Peran Tenaga Kerja Wanita Dan Faktor-Faktor Yang Mendasari Rekrutmen Tenaga Kerja Wanita Di Upt Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kebun Dlanggu, Mojokerto, Jawa Timur

Main Author: Ameliola, Syifa
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130344/
Daftar Isi:
  • UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Dlanggu merupakan salah satu cabang dari UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura milik Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, yang bergerak di agribisnis tanaman pangan dan hortikultura dengan luas area lahan adalah 4 hektar. Jenis penelitian ini adalah studi kasus, dan bertujuan untuk mengetahui peran tenaga kerja wanita dan faktor-faktor yang mendasari rekrutmen tenaga kerja wanita di UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Dlanggu, Mojokerto, Jawa Timur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja. Hal ini didasarkan atas UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Dlanggu berfungsi sebagai pemasok Pendapatan Asli Daerah (PAD) Mojokerto, melalui usaha budidaya dan pemasaran beberapa jenis komoditas tanaman pangan dan hortikultura. Responden penelitian ditentukan dengan teknik nonprobability sampling, yaitu purposive (sengaja) pada seluruh tenaga kerja di UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Dlanggu yang berjumlah 10 orang, terdiri atas 1 koordinator kebun, 5 tenaga kerja wanita, dan 4 tenaga kerja pria. Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis gender dan analisis deskriptif kualitatif. Ditinjau dari 4 aspek dalam analisis gender, yaitu aspek aktivitas, aspek akses, aspek kontrol, dan aspek manfaat, tenaga kerja wanita lebih dominan dalam berbagai kegiatan di UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Dlanggu. Hal ini dikarenakan jumlah tenaga kerja pria lebih sedikit dibandingkan tenaga kerja wanita, yaitu berjumlah 4 orang yang memiliki tugas di bagian budidaya, sedangkan tenaga kerja wanita berjumlah 6 orang, yang terdiri dari 1 koordinator kebun, 2 tenaga kerja wanita di bagian budidaya, dan 3 tenaga kerja wanita di bagian pemasaran. Tugas yang dibebankan kepada tenaga kerja pria tergolong lebih sedikit daripada tenaga kerja wanita, namun lebih berat apabila ditinjau dari segi tenaga dan waktu. Alasan mendasar yang mendorong wanita bekerja di UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Dlanggu adalah untuk menambah penghasilan keluarga. Hal ini dikarenakan penghasilan suami belum mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari rumah tangga dan biaya sekolah anak. Alasan lain yang mendorong wanita bekerja adalah agar secara ekonomi tidak bergantung pada suami, mempunyai minat dan keahlian tertentu yang ingin dimanfaatkan, memperoleh status, sarana mengembangkan diri. Alasan UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Dlanggu melakukan rekrutmen tenaga kerja wanita adalah untuk memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan agribisnis, yaitu untuk menghasilkan produksi yang berkualitas baik dan memiliki nilai jual tinggi, sehingga mampu memenuhi permintaan pasar terhadap tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur, khususnya di Mojokerto. Rekrutmen tenaga kerja wanita disesuaikan dengan kebutuhan sumber daya manusia dalam kegiatan agribisnis dan kas keuangan yang dimiliki UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun iv Dlanggu. Pihak yang memiliki kewenangan dalam perekrutan tenaga kerja adalah Ibu Istikomah, selaku koordinator UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Dlanggu di bawah pengawasan UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Lebo, Sidoarjo yang merupakan UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Pusat milik Dinas Pertanian Jawa Timur. Faktor-faktor yang mendasari rekrutmen tenaga kerja wanita adalah karakteristik organisasi, karakteristik pekerja, serta kebijakan dan praktek manajemen. Berdasarkan karakteristik organisasi, UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Dlanggu tidak memiliki otonomi dalam mengatur kegiatan agribisnisnya dan rincian biaya yang diperlukan, melainkan seluruhnya telah diatur secara terperinci oleh UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Lebo, Sidoarjo. Berdasarkan karakteristik pekerja, ditinjau dari 14 aspek dalam analisis deskriptif kualitatif, yaitu aspek ketaatan, tanggungjawab, pengabdian, kejujuran, insentif, perawatan kesehatan dan pengobatan, penghargaan pengabdian, tunjangan kesejahteraan, keamanan, kepuasan kerja, atasan, teman sekerja, promosi, dan gaji, tenaga kerja wanita lebih dominan untuk menerima secara lapang dada berbagai ketentuan dan fasilitas yang disediakan, jika dibandingkan dengan tenaga kerja pria, khususnya pada aspek pengabdian, kejujuran, insentif, penghargaan dan pengabdian, tunjangan kesejahteraan, promosi, dan gaji. Berdasarkan kebijakan dan praktek manajemen, pengambilan keputusan dalam merekrut tenaga kerja di UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Dlanggu meliputi 2 sumber utama, yaitu sumber internal dan eksternal. Rekrutmen tenaga kerja wanita tergolong dalam sumber eksternal. Berkaitan dengan perekrutan tenaga kerja berdasarkan sumber eksternal, Dinas Pertanian Provinsi menyerahkan seluruhnya pada masing-masing cabang divisi, sebab jenis perekrutan tenaga kerja ini bersifat tidak mengikat, berbeda dengan perekrutan tenaga kerja di UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Kebun Lebo yang tergolong dalam Pegawai Negeri Sipil (PNS), sehingga perlu ada bimbingan dan keputusan dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur.