Analisis Pengendalian Kualitas Dan Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Pestisida Mipcinta 50 Wp Di Pt. Petrokimia Kayaku, Gresik – Jawa Timur
Main Author: | Maftuhah, Roudlotul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130346/ |
Daftar Isi:
- Tanaman pertanian sering diganggu atau dirusak oleh organisme tanaman pengganggu (OPT) yang secara ekonomis sangat merugikan petani. Organisme pengganggu tanaman ini dikenal sebagai hama tanaman, penyakit tanaman, gulma (tumbuhan pengganggu). Menghindari kerugian karena serangan OPT, perlu dilakukan upaya pengendalian yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya pengendalian secara kimiawi dengan produk-produk perlindungan tanaman atau pestisida. Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan perkembangan dan pertumbuhan dari hama, penyakit dan gulma. Pestisida secara umum digolongkan berdasarkan jenis organisme yang akan dikendalikan populasinya. Jenis pestisida antara lain Insektisida (hama), herbisida (gulma), fungsida (jamur) dan nematosida (nematoda). PT. Petrokimia Kayaku merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Petrokimia Gresik yang berperan dalam perindustrian kimia dibidang pertanian yaitu memproduksi pestisida. Pentingnya menjaga kualitas suatu produk adalah agar mampu memenuhi keinginan pasar dimana pada setiap produksi selalu dijaga kualitasnya agar tidak mengecewakan konsumen. Pengendalian kualitas merupakan hal penting untuk memantau proses produksi, tetapi tidak semua perusahaan menerapkan pengendalian kualitas secara statistik untuk mengevaluasi proses produksi, sehingga tidak diketahui apakah produknya terkendali atau tidak. Maka dari itu sangat penting dilakukan upaya evaluasi ulang terhadap sistem manajemen mutu pada PT. Petrokimia Kayaku. Serta dapat dinilai implementasi sistem manajemen kualitas perusahaan terhadap komitmen perusahaan dan departemen-departemen di dalamnya untuk menghadirkan sistem manajemen yang memprioritaskan kualitas dan kepuasan pelanggan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis pelaksanaan pengendalian kualitas produk Mipcinta 50 WP serta mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kerusakan pada produksi Mipcinta 50 WP dan (2) menganalisis atribut apa saja yang menjadi tolak ukur tingkat kepuasan konsumen terhadap produk pestisida Mipcinta 50 WP. Analisis pengendalian kualitas akan dianalisis dengan menggunakan alat bantu statistik SQC (Statistical Quality Control) diantaranya adalah peta kendali p, diagram sebab-akibat dan histogram serta menggunakan alat analisis House of Quality. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah karyawan PT. Petrokimia Kayaku Gresik dan konsumen dari pestisida Mipcinta 50 WP. Karyawan disini adalah yang bekerja di PT. Petrokimia Kayaku Gresik utamanya dibagian produksi. Pengambilan sampel karyawan yang akan dijadikan sebagai responden dlakuakn secara purposive. Sedangkan untuk metode HOQ (House of Quality) metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non i ii probability sampling secara convenience sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Pengendalian kualitas yang dilakukan pada PT. Petrokimia Kayaku Gresik khususnya untuk produk pestisida Mipcinta 50 WP masih berada diluar batas kendali dimana masih terdapat banyak kerusakan atau reject produk dalam proses produksi Mipcinta 50 WP. Dari analisis pengendalian kualitas menggunakan alat bantu analisis SQC didapatkan hasil batas kendali atas kerusakan (UCL) sebesar 0,1421, garis tengah (CL) sebesar 0,1281 dan batas kendali bawah (LCL) sebesar 0,1140. Dari kerusakan atau reject yang dihasilkan selama 12 bulan proses produksi didapatkan 6 titik yang berada diluar batas kendali atas (UCL) dan 6 titik yang berada diluar batas kendali bawah (LCL). Sedangkan berdasarkan analisis HOQ didapatkan atribut efikasi memiliki penilaian kepuasan konsumen yang tertinggi hal ini menjelaskan bahwa konsumen masih merasa sangat puas dengan atribut tersebut dan atribut yang perlu diubah atau dievaluasi adalah atribut kemasan. Prioritas teknik yang perlu didahulukan dalam rangka efisiensi biaya dan proses untuk merubah atau mengevaluasi atribut kemasan adalah proses pengemasan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah penampilan dari kemasan yang ada agar lebih menarik namun tetap mengutamakan faktor keamanan karena sifat produk yang berbahan dasar kimia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hendaknya pihak perusahaan melakukan perbaikan dalam hal pengawasan pada proses produksi serta menerapkan SOP perusahaan dan perlu mengevaluasi atribut kemasan produk Mipcinta 50 WP sehingga pembeli dapat lebih tertarik lagi dalam membeli produk pestisida Mipcinta 50 WP.