Optimalisasi Persediaan Bahan Baku Produk Kripik Nangka “So Kressh” Kualitas Ekspor (Di Cv Kajeye Food Kota Malang, Jawa Timur)

Main Author: PPraharsiwi, AnggiPutri
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130341/
Daftar Isi:
  • Tanaman Nangka merupakan tanaman yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena tanaman nangka ini dapat tumbuh hampir di setiap daerah. Menurut Dirjen Hortikultura Departemen Pertanian (2013) produksi buah nangka di Indonesia mengalami peningkatan produktivitas dari tahun 2011 yang menghasilkan 654.108 ton, pada tahun 2012 menghasilkan 730.208 ton, dan pada tahun 2013 menghasilkan 737.572 ton buah nangka segar. Kandungan air pada buah nangka yang cukup tinggi membuat buah nangka segar yang tidak mendapatkan perlakuan pascapanen dengan benar maka akan terjadi kerusakan atau pembusukan. Penanganan buah yang kurang hati-hati pada saat panen termasuk pengemasan dan transportasi, akan menyebabkan kerusakan 10-60%. Hal tersebut mengakibatkan kehilangan hasil, penurunan produksi, kerugian hingga penurunan kualitas. Oleh karena itu, perlu upaya peningkatan umur simpan dan nilai tambah buah-buahan (Sofyan, 2004). Pengolahan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan umur simpan buah. Salah satu pengolahan buah yang bertujuan untuk mengawetkan dan menyajikan bahan menjadi lebih siap konsumsi, meningkatkan kualitas yaitu berupa Kripik Nangka “So Kressh” Kualitas Ekspor. Perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku nangka segar merupakan salah satu faktor yang mendukung kontinyuitas produksi kripik nangka “So Kressh” kualitas ekspor. Perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku nangka segar diperlukan sebagai bahan pertibangan dalam menentukan kuantitas dan tingkat persediaan nangka segar yang dibutuhkan sehingga produk kripik nangka “So Kressh” kualitas ekspor di CV Kajeye Food dapat memenuhi permintaan konsumen. Penerapan perencanaan dan pengendalian persediaan yang kurang baik dapat menimbulkan permasalahan bagi perusahaan, yaitu terganggunya kegiatan produksi karena kurangnya persediaan nangka segar atau bertambah besarnya biaya akibat pemeliharaan kelebihan bahan. Permasalahan yang terjadi pada CV Kajeye Food ini adalah persediaan nangka segar masih belum mencukupi permintaan konsumen. Selain itu perusahaan belum melakukan perencanaan kebutuhan bahan baku untuk periode satu tahun yang akan datang yaitu tahun 2015. Persediaan yang dilakukan menggunakan prinsip hanya dengan melakukan produksi sebanyak-banyaknya di waktu musim buah nangka dan melakukan penjualan dilakukan ketika tidak musim buan nangka atau tergantung permintaan konsumen. Penggunaan sistem produksi tersebut menyebabkan produksi agak sulit untuk diprediksikan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi pengendalian persediaan bahan baku produk kripik nangka “So Kressh” kualitas ekspor pada CV Kajeye Food; (2) Menganalisis peramalan kebutuhan bahan baku produk kripik nangka “So Kressh” kualitas ekspor pada CV Kajeye Food untuk satu periode (2015); (3) Menganalisis tingkat efisiensi biaya persediaan bahan baku produk kripik nangka “So Kressh” kualitas ekspor pada CV Kajeye Food. Penelitian ini dilaksanakan di CV Kajeye Food, Kota Malang, Jawa Timur. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain, data produksi, dan penjualan, data bahan baku, waktu tunggu pembelian bahan baku, harga bahan baku, biaya persediaan, gambaran umum perusahaan seperti sejarah perusahaan, visi misi perusahaan dan struktur organisasi CV Kajeye Food. Hasil analisis perencanaan persediaan bahan baku nangka segar untuk produk Kripik Nangka “So Kressh” Kualitas Ekspor dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan perencanaan persediaan. Menurut hasil analisis menggunakan metode EOQ untuk periode satu tahun yang akan datang memiliki lebih besar dari pada kebijakan perusahaan. Kuantitas kebutuhan bahan baku nangka segar optimal untuk periode yang akan datang sebesar 9642,81 kilogram. Persediaan pengaman untuk periode yang yang akan datang sebesar 2071,35 kilogram. Waktu tunggu kedatangan bahan baku nangka segar (lead time) yang optimal adalah 1 hari atau 0,143 minggu atau waktu siklus pemesanan yang dapat diketahui yaitu 10 hari. Selama ini CV Kajeye Food tidak menerapkan adanya titik pemesanan kembali (reorder point), sedangkan titik pemesanan kembali (reorder point) untuk periode yang akan datang sebesar 2206,03 kilogram. Persediaan minimum dan maksimum yang harus tetap dijaga CV Kajeye Food pada periode 2015 masing masing sebesar 129,5 kilogram dan 11.714,16 kilogram. Total biaya persediaan bahan baku selama periode sebelumnya yaitu kebijakan perusahaan adalah sebesar Rp 996.024,00. Sedangkan jika perusahaan menggunakan metode EOQ diperoleh total biaya yang lebih kecil yaitu sebesar Rp 622.086,51. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa pengendalian persediaan bahan baku nangka segar di CV Kajeye Food selama periode sebelumnya yaitu tahun 2014 belum efisien. Sehingga dengan menerapkan metode EOQ, maka perusahaan dapat lebih hemat Rp 373.937,49 untuk total biaya persediaan Produk Kripik Nangka “So Kressh” Kualitas Ekspor setiap minggunya. Penerapan metode EOQ dengan melakukan peramalan kebutuhan bahan baku terlebih dahulu menjadikan persediaan bahan baku produk kripik nangka “So Kressh” kualitas ekspor ini optimal. Saran dari penelitian ini adalah: (1) CV Kajeye Food perlu melakukan perbaikan pada perencanaan dan pengendalian khususnya persediaan produk kripik nangka “So Kressh” kualitas ekspor, yaitu dengan melakukan pemesanan bahan baku yang ekonomis sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan produk kripik nangka “So Kressh” kualitas ekspor. (2) Sistem perencanaan persediaan bahan baku nangka segar dengan metode peramalan seperti Winter’s Method dapat dilakukan untuk memprediksikan kebutuhan bahan baku produk kripik nangka “So Kressh” kualitas ekspor. Metode ini tepat digunakan apabila data yang dimiliki mencukupi syarat perhitungan peramalan. (3) Analisis pengendalian persediaan dengan menggunakan metode EOQ dapat dijadikan sebagai solusi metode pengendalian yang ekonomis. Metode ini dapat diterapkan dengan menambah kuantitas bahan baku dengan waktu pemesanan ekonomis yaitu 10 hari.