harga jual yang lebih tinggi sebesar Rp 40.000/Kg dibandingkan dengan harga jual stroberi non agrowisata sebesar Rp 15.000/Kg. Petani memilih usahatani stroberi agrowisata karena untuk meningkatkan pendapatan. Kota Batu sebagai Kota Wisata sebagai tujuan wisata sehingga terdapat peluang dengan membuka usahatani stroberi agrowisata. Petani memilih usahatani stroberi non agrowisata karena mengutamakan keamanan atau jaminan pasar, harga stabil, tengkulak/pengepul dapat menerima semua hasil panen yang diperoleh petani, dan petani terikat oleh tengkulak. Upaya perbaikan usahatani stroberi ke depan, pemerintah diharapkan dapat memberi dukungan berupa pelatihan, pembinaan, modal dan informasi pasar. Bagi petani, sebaiknya beralih dari usahatani stroberi non agrowisata ke usahatani stroberi agrowisata. Pada pemasaran usahatani stroberi non agrowisata selain menjual langsung kepada tengkulak/pengepul sebaiknya petani juga menjual ke agrowisata. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi pengembangan usahatani stroberi agrowisata atau membandingkan usahatani stroberi agrowisata pada penelitian ini dengan usahatani agrowisata lain di daerah setempat.