Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Budidaya Jamur Kancing (Agaricus Bisporus) Di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo
Main Author: | Maulana, LianaPadmaPraba |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130340/ |
Daftar Isi:
- Petani jamur kancing peserta Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di Kecamatan Sukapura mengalami penurunan dari 230 menjadi 49 orang. Berdasarkan survei pendahuluan, terdapat perbedaan budidaya jamur kancing antara PT. SJAP dengan petani. Perbedaan tersebut menjadikan petani jamur kancing yang ada di Kecamatan Sukapura mengalami kerugian, sehingga petani memutuskan untuk berhenti melakukan kegiatan budidaya jamur kancing. Petani membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh petani juga semakin besar. Oleh karena petani harus mengatur penggunaan faktor produksi dan biaya produksi untuk menghasilkan output tertentu. Sehingga pertanyaan penelitiannya adalah faktor produksi apa saja yang berpengaruh terhadap kuantitas produksi jamur kancing, apakah kegiatan budidaya telah mencapai efisiensi teknis, komponen biaya produksi apa saja yang berpengaruh terhadap biaya produksi, dan apakah kegiatan budidaya telah mencapai efisiensi ekonomi. Studi efisiensi telah banyak dilakukan untuk mengukur kinerja unit usaha, seperti Khan dan Saeed (2011) yang mengukur efisiensi teknis, harga maupun ekonomi pada budidaya tomat. Efisiensi teknis diukur dari perbandingan produksi aktual yang dicapai petani dengan produksi potensial yang dapat dihasilkan oleh petani. Sedangkan efisiensi ekonomi diperoleh dari perbandingan antara biaya produksi minimum yang dapat dikeluarkan oleh petani dengan biaya produksi aktual yang dikeluarkan petani. Sementara Schiau and Rus (2013) mengukur efisiensi pada produksi jamur kancing di Feldiora. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini mengkaji efisiensi teknis dan ekonomi pada pada budidaya jamur kancing di Kecamatan Sukapura. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor apa saja yang berpengaruh pada produksi jamur kancing, tingkat efisiensi teknis, komponen biaya produksi yang berpengaruh terhadap biaya produksi, dan level efisiensi ekonomi pada budidaya jamur kancing. Penelitian ini dilakukan di lima desa yaitu Desa Ngadirejo, Wonokerto, Ngadas, Jetak, dan Ngadisari. Metode pengambilan responden dilakukan dengan cara sensus sebanyak 49 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan mendokumentasikan. Cara untuk menghitung efisiensi teknis dapat diperoleh dari koefisien hasil estimasi fungsi produksi Cobb Douglas Stochastic Frontier, nilai tersebut menunjukkan produksi potensial yang nantinya akan dibandingkan dengan produksi aktual petani. Sedangkan efisiensi ekonomi dapat diperoleh dari koefisien hasil estimasi fungsi biaya Cobb Douglas Stochastic Frontier yang menunjukkan biaya produksi minimal dibandingkan dengan biaya produksi aktual. Hasil perhitungan efisiensi pada budidaya jamur kancing di Kecamatan Sukapura adalah sebagai berikut: 1. a. Faktor produksi yang berpengaruh signifikan terhadap produksi jamur kancing adalah log media, tenaga kerja dan, air. i b. Faktor produksi yang tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi jamur kancing adalah pestisida. 2. a. 49 kumbung berada pada tingkat efisiensi teknis tinggi, 15 kumbung berada pada tingkat efisiensi teknis sedang, dan 6 kumbung berada pada tingkat efisiensi rendah. b. Penggunaan input tenaga kerja pada kategori efisiensi teknis tinggi lebih sedikit dari pada kategori efisiensi teknis rendah. c. Usia pada kategori efisiensi teknis tinggi lebih muda dengan tingkat pendidikan tinggi dibandingkan usia petani pada kategori efisiensi teknis rendah. 3. a. Komponen biaya produksi yang berpengaruh signifikan terhadap biaya produksi yang dikeluarkan petani adalah harga log media, upah tenaga kerja dan jumlah produksi. b. Komponen biaya produksi yang tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya produksi yang dikeluarkan petani adalah harga pestisida dan harga air. 4. a. 50 kumbung berada pada tingkat efisiensi ekonomi tinggi, 18 kumbung berada pada tingkat efisiensi ekonomi sedang, dan 2 kumbung berada pada tingkat efisiensi ekonomi rendah. b. Biaya tenaga kerja pada kategori efisiensi ekonomi tinggi lebih kecil dari pada kategori efisiensi ekonomi rendah. c. Petani pada kategori efisiensi ekonomi tinggi berusia lebih muda dengan didominasi tamatan SMA, sedangkan petani pada kategori efisiensi ekonomi rendah berusia 50 tahun dengan tingkat pendidikan yang hanya tamatan SD. 5. Pada budidaya jamur kancing 49 kumbung dari keseluruhan jumlah kumbung telah mencapai tingkat efisiensi teknis diikuti efisiensi ekonomi tinggi. Sedangkan 1 kumbung hanya mencapai tingkat efisiensi ekonomi tinggi tanpa diikuti efisiensi teknis yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan petani dapat mengurangi penggunaan input khususnya tenaga kerja, petani dapat menggunakan 66 HOK pada kisaran 458 unit log media pada tahapan budidaya pemanenan. Selain itu petani dapat menghemat biaya untuk biaya tenaga kerja. Saran untuk pemerintahan yaitu pemerintah dapat melakukan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) seperti di Kecamatan Sukapura untuk daerah lain dengan target sasaran adalah petani yang berada pada usia produktif dan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Selain itu juga dapat dilakukan pada petani pada tingkat pendidikan rendah, namun harus ada kegiatan pelatihan khusus untuk memberikan pengarahan mengenai budidaya jamur kancing yang benar